Liputan6.com - Keseharian masyarakat Indonesia pada umumnya mengonsumsi nasi beserta pelengkapnya yang mengandung protein, mineral, dan zat lain yang dibutuhkan tubuh. Kebutuhan akan karbohidrat belakangan juga mulai diperoleh dari jenis makanan lainnya seperti roti.
Roti cepat menjadi primadona. Penggemar makanan berbahan baku gandum dan tepung ini bertumbuh cepat. Roti menjadi alternatif makanan utama berkarbohidrat selain nasi. Berbagai jenis roti diproduksi. Manis, asin, tawar. Roti nano-nano alias segala rasa juga ada.
Peluang ini dimanfaatkan sebagian orang untuk mencari untung. Pabrik roti hampir ada di setiap daerah. Namun, ternyata ada segelintir oknum pedagang atau pembuat roti yang tak jujur. Mereka hanya ingin mengeruk laba sebanyak-banyaknya tanpa peduli kesehatan para konsumen.
Cara kotor oknum pembuat roti salah satunya dengan menggunakan daging tidak sehat sebagai bahan baku. Dan, mungkin tanpa disadari, Anda pernah mengonsumsi roti isi daging aspal tersebut.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku pertama-tama membeli daging ayam. Namun bukan daging ayam segar yang dibeli tetapi yang sudah jadi bangkai atau biasa disebut ayam tiren. Ayam tiren (mati kemarin) dipilih karena harganya jauh lebih murah. Tidak jarang sang oknum juga menggunakan daging babi.
Setelah ayam didapat, pelaku mencari bahan dasar lainnya seperti tepung dan mentega. Pembelian bahan baku selesai. Saatnya mengolah bahan yang dibeli menjadi roti. Tepung, telur, dan susu dicampur. Cuek saja, tanpa mencuci tangan. Pelaku mencampur semua bahan dengan santai.
Tahap berikutnya, daging ayam tiren dan daging kaki empat yang diduga tak halal dibersihkan. Kemudian, kedua daging dicacah menjadi potongan kecil dan diberi bumbu penyedap untuk menyamarkan rasa. Selanjutnya daging digoreng sampai matang.
Jika adonan tepung dan isi roti telah siap, pelaku memproses roti isi daging ayam tiren satu per satu. Proses terakhir, roti dimasukkan ke oven. "Awalnya pake daging sapi, tapi untungnya tipis. Sekarang pakai ayam tiren dan babi. Keuntungan lebih banyak," ujar pelaku.
Sebelum dikirim ke pelanggan, roti lebih dulu diberi nama sesuai dengan isinya, agar tak tertukar antara daging ayam, daging "sapi" dan roti isi coklat. Dagangan pun siap dijajakan. Roti daging aspal laris manis. Semua pembeli tertipu. Video
Roti cepat menjadi primadona. Penggemar makanan berbahan baku gandum dan tepung ini bertumbuh cepat. Roti menjadi alternatif makanan utama berkarbohidrat selain nasi. Berbagai jenis roti diproduksi. Manis, asin, tawar. Roti nano-nano alias segala rasa juga ada.
Peluang ini dimanfaatkan sebagian orang untuk mencari untung. Pabrik roti hampir ada di setiap daerah. Namun, ternyata ada segelintir oknum pedagang atau pembuat roti yang tak jujur. Mereka hanya ingin mengeruk laba sebanyak-banyaknya tanpa peduli kesehatan para konsumen.
Cara kotor oknum pembuat roti salah satunya dengan menggunakan daging tidak sehat sebagai bahan baku. Dan, mungkin tanpa disadari, Anda pernah mengonsumsi roti isi daging aspal tersebut.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku pertama-tama membeli daging ayam. Namun bukan daging ayam segar yang dibeli tetapi yang sudah jadi bangkai atau biasa disebut ayam tiren. Ayam tiren (mati kemarin) dipilih karena harganya jauh lebih murah. Tidak jarang sang oknum juga menggunakