Aug 30, 2011

Hippy drug 'cures drunks'

Thesun.co.uk - A TRIPPY drug taken by hippies could help cure alcoholics, scientists believe.

Ibogaine, found in a West African shrub, became popular in the Sixties because it caused vivid hallucinations.

But now researchers have found that the drug also boosts parts of the brain that fight addictions, and hope it can be used to treat drinkers.

Experts at the University of California made the discovery by turning mice into alcoholics, making them give up drinking for two weeks ? then giving some of them ibogaine.

The rodents who took the drug no longer craved booze, while the rest continued to drink alcohol when offered it.

Ibogaine even stopped the mice “falling off the wagon”, according to the report in this month’s Journal of Neuroscience.

“The discovery that ibogaine reduced binge drinking after a period of abstinence was an exciting finding for us,” said Dr Patricia Janak, a researcher at the university’s Ernest Gallo Clinic and Research Centre.

“This is the type of behaviour in alcoholics for which very few effective drugs exist.”

The scientists now hope they can control ibogaine’s mind-bending side-effects and make it work on humans.

Alcohol kills 7% of British men aged 15 to 44, and the NHS spends £6billion a year on problems caused by booze.

But Dr Bruce Ritson, vice president of the Medical Council on Alcohol, warned: “It’s obviously a long step from mice to men.”

Aug 29, 2011

Banned Hyundai Commercial

Menjajal Motor Sport Honda CBR250R di Jalanan Jakarta

Detik.com - Lahirnya Honda CBR250R langsung memicut perhatian para pecinta roda dua Indonesia, khususnya pecinta motor sport. Antusiasme pun berkembang luas. Banyak yang penasaran seperti apa rupa sebenarnya motor ini dan bagaimana kemampuannya.

Beruntung detikOto mendapat kesempatan ketiga untuk mengetes motor ini. Bila dalam dua kesempatan sebelumnya detikOto berkesempatan memacu motor ini di 2 sirkuit berbeda baik di Sirkuit Bira, Pattaya, Thailand maupun di Sirkuit Sentul, Indonesia, kini detikOto ingin merasakan denyut Honda CBR250R ketika ada di jalan raya biasa.

Tujuan pengetesan ini tentu saja untuk mengetahui bagaimana ergonomi motor berkapasitas 250 cc ini ketika menghadapi medan jalan Jakarta yang penuh kejutan mulai dari lubang jalan hingga kemacetan yang terasa mengular.

Honda CBR250R yang kali ini di tes oleh detikOto berbeda dengan yang dites di dua sirkuit tadi. Bila sebelumnya detikOto mencoba Honda CBR250R dengan fitur Anti-lock brake system alias ABS, kini detikOto mencoba Honda CBR250R non ABS yang dijual seharga Rp 39,9 juta.

Perjalanan dimulai dari markas detikOto di wilayah Warung Buncit, Jakarta Selatan.

Motor pun dinaiki, jarak antara jok ke tanah yang tidak terlalu tinggi membuat kaki detikOto yang memiliki tinggi 169 cm terasa mantap manapak tanah. Inilah salah satu keuntungan yang didapat ketika tanah kelahiran CBR ada di Thailand yang notabene masyarakatnya memiliki postur tubuh yang mirip dengan Indonesia.

Selongsong gas pun diputar, mesin menderu dengan lembut. Untuk permulaan, detikOto mengarahkan motor berharga Rp 39,9 juta ini menuju kawasan Kuningan.

Jalanan Jakarta sore hari tentu menjadi momok menakutkan bagi para pengguna jalan. Kemacetan terasa menggurita dan tidak ada habisnya. detikOto merasakan ini mulai dari jalur neraka di Jl. Buncit Raya hingga Kuningan.

Namun ketakutan karena membawa motor berukuran besar yang 'ribet' ketika macet ternyata tidak terjadi. Honda CBR250R yang memiliki dimensi 2,035x0,720x1,125 meter (PxLxT) terasa cukup lincah membelah macet. Apalagi stang CBR250R bisa berbelok cukup 'patah' sehingga aksi menyelip di antara mobil bisa dilakukan dengan santai.

