Aug 30, 2009

Sensasi Rempah di Nasgorkam Kebonsirih

Nasi Goreng, siapa tak kenal menu makanan ini. Bahkan, konon semasa tinggal di Jakarta presiden Amerika Serikat Barack Obama menggemari masakan satu ini dan hingga kini merindukan untuk mencicipinya lagi. Menu ini cocok untuk teman buka puasa Anda.

Lantas apakah Obama pernah mengunjungi Nasi Goreng Kambing (nasgorkam) Kebonsirih? Jawabnya, mungkin tidak ada yang tahu.

Ya, Nasi Goreng Kambing Kebonsirih memang cukup punya nama, terutama di kalangan pencinta kuliner tradisional. Warung yang didirikan jauh sebelum Obama datang ke Tanah Air ini terletak di mulut sebuah gang kecil di Jalan Kebonsirih Raya, Jakarta Pusat

Menu khas warung yang berukuran memanjang hingga sekitar 9 meter ini tak lain adalah Nasi Goreng Kambing berikut olahan kambing lainnya yaitu sate kambing. Menu lain yang belum lama dihadirkan adalah Sate Ayam dan Nasi Goreng Ayam

Nasi Goreng Kambing ini memiliki ciri khas pada bumbu rempah-rempahnya seperti cengkeh dan lada. Saat Warta Kota mencicipi, sensasi bumbu dari rempah-rempah langsung menggigit lidah. Memang agak mirip nasi kebuli, karena sama-sama menggunakan minyak samin.

Adi (37) adalah generasi kedua yang mengelola kedai nasi goreng yang sudah ada sejak Maret 1958. Ia mewarisinya dari sang ayah Haji Nein yang asal Pamulang, Banten.

“Awalnya memang kalo orang Pamulang nyebut, Jakarta itu kota, kalo mau nyari kerjaan ya di sana, lantas ayah saya nyoba-nyoba bikin nasi goreng, ya Alhamdulillah eksis sampai sekarang,” tutur sarjana komputer ini.

Warungnya sempat berpindah sekitar beberapa meter dari tempat awal berdiri tetapi masih di Jalan Raya Kebonsirih, tepatnya di depan Apotik Gambir yang kini berubah menjadi sebuah kafe karena adanya proyek pembuatan trotoar. Lantas tahun 1993 kembali berpindah ke tempat semula hingga kini.

Dalam sehari ia bisa menghabiskan 1 kuintal beras untuk membuat sekitar 300 porsi nasi goreng. Bahan lainya seperti daging kambing, yang diolah mencapai 60 kg tiap harinya, dan ayam mencapai 8 ekor.

Saat ini dari ketujuh anak Haji Nein hanya tiga yang setiap harinya mengawsi warung. Adi adalah salah satunya. Bersama adik dan kakaknya setiap hari mereka bergantian mengelola warung yang dibuka mulai pukul 17.00 hingga pukul 02.00 dini hari ini.

Pengunjung yang datang beragam bahkan ada yang dari luar kota salah satunya Hendra (40). Pria asal Bandung ini mengaku sudah jadi pelanggan tetap. “Tiap ke Jakarta saya pasti ke sini, saya tahunya dari mulut ke mulut, kebetulan memang sekarang saya lagi berbelanja di Jakarta,” tutur wiraswastawan ini.

Begitu juga dengan Ikhsan (30), ia cukup sering menyambangi warung yang menurutnya paling enak se-Tanah Air ini. “Menurut gue nasi goreng paling enak di Indonesia ya di sini,” ujar karyawan perusahaan telekomunikasi ini.

Dua orang turis asal Belanda, Ivana (26) dan Mika (25) yang kebetulan sedang menikmati nasi goreng kambing, menyebut adanya unsur eksotisme dalam masakan ini. “Nasi goreng kambing is very good, yeah it's so exotic and spicy,” ujar kedua sahabat di SMA ini.

Dari tenda berukuran sekitar 9 x 1,5 m2 yang dipasang bisa menampung kurang lebih 30 orang. Tetapi jangan khawatir jika Anda tidak mendapatkan tempat duduk, karena masih ada sekitar 40 bangku plastik yang disediakan di luar tenda. Andapun bisa menikmati nasi goreng kambing sambil mengobrol santai.

No comments:

Post a Comment