May 29, 2011

The Pingin - Hidung Terlarang

Hindari Pencurian Motor, Ini Tipsnya

Sepeda motor menjadi kendaraan paling diincar oleh si tangan panjang. Selain mudah dicuri, menjualnya kembali pun tidak begitu sulit.
Berikut beberapa tips agar terhindar dari pencurian sepeda motor seperti dilansir dari Puskominfo Polda Metro Jaya, Rabu 25 Mei 2011

1. Parkir di tempat resmi dan aman.

Usahakan untuk selalu parkir di tempat parkir resmi dengan tingkat pengawasan dan keamanan yang tinggi. Kalau bisa pilih saja lokasi parkir yang terdapat petugas yang selalu memeriksa STNK ketika akan meninggalkan tempat parkir, dan ada tiket bukti parkir. Kemudian ada kamera pengawas cctv dan banyak petugas keamanan yang menjaga di sekitar tempat parkir.

2. Berikan tambahan kunci pengaman pada motor.

Kunci sepeda motor dengan kunci tambahan. Contohnya seperti kunci roda, kunci setang rahasia, alarm, gembok, rantai, maupun kunci disc cakram.

3. Parkir di tempat yang mudah diawasi.

Jika memarkir kendaraan di depan rumah baik rumah sendiri atau rumah orang lain serta di tempat umum, sebaiknya parkir di tempat yang mudah terlihat dari dalam. Serta pasang mata dan telinga jangan sampai lalai karena pencuri sepeda motor hanya butuh kurang lebih satu menit untuk menggasak motor Anda.

4. Waspada terhadap Mobil Boks, Pickup dan Truk yang berada di samping motor.

Dari beberapa kasus yang terjadi, pelaku curanmor menggunakan jenis mobil-mobil tersebut yang parkir di samping atau sekitar parkiran motor. Pencuri sepeda motor dapat dengan cepat menggotong motor dan membawa kabur.

5. Amankan barang berharga bawaan.

Jika ada tempat penitipan helm dan jaket segera titipkan di tempat tersebut. Namun bila khawatir dengan tempat penitipan, Anda bisa pasang kotak atau boks motor di belakang sepeda motor.

6. Mengurangi Perhatian Pencuri

Motor yang terlihat bagus, baru dan berdaya jual tinggi dengan sistem pengamanan yang kurang sangat disukai oleh pelaku curanmor. Motor yang sudah kelihatan jelek atau biasa saja dengan pengamanan yang cukup dan bila dijual harganya murah termasuk jenis motor yang cukup aman dari pencurian motor. Menutup motor dengan kain penutup dapat mengurangi perhatian pencuri dan akan mempersulitnya untuk melaksanakan aksinya. Dengan menutup motor dengan bahan anti air juga dapat melindungi motor dari kehujanan dan terik sinar matahari.

7. Membina hubungan baik dengan petugas parkir dan tetangga

Untuk lebih aman, jika parkir di tempat yang rutin atau sering misalnya di kampus, kantor, rumah, mini market, warung, Anda bisa pelan-pelan membina hubungan baik dengan orang di sekitarnya. Jika ada waktu ajak petugas parkir ngobrol, nongkrong, dan sebagainya. Kalau punya uang lebih memberi uang rokok ke petugas parkir tersebut. Tujuannya adalah agar tukang parkir menjadi kenal dan otomatis kenal juga dengan motor. Jika motor diusili orang maka dengan cepat tukang parkir akan menyadari dan menindaklanjuti dengan tegas.

May 19, 2011

Cerita Bocah Pengais Rezeki di Musim Libur

Kompas.com - Masa libur panjang menjadi saat orangtua mengajak putra-putri mereka berlibur di tempat rekreasi. Namun, kebiasaan itu tidak berlaku bagi Anissa Safitri dan banyak bocah lain di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Bocah perempuan berusia 10 tahun, siswi kelas III di Sekolah Dasar Negeri 198 Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, ini lebih memilih menghabiskan masa liburannya dengan menjual hasil kerajinan tangan di tepi pantai Tanjung Bira.

Nisa mencari uang dengan menjual barang dagangan bersama neneknya, Sitti Daeng Batu-Batu (60). Di atas meja kecil berukuran 50 x 40 cm, warga asal Kabupaten Kepulauan Selayar ini menyusun kerajinan tangan seperti kalung, rangkaian bunga, asbak, pin, dan jepitan rambut yang semuanya terbuat dari kerang laut.

"Bantu Nenek mencari uang, hasilnya untuk beli perlengkapan sekolah," ungkap Nisa yang duduk di depan meja jualannya sambil menunggu wisatawan.

Nisa adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan petani Satuaman dan Asniati. Nisa mengaku, jika hari sepi, ia hanya mendapatkan keuntungan Rp 20.000, bahkan tak jarang dagangannya tidak terjual sama sekali. Sementara pada hari libur seperti saat ini, Nisa bisa mendapat keuntungan Rp 70.000 atau Rp 100.000 setiap hari. Barang dagangan Nisa mulai dari harga terendah Rp 5.000 hingga harga tertinggi Rp 7.000.

"Awalnya sering lihat Nenek menjual sambil menawarkan barang dagangannya ke wisatawan yang sedang lewat di depan. Karena penasaran dan sudah pandai berhitung, akhirnya Nenek melepaskan saya berjualan dengan menggunakan meja sendiri, sementara nenek mencari lahan dengan meja sendiri pula," cerita Nisa, Selasa (17/5/2011) kemarin.

Biasanya, Nisa baru membantu neneknya mencari uang pada hari Sabtu dan Minggu. Menurut dia, pada dua hari itu pengunjung biasanya ramai datang ke pantai.

Cerita Nisa tidak jauh berbeda dari Ridwan yang masih berusia delapan tahun. Ridwan, yang masih duduk di kelas II Sekolah Dasar Kasimpureng, lebih memilih membantu orangtuanya dengan pergi menjaring ikan di tengah laut ketika liburan tiba.

Membantu orangtua di atas kapal nelayan merupakan tempat liburan yang mengasyikkan bagi Ridwan dan tiga rekan seusianya yang juga ikut membantu bapaknya ke laut.

Bermain sembari mencari uang, kata Ridwan. "Bapak tidak memperbolehkan saya ikut pada waktu sekolah, karena kalau pergi melaut biasanya satu hari satu malam," ujar Ridwan sambil memisahkan ikan hasil tangkapannya yang tersangkut di jaring.

May 14, 2011

Kangen Ibu, Bocah 10 Tahun Nggandol Truk

Surya.co.id - Rasa kangen terhadap sang bunda yang tengah dipenjara, membuat Franklin Villca, 10, nekad. Bocah asal Bolivia ini memilih “nggandol” di dalam truk agar bisa bertemu ibunya.

Tak disangka-sangka, Villca malah kesasar hingga Chile. Truk yang ditumpanginya bahkan sempat melewati pegunungan Andes, yang berjarak kurang lebih 500 km!

Akhir pekan lalu, bocah malang ini tiba di kota Iquigue, Chile, sekitar 1.800 km sebelah utara Santiago. Ia terpaksa menempuh perjalanan selama tiga hari tanpa makan dan minum dalam bak truk yang mengangkut bahan mineral.

“Saya cuma ingin menemui ibu saya,” isak bocah lelaki ini kepada stasiun televisi chile, TVN, Jumat (13/5/2011).

Awalnya Vilca naik truk di kota Oruro, Bolivia. Ia mengira kendaraan tersebut akan membawanya ke Cochabamba, tempat ibunya menjalani hukuman. Ternyata ia malah naik truk dengan rute yang berbeda. Ia terbawa melintasi gunung setinggi 3.000 meter dari permukaan laut.

Villca lalu turun dari truk tersebut dan kebingungan di jalanan Alto Hopicio, dekat Iquique. Seorang perempuan bernama Margarita Flores melihatnya dan merasa kasihan. Flores lalu membawanya pulang.

“Saya seorang ibu. Barangkali ibunya menderita saat ini,” ujar Flores.

Villca sempat diserahkan pada polisi, namun pengadilan di Iquique memutuskan ia boleh tinggal di rumah keluarga Flores sampai ia bisa diserahkan kembali ke pemerintah Bolivia.

May 11, 2011

The Marines: Real Story Behind May 1998 Riot

Perspektif.net - Back in May 98, when Jakarta was literally burning, the Chief of Staff of the Indonesian Navy, Chief Admiral Arief Kushariadi, was on his way for some pre-scheduled trip using the Navy helicopter. As he was flying over Jakarta, he could not help noticing the movement of rioters on the ground and the fires they started. He was amazed that he could not see any sizeable force of security personnel to oppose the rampaging rioters. He assessed the situation that strategic places such as the presidential palace had not been completely secured by sizeable military units visible from the air.

Being in a separate chain of command (thus he had no control of any Army or Police units), and thinking that Jakarta was in danger, he immediately contacted the Commanding Officer of Marines 2nd Infantry Brigade based in Cilandak, Southern Jakarta. Adm. Kushariadi inquired of available forces that the 2nd Marines Brigade could move at that instant. To his surprise, the Brigade commander replied that he had none. All of his available forces had been BKO-ed to Jakarta Military Garrison (Komando Garnizun Jakarta) and they were already fielded when Adm. Kushariadi reached him over the radio. This even include all combat support (Banpur) personnel, artilery and cavalry. The marines had a battalion of cavalry (amphibious PT-76 tanks and BTR-50 amphibious Armored Personnel Vehicle) in Cilandak. However, those armored cars remained in their base with nobody left to operate them.

Unbeknownst to the Admiral, the Marines based in Cilandak Jakarta had been involved in a plot engineered by Commander of the Army Strategic Reserves (Kostrad), Lieut. Gen. Prabowo and his clicks. Prabowo had realized that the Marines was the only military unit that was able to contest his Army Special Forces (Kopassus) in combat. He happens to be a good friend of Maj. Gen. Suharto, the Marines Corps Commanding General at the time, when they shared quarters during their days at the Integrated Staf and Command College (Seskogab) in Bandung a few years before. When Prabowo was in charge of the Kopassus, he tried to bring the two corps closer together. Having almost unlimited source of funding (thanks to the support he enjoyed from Cendana), Prabowo not only beefed up his Kopassus but he also sent some contributions to the Marines, commanded then by this old roommate of his. After living as a step son for more than three decades, the Marines received Prabowo contribution with a warm feeling. However, Suharto was aware of some moves from Prabowo that might follow the contributions.

It did come in 1997, when Prabowo proposed "to better integrate" Kopassus and the Marines. How? By interchanging personnel between the two corps. He wanted to have some Kopassus men in every Marines unit and to be part of the unit during the operation. Suharto flatly refused this proposal. Politely, he explained to Prabowo that the Marines has a different doctrine from its counterparts in Kopassus. The Indonesian Marines (owing to much similarities to the USMC) follow the doctrine as a professional combat unit. They never did nor wish to ever raise their weapons against their own countrymen. The marines subscribes to a frontal type combat style where the objective is as clearly defined as the identity of the enemy. When the Marines are landing on the beach, they must assume that the beach was part of Indonesian soil invaded by some foreign enemies. So "mendarat dan menang" just simply does not apply to the Indonesian Army doctrines.

Knowing that he could not influence the neutrality and professionalism of the Marines, Prabowo decided that he should at least tied up all available Marines units in Jakarta area when his troops were to secure power from then defunct government of President Soeharto. He was able to do this because Maj. Gen. Sjafrie Samsoeddin, the Commanding General of Jakarta Military Area Command (Kodam Jaya),, ex officio the Jakarta Garrison Commander, was his old friend from the Military Academy days and part of his click. Samsoeddin cleverly ordered the Marines to stand guard at some less important locations far away from the area being destroyed by rampaging rioters.

Now, back to Adm. Kushariadi. Realizing that there was no effective military unit to protect Jakarta, the prudent Admiral immediately raised the Commanding Officer of the Marines 1st Infantry Brigade based in Karang Pilang, Surabaya, East Java. Kushariadi ordered Surabaya to get ready one full infantry battalion equipped for combat deployment (they did not have extensive anti-riot (PHH) equipments). He also ordered Surabaya to get ready all available tank and armored car (panser) crews. Using all available planes belonging to the Navy fleet air arm (including the Nomad & CASA 212), the Admiral instructed the Marines battalion and its combat equipment to be flown in to Jakarta at all possible speed. As you may have suspected, the Navy did not possess planes with heavy load capacity, it took the small navy planes several sorties between Jakarta-Surabaya to finally air lifted the entire Marine battalion to Halim Perdanakusuma Air Force Base in Jakarta.

As soon as the Surabaya Marines battalion landed in Jakarta, Adm. Kushariadi ordered the infantrymen to secure strategic locations including the Presidential Palace area. The cavalry crew from Surabaya immediately started and manned all available tanks and armored cars still sitting in their hangars in Cilandak. These tanks were then rolling into Jakarta street to join the Marines infantrymen already in locations.

Adm. Kushariadi thought he had saved the city from total mayhem. Well, he did, but unbeknownst to him, his action also foiled two opposing groups that were just getting ready to launch a coup: Commander in Chief of the Armed Forces, Gen. Wiranto's group facing Prabowo's group. Both Wiranto and Prabowo were cooking their own coup scenario. The situation in Jakarta was intentionally brewed to allow the deployment of combat troops in Jakarta using the riots as an excuse. While Wiranto and Prabowo were cooking up strategy to beat their opponents, they forgot to take into account the x-factor such as Adm. Kushariadi, who was totally outside the plot and unaware of the coup plans from either side.

So, now Jakarta is in chaos, the army troops from both factions are ready. But the arrival of a marine battalion from Surabaya, now supported with tanks, (note that the Marines tanks are better armored and more heavily armed than those wheeled cavalry units fielded by Kodam Jaya) had rendered both Wiranto and Prabowo's plan unexecutable without serious consequences. If either Wiranto or Prabowo kept pressing forward with their coup plan, then they will not only face the other army faction but also a battalion of Marines from Surabaya. Also, as soon as the three Marines infantry battalions from Cilandak, which were BKO-ed to Kodam Jaya, realized that their brothers from Surabaya were here and there is a coup attempt in progress, then the full Infantry Brigades would retract themselves from under the control of Kodam Jaya and rejoined their original unit. Even under BKO, all Marines field commanders would certainly put the order coming from their Chief of Staff (Adm. Kushariadi) and their own Brigade Commanding Officer much higher than orders coming from Kodam Commander, Maj. Gen. Sjafrie Samsoeddin. Therefore, whoever wanted to press forward with their coup plan, they will have to face the entire Marines 2nd Infantry Brigade with an additional extra battalion from Surabaya. That is more than 4000 professional and very well trained combat troops, complete with their artilery and cavalry which have no match among the Army units in Jakarta. No to count the long range guns of the Navy battle ships at the Tanjung Priok, Jakarta harbor, which at that time were told to have been pin-pointed toward the directions of Merdeka Timur, Cilangkap, Cijantung, and Cilodong.

Some inside sources indicate that Wiranto replaced Adm. Kushariadi a few months after the May Incidents because of what the Admiral did to save Jakarta. Regardless of the outcome and consequences of his actions, Adm. Kushariadi, the Marines, and the Indonesian Navy as a whole, had again made their selfless contribution to the survival of the Republic. But as usual, the Navy remained unnamed in the history pages of Indonesia. However, the people of Indonesia had witnessed how their Marines display a true sense of military professionalism in the handling on various public unrest which culminated in the Semanggi Incident in November 1998. If only the people of Indonesia could find out the truth about May 1998 and the unparalleled role played by their Marines and Navy in the recent struggle of their country...

Honda Siap Rombak Tiger?

Detik.com - Setelah sekian lama tidak dipoles, Honda akhirnya berencana untuk merombak total tampilan motor sport andalannya, Tiger. Bukan permak, tapi merombak. Kabarnya tampang baru motor ini akan benar-benar berbeda dan akan dibekali dengan mesin yang juga berbeda.