Malah bukan tubuh gendut CBR250R yang menurut detikOto menghalangi aksi menyelip di kemacetan, melainkan panjangnya spion yang diaplikasi di motor ini yang lebih terasa sedikit mengganggu, terutama bila kemacetan membuat motor harus berdesakan dengan kendaraan lain.

Namun secara garis besar, Honda CBR250R sangat nyaman digunakan diperkotaan, ketakutan para pengguna pada kemacetan yang ditakutkan akan membuat ribet tidak terjadi. Karena Honda CBR250R sepertinya memang dirancang untuk menempati habitat di perkotaan.

Lalu bagaimana dengan performanya? Untuk urusan yang satu ini detikOto mengetesnya di sepanjang jalur Jl MT. Haryono hingga Jl Gatot Soebroto. Penelusuran dimulai dari kawasan Cawang, Jakarta Timur hingga Slipi, Jakarta Barat ketika malam sudah datang.

Ulir gas pun dipelintir. Mesin CS250RE, liquid cooled, 4 tak DOHC pun menderu. Dengan 1 silinder yang diaplikasi motor ini suara CBR250R lebih lembut dan tidak ngebas seperti halnya motor 2 silinder. Mungkin ini yang dianggap sebuah kekurangan bagi para pecinta roda dua. "Suara knalpot CBR250R kurang macho," kata seorang teman.

Motor pun melaju. Lagi-lagi Honda CBR250R membuktikan diri sebagai motor sport perkotaan. Kecepatan 60-85 km perjam sangat mudah dikail di motor yang memiliki bore stroke 76x55 dan rasio kompresi 10,7 ini saat transmisi ada di gigi 3 dan 4.

Tubuh Honda CBR250R ini pun terasa lincah dan nurut ketika diajak meliuk untuk menghindari motor dan mobil yang melaju pelan di jalan saat malam. Hal itu didukung pula oleh aplikasi suspensi telescopic di depan dan Pro-link suspension system di belakang juga membantu kestabilan motor ini ketika meliuk dan melibas lubang jalan.

Terlebih roda yang membalut pelek palang lima di motor ini terbilang cukup lebar, yakni 110/70-17M/C di roda depan dan 140/70-17M/C di belakang. Ukuran lebar roda belakang CBR250R lebih lebar dibanding milik Ninja 250R.

Ketika sampai di traffic light kawasan Pancoran dan Kuningan, rem cakram hidrolik yang mengisi 2 rodanya terasa mantap menghentikan laju motor. Meski terasa agak limbung ketika direm mendadak, motor ini tetap mudah dikendalikan.

Selepas traffic light Kuningan, jalur panjang dari Kuningan hingga Slipi pun terbentang. Motor pun melaju, dan kecepatan Honda CBR250R pun terkail. Setelah beberapa kali dibuat kaget dengan ranjau jalan alias lubang jalan di seberang Planet Hollywood, Honda CBR250R mampu membuktikan kelasnya.

Dan yang cukup mengagetkan adalah kecepatan 120 km per jam yang didapat detikOto ketika motor melaju diantara Semanggi hingga Slipi. Kecepatan itu pun dicapai dengan mudah, tidak terlalu memaksa motor 'berkeringat'.

Memang kecepatan ini lebih rendah dari kecepatan yang kami dapat ketika memacu motor ini di Thailand atau di Sentul, namun situasi dan kondisi Sirkuit dan jalan tentu berbeda dan kecepatan 120 km perjam di sebuah jalan raya umum adalah sebuah hal yang patut diapresiasi.

Over all, dengan segala kelebihannya, terutama aplikasi sistem injeksi PGM-FI dan standar emisi Euro3 ditambah desain yang fresh dan harga yang kompetitif, Honda CBR250R pantas menjadi pertimbangan bagi mereka yang ingin bermain di kelas motor 250 cc.

Ratusan Mobil Porsche Ditarik dari Pasaran

Detik.com - Akibat masalah pada sabuk pengaman, produsen mobil sport, Porsche terpaksa harus menarik (recall) ratusan mobil sport mereka dari seluruh dunia. Model yang ditarik pun beragam mulai dari beragam tipe 911, Boxster hingga Cayman keluaran paling baru.

Porsche seperti detikOto kutip dari Detroit News, Senin (22/8/2011) mengatakan kalau ada masalah di sabuk pengaman 87 mobil sport Porsche keluaran terbaru yang sangat mungkin dapat menyebabkan sabuk tidak bekerja dengan baik.

Penarikan tersebut 235 unit di antaranya ada di Amerika Serikat dan sisanya menyebar di berbagai negara dunia. Mobil yang ditarik adalah model-model tahun terbaru, 2011 dan 2012 untuk varian mobil Porsche seperti 911 Carrera, 911 GT3, 911 Speedster, 911 Targa, 911 Turbo, Boxster dan Cayman.

Recall ini dilakukan oleh Porsche secara sukarela setelah pabrikan mobil yang berbasis di Stuttgart, Jerman ini menemukan cacat pada sabuk pengaman produksi salah satu pemasok mereka.

"Tidak ada kecelakaan atau cedera yang telah disebabkan oleh masalah itu," ungkap juru bicara Porsche Hermann-Josef Stappen. Untuk memperbaiki kesalahan tersebut, Porsche akan memeriksa sabuk pengaman mobil-mobil Porsche dan mengantinya bila memang perlu.

Penarikan ini bukanlah yang pertama. Sebab pada bulan Juni lalu, Porsche juga terpaksa harus menarik (recall) mobil sport Porsche 911 karena bermasalah di bagian kaki-kaki mobil.

Tidak tanggung-tanggung, sekitar 1.702 unit Porsche 911 terkena dampak ini karena baut roda Porsche 911 ditenggarai memiliki masalah hingga harus diperbaiki dan diganti bagian kaki-kakinya.

Penarikan ini meliputi Porsche 911 GT2 RS, Porsche 911 GT3, Porsche 911 GT3 RS, Porsche 911 Turbo dan Porsche 911 Turbo S. Seluruh Porsche 911 yang direcall tersebut merupakan Porsche 911 baru hasil produksi 2010-2011.

Sambut Liburan, Sony Pangkas Harga PS

Detik.com - Musim liburan akhir tahun memang masih cukup lama. Namun Sony sejak sekarang sudah mempersiapkan strategi untuk menggenjot penjualan konsolnya di musim liburan. PlayStation 3 (PS3), akan dipangkas lagi harganya.

Ini adalah pemangkasan harga kedua kalinya yang dilakukan Sony terhadap PS3. Sebelumnya, Sony sudah pernah menurunkan harga konsol andalannya ini sebesar 25 persen menjadi USD 299.

Dikutip detikINET dari AFP, Rabu (17/8/2011), Sony kini menggunting kembali harga PS3--kapasitas 160GB--dari USD 299 menjadi USD 249 di Amerika Utara dan untuk Eropa menjadi 249 euro dari sebelumnya 299 euro. Sedangkan di Jepang, harganya menjadi 24.980 yen dari 29.980 yen.

Langkah ini diambil Sony setelah pesaing terdekatnya Nintendo, melakukan pemangkasan harga pada 3DS. Perangkat game genggam dengan kemampuan 3D ini harganya turun sekitar 40 persen sejak 11 Agustus 2011.

Hingga saat ini, Sony tercatat telah menjual lebih dari 50 juta unit PS3 di seluruh dunia serta memperluas portfolio game dan konten video di PlayStation Network hingga lebih dari 60 ribu judul.

Aug 17, 2011

Jebakan Gorengan Berbumbu Plastik

Liputan6.com - Surga makanan berbasis gorengan bisa Anda jumpai dimana-mana. Karenanya penikmat gorengan tak akan pernah khawatir makanan renyah dan gurih ini hilang di pasaran. Pasalnya, usaha ini juga digandrungi banyak pedagang. Penganan yang dijual sederhana ini, tak membutuhkan banyak keakhlian untuk membuatnya, cukup bermodal bahan baku seperti tempe, tahu plus sedikit bumbu dan minyak goreng.

Meski belakangan pola hidup dan pola makan terutama masyarakat perkotaan mulai berubah, salah satunya menghindari makanan mengandung lemak ataupun minyak, penggemar gorengan tak jua surut. Cara menikmatinya pun beragam, ada yang asal comot saja buat cemilan, tapi ada pula yang menjadikannya layaknya ritual. Menyeduh teh dan kopi panas rasanya tak lengkap jika tak disajikan bersama penganan gorengan.