Honda Tiger sendiri sejak diluncurkan pada 1993 belum mengalami perubahan yang revolusioner. Untuk desain tubuh memang sempat dirombak dua kali yakni saat Honda Tiger Revolution Cruiser lahir di 2006 dan Honda Tiger New Revolution Cruiser lahir di 2008. Meski begitu, mesin yang digendong si macan tetaplah sama.

Namun sebentar lagi motor itu akan total berubah. PT Astra Honda Motor yang memproduksi Tiger siap melepas macan baru yang benar-benar beda dengan yang sekarang ada.

"Saat ini memang sedang dibicarakan. Riset juga sudah berlangsung," ucap sumber detikOto di PT Astra Honda Motor.

Lebih lanjut sang sumber membeberkan kalau Honda Tiger terbaru nanti dipastikan akan memiliki tampilan yang jauh berbeda. Begitu pula dengan mesin yang yang akan digendongnya. "Itu juga baru," tegasnya.

Namun berapakah kira-kira kapasitas mesin baru Honda Tiger kelak? Apakah tetap 200 cc atau malah akan menyamai sang lawan Scorpio yang memiliki kapasitas mesin 225 cc atau bahkan naik tingkat ke 250 cc.

"Itu juga masih diteliti," pungkasnya.

May 5, 2011

Sergap Osama, Navy SEAL Gunakan Helikopter Siluman

Wartakotalive.com - Pasukan elit Navy SEAL diduga menggunakan helikopter jenis baru berteknologi siluman yang masih dirahasiakan. Dugaan itu muncul berdasarkan ciri fisik reruntuhan heli di dekat rumah persembunyian Osama bin Laden, yang terkesan aneh, atau tidak dikenal sebelumnya.

Berdasarkan foto yang disebarkan oleh European PressPhoto Agency, benda yang tersandar di dinding tembok pagar sisi luar rumah Osama itu diyakini oleh para ahli pesawat sebagai rotor (baling-baling) ekor helikopter.

Menurut penjelasan dari CIA sebelumnya, salah satu heli yang digunakan untuk menyergap Osama di Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei lalu, mengalami gangguan teknis sehingga harus mendarat darurat di dalam pekarangan rumah Osama.

Setelah operasi kelar, pasukan komando Navy SEAL lantas meledakkan helikopter tersebut hingga luluh lantak tak berbentuk. Personil yang menggunakan heli itu tak ada yang mengalami cedera, dan mereka pulang dengan menumpang heli lainnya.

Ternyata ada komponen lain dari heli nahas itu yang tidak ikut diledakkan karena berada di luar tembok. Menurut Aviationweek.com, situs yang khusus mengulas dunia penerbangan, benda besar tersebut diyakini adalah rotor belakang jenis lima atau enam bilah baling-baling.

Hanya saja, bekas rotor itu bentuknya lain daripada rotor helikopter militer pada umumnya. Bentuknya mirip dengan rotor helikopter eksperimen V-22s. Heli ini masih dirahasiakan keberadaan oleh AS.

Foto fisik V-22s ini masih amat jarang. Tubuh heli ini didesain khusus sehingga tak tertangkap radar (stealth) alias siluman.

Berdasarkan analisis Aviationweek.com, heli itu mengalami kecelakaan karena terbang statis terlalu rendah, sementara tekanan udara tiba-tiba berkurang. Akibatnya, baling-baling tak mampu menopang badan heli.

Heli itu pun jatuh dalam posisi rotor masih berada di sisi luar tembok. Begitu membentur atas tembok, badan heli jatuh di pekarangan dalam, sedangkan ekornya berada di luar tembok. Karena berada di luar tembok maka personil Navy SEAL tak sempat meledakkannya mengingat waktunya terbatas.

Lantas apakah memang benar operasi komando yang teramat rahasia itu juga mengggunakan helikopter yang sampai sekarang masih dirahasiakan keberadaannya itu?

Yang pasti selama dalam perjalanan menuju sasaran ke rumah Osama yang menempuh jarak ratusan kilometer wilayah udara Pakistan, radar militer Pakistan tidak menangkap gerak tiga atau empat helikopter yang digunakan untuk operasi tersebut.