Salah satu pedagang gorengan adalah Wirta. Belasan tahun ia menjajakan penganan gorengan di wilayah Jakarta Pusat. Ia mengaku trik ataupun resep dia dapatkan dari kerabatnya, yaitu penganan berbahan baku tepung terigu, sayuran bahkan bumbu untuk melezatkan gorengannya.

Dengan modal Rp 300 ribu dagangan gorengannya bergulir tiap hari. Wirta pun hanya mematok harga yang sangat murah, yakni Rp 500 per satu gorengan. Bisa dibayangkan betapa kecil Wirta mengambil keuntungan. Tapi ia yakin setiap pedagang akan mendapat rezekinya jika berjualan dengan jujur dan mementingkan kualitas.

Namun, berjualan dengan cara jujur tak melulu menarik perhatian pedagang. Trik menjerat pembeli juga tak selalu dengan cara yang sportif. Disinyalir ada segelintir pedagang gorengan nakal yang menggunakan bahan kimia dicampur minyak goreng dengan jumlah yang tak bisa dipertanggungjawabkan. Padahal, upaya curang seperti itu bukan hanya merugikan konsumen tapi ada bahaya lain mengintai.

Rumor tak sedap itu menyebutkan bahwa minyak goreng yang digunakan ternyata ada yang dicampur plastik. Untuk membuktikan kebenaran berita itu, salah satu pemain, pedagang gorengan yang kabarnya menggunakan minyak goreng berbumbu plastik, ditemui Tim Sigi untuk menyerap informasi lebih jauh seputar proses pembuatannya.

Langkah awal belanja kebutuhan bahan-bahan baku untuk membuat penganan gorengan. Bahan utama dari kudapan gorengan, yakni tempe, tahu, tepung terigu juga bumbu penyedapnya satu persatu dibeli.

Proses olahan pun dimulai. Sang pedagang mengupas, memotong, menyiapkan bahan baku terlebih dulu. Proses pembuatan dilanjutkan membuat olahan bumbu untuk gorengan. Biasanya ada sebagian pedagang yang menggoreng dagangannya di rumah. Ketidaklaziman muncul disini. Plastik yang biasanya digunakan untuk membungkus tiba-tiba dicampurkan sang pedagang kedalam minyak gorengannya.

Berbagai macam penganan gorengan yang juga bisa dijadikan lauk itu siap dijajakan. Catatan pentingnya penganan ini sudah terkontaminasi plastik. Namun, si pedagang nakal inipun mau memberikan bocoran cara membedakan penganan yang diproses dengan minyak goreng bercampur plastik.

Lalu bagaimana akibatnya jika gorengan mengandung plastik dikonsumsi oleh manusia? Jelas-jelas itu berbahaya dan bisa mengundang penyakit serius. Plastik dinilai mengandung racun yang tinggi dan diklasifikasikan sebagai bahan kimia yang bisa menyebabkan penyakit kanker.

Secara kasat mata dan pengetahuan umum sungguh aneh dan sangat tak lazim makanan digoreng dalam minyak yang dioplos plastik. Ini jelas tak higienis dan tak layak dikonsumsi.

Tak ingin gegabah dan terlalu cepat mengambil kesimpulan, sampel penganan gorengan diambil untuk ditelisik. Sampel berupa tahu goreng, tempe goreng dan ubi goreng dibawa untuk dilakukan uji laboratorium di Laboratorium Badan POM di Jakarta.

Langkah awal proses uji laboratorium sejumlah sampel penganan gorengan difoto menggunakan alat near infra red atau screening terhadap tempe yang digoreng dengan minyak yang diduga bercampur plastik. Kedua dengan menggunakan kromatografi gas massa untuk memastikan jenis plastik apa yang terkandung dipenganan gorengan tempe dan tahu. Dan hasilnya sudah bisa ditebak, tempe maupun tahu buatan seorang pedagang gorengan nakal terindikasi terlarut plastik jenis polietilen.

Ini membuktikan kedua makanan tersebut sudah tak layak konsumsi. Selain dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan tubuh, ternyata efek jangka pendek juga bisa dirasakan pada beberapa orang yang sensitif atas penggunaan bahan kimia tertentu. Video

Komparasi Honda CBR 250R non ABS vs 150R, Beda Karakter!

Otomotifnet.com - Honda CBR 250R non Antilock Brake System (ABS) dan CBR 150R cuma terpaut tipis masalah harga. CBR 250R non ABS dilepas Rp 39,9 juta, sedang CB 150R dijual Rp 33 juta. Cuma terpaut Rp 6,9 juta saja.

Jadinya pilih yang mana? Tentunya sesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai salah pilih lalu menyesal di kemudian hari. Yuk simak ulasannya!

Antara Sporty dan Elegan

Secara bentuk memang bagai pinang di belah dua. Tapi membelah pinangnya besar sebelah ya! Meski mirip, CBR 250R punya dimensi lebih gambot.
Perbedaan fitur misalnya aplikasi lampu depan tanpa saklar di CBR 150R, sedang CBR 250R masih pakai saklar. Lalu kunci kontak dan setang dengan pelindung magnet ada pada CBR 150R, di CBR 250R fitur ini nihil.

Pilihan warnanya juga beda. CBR 250R tampil lebih elegan dengan pilihan warna merah, silver dan hitam. Kesemuanya bernuansa metalik dengan paduan warna silver. Sedang CBR 150R punya pilihan warna sporty; merah, hitam dan kombinasi merah-biru-putih.

Handling

Duduk diatas jok kedua motor ini, pasti Honda CBR 150R lebih bersahabat untuk pengendara bertubuh tak terlalu besar. Tinggi joknya hampir sama tapi CBR 250R lebih lebar sehingga kaki harus sedikit lebih dibuka, jadinya kaki harus sedikit menjinjit untuk tinggi pengendara tak lebih dari 165cm.

Handlingnya, CBR 150R dipastikan lebih lincah. Bobotnya lebih ringan, hanya 138 kg, sedang CBR 250R mencapai 161 kg. Belum lagi sumbu roda yang lebih pendek. CBR 250R punya jarak 1.370 mm, CBR 150R hanya 1.310 mm. Meliuk di kemacetan lebih santai, tak perlu tenaga ekstra.

Melibas tikungan CBR 250R lebih mantab. Yang membedakan, suspensi belakang CBR 150R lebih lembut ketimbang CBR 250R. Pantat motor mudah mengayun ketika melibas tikungan dan ada jalanan tak rata.

Akselerasi CBR 250R Lebih Galak

Bicara performa, beda juga karakternya. Kalau yang suka akselerasi dan stop an go pasti bakal lebih kerasan dengan performa mesin 250 cc satu silinder pada CBR 250R. Putaran bawah CBR 250R lebih galak.

Sedang CBR 150R lebih enak di putaran atas. Torsi maksimum 12,66 Nm-nya ada di 8.500 rpm makanya baru enak di 6.000 sampai 7.000 rpm ke atas. Jadi sang pengendara harus pandai-pandai menempatkan gigi sesuai dengan kecepatan dan putaran mesin untuk mendapatkan performa yang mengigit.

Untuk membuktikan tarikan bawah CBR 250R lebih yahud, dilakukan pengetesan dengan menggunakan alat ukur Vericom VC-3000. Untuk mencapai kecepatan dari 0 – 60 km/jam, CBR 150R butuh waktu 4,4 detik. Sedang CBR 250R yang isi silinder lebih besar 100 cc, hanya 3,3 detik.

Satu lagi yang menjadi catatan dalam komparasi ini adalah suhu mesin kedua motor ini selalu stabil. Suhunya tidak pernah lebih dari tiga bar dari total 6 bar pada indikator suhu mesin. Rasanya kipas electric di radiator cukup membantu mendinginkan mesin.

CBR 150R Unggul Konsumsi BBM




Sebelumnya pernah melakukan pengetesan konsumsi BBM sendiri-sendiri, kali ini dibuat bersamaan. Jangan heran kalau hasilnya sedikit berbeda. Menempuh rute yang bervariasi, melalui jalur padat kemacetan dan ketika ketemu jalan lurus yang sepi, motor dipacu maksimal.

Hasilnya, meski sama-sama mengusung sistem injeksi PGM-Fi, CBR 150R lebih unggul dengan 1 liter Pertamax untuk 35 km. Sedang CBR 250R, sedikit lebih haus. Karena 1 liter Pertamax akan habis usai berlari 32 km.