May 4, 2011

Six Things Your Salesperson Won’t Tell You

Mint.com - In a society where transparency and full disclosure are often celebrated, the salesperson is a throwback to a time when companies profited from your ignorance.

Last week we reviewed some of the things your call-center representative won’t tell you when you phone a company, but let’s be honest: Most of those problems could have been avoided at the point of sale.

What if you’d said “no” to the lemon at the car dealership? What if you hadn’t booked that awful cruise? And what if you’d refused to buy the termite-infested house?

Salespeople are not evil, but sometimes they do evil things. Often, the evil they do is simply omitting important facts. For example:

1. I work on commission
Perhaps the biggest “did-I-forget-to-mention-that?” is how a salesperson is paid. That’s important, because salaried employees are far less likely to drive you into buying an unnecessarily expensive item, or even the wrong item (if a manufacturer is paying them a financial “override”). You’re not entitled to know the salesperson’s salary, but questions about how they’re compensated are fair game. Don’t be shy about asking.

2. I must meet my quota
Even if a salesperson says he or she isn’t on a commission, you shouldn’t assume they’ll offer the best advice. That’s because retailers frequently impose quotas on salaried employers that act in a way that’s similar to a commission. Sell your quota, and you receive a good evaluation. Sell more, and you’ll get a bonus. Sell less, and you’re in trouble. They won’t volunteer that information, but you should be aware that it’s happening behind the scenes, even in businesses where commissions are unheard of.

3. I’m reciting a script
Effective salespeople are well trained, and that usually means someone has told them what to say when you raise an objection to a purchase or ask a difficult question. Sometimes, the scripting is obvious: You’re at the check-out counter, and a sales associate tries to upsell you on something (“How about an extended warranty?”). But the best scripts are more subtle, anticipating your objection to the sale and offering you a smooth, seemingly spontaneous answer that changes your purchasing decision. An effective script doesn’t sound like a script – but that doesn’t make it any less of a script.

4. My products suck
If you want to get an idea of what employees really think of the products they peddle, don’t ask them on the sales floor. You’ll always get the same, predictable answer. Pause for a moment on your way to the restroom and listen to the break-room chatter, or look at the employee parking lot. (For example, if you’re at a car dealership, check out the vehicles the sales staff is driving. Do they prefer Toyotas at a Honda dealership?) If you’re buying a TV, asking a salesman what he watches at home is a completely fair question. If he hems and haws on the answer, or is vague, then odds are the products he’s selling are sub-par.

5. This product is about to go on sale
Why would they say anything when a customer is about to pay full price for something? Yet a quick search on your smartphone, or a direct question – “Is this about to go on sale?” – might reveal the best time to buy is next week. You could save a lot of money.

6. A lot of people have returned this item
Open-ended questions like, “Do your customers like this product?” are just set-ups, and they’re begging for a scripted answer. Your inquiries have to be precise: How many people have returned this product? Unless you ask the question directly, your salesperson probably won’t tell you. In fact, he or she may not tell you even if you ask directly. You may have to do some independent research before making the purchase.

When you buy a product, remember that salespeople are there to persuade you to buy a product – not necessarily to make an informed buying decision. It’s the nature of the beast. And what they don’t tell you is as important – if not more important – than what they do.

Waspada Minyak Goreng Jadi-Jadian

Liputan6.com - Wisata kuliner menjadi salah satu yang menyenangkan saat ini. Bahkan bisa dibilang sudah jadi bagian gaya hidup. Perasaan puas bisa didapat apabila berhasil mendapatkan makanan yang benar-benar sesuai keinginan alias lezat. Apalagi jika dapat harga yang pas pula.

Makanan diproses dengan berbagai cara di antaranya dengan digoreng. Bisa dikatakan hampir seluruh masyarakat menggunakan minyak goreng dalam pengolahan makanan. Tak heran produk minyak goreng laku keras di pasaran mulai minyak kemasan bermerk hingga minyak goreng curah.

Harga minyak goreng Rp 9.000 hingga Rp 13 ribu per kilogram mulai dirasa berat sebagian penggunanya. Ini yang dimanfaatkan  oknum tak bertanggung jawab. Seorang narasumber mengatakan di wilayah pantai utara Jawa beredar minyak goreng jadi-jadian alias bekas namun diolah ulang untuk dijual.

Praktiknya mereka menggunakan zat kimia yang tak bisa dipertanggungjawabkan dalam pengolahannya. Mereka menyebutnya bubuk primer dan aktiviar. Diduga bubuk itu merupakan sejenis penjernih. Adapun untuk mendapatkan minyak goreng bekas tak terlalu sulit. Harganya murah yakni Rp 3.000 per liter.

Alat yang diperlukan membuat minyak goreng jadi-jadian antara lain kompor, drum bekas, dan salah satu komponen terpenting  bubuk kimia calcium bentonite yang digunakan mengendapkan kotoran di dalam minyak. Minyak jelantah kemudian dipanaskan hingga mendidih.

Selanjutnya bubuk kimia disiapkan dengan takaran yang tak masuk akal yakni lima gayung mandi untuk 25 liter minyak jelantah. Keesokan harinya minyak berwarna hitam keruh berubah menjadi kuning layaknya minyak goreng baru. Ini karena ampas masakan dan bubuk kimia mengendap di bawah.

Tak hanya warung kecil yang kerap menjadi pelanggan minyak bekas ini. Pesanan partai besar juga mereka ladeni. Minyak goreng bekas dengan campuran bahan kimia ini digunakan untuk memasak makanan yang setiap hari dihidangkan untuk pelanggan. Namun tak ada pelanggan yang curiga.

Para pengoplos menggunakan penjernih minyak untuk mendapatkan hasil maksimal. Penjernih minyak memang lazim digunakan untuk menjernihkan minyak mentah. Fungsinya untuk mengendapkan kotoran seperti sisa tandan, unsur logam. dan kotoran lainnya. Tapi ini hanya berlaku untuk minyak mentah bukan minyak bekas yang telah digunakan sebelumnya.

Yang namanya limbah sudah barang tentu berbahaya. Sudah seharusnya dibuang dan tidak untuk dikonsumsi. Apalagi untuk manusia. Yang dibutuhkan saat ini adalah kejelian dan kecermatan kita selaku konsumen dalam memilih minyak goreng yang akan digunakan.

Minyak goreng oplosan muncul karena beberapa sebab di antaranya harga minyak goreng di pasaran yang terus merangkak. Bagaimanapun konsumen harus benar-benar mewaspadai minyak goreng jadi-jadian agar tak membahayakan kesehatannya di kemudian hari. Video

Obama Tonton Live Penggerebekan Osama

Liputan6.com - Presiden AS Obama menonton secara live detail penyergapan sampai penembakan Osama Bin Laden di layar televisi di kantornya di Gedung Putih. Melalui kamera video yang dipasang di helm seorang tentara AS, Obama dapat melihat secara bebas saat Osama ditembak di bagian kepala dekat mata kirinya.

Seperti dilansir situs Telegraph.co.uk, Selasa (3/5), rekaman video itu juga melihatkan tentara tersebut menyeret tubuh Osama kemudian menembak lagi di dada Osama, untuk memastikan ia sudah mati. Rekaman dari pertempuran di tempat persembunyian Osama di Pakistan itu disiarkan langsung ke Gedung Putih melalui satelit. Menurut rekaman itu juga terlihat seorang wanita yang merupakan istri Osama bertindak sebagai tameng untuk melindungi suaminya saat ia ditembak dengan senapan AK47.

Akhirnya, Osama pun tewas bersama dengan tiga orang lain, termasuk salah seorang putranya. Beberapa jam kemudian, tubuh pemimpin Al-Qaeda itu dikebumikan di laut. Meskipun Presiden Obama mengklaim kematian gembong teroris membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan lebih baik, kepala Badan Intelijen Pusat (CIA) menegaskan teroris pasti merespon kematian Osama.

Beberapa foto Obama beserta staf-staf Keamanan Gedung putih lainnya saat menonton secara live detik-detik tewasnya Osama dirilis beberapa media internasional, pada Senin (2/4) malam. Tak hanya Obama, Menlu Hilary Clinton pun hadir di dalam ruangan kecil Situation Room itu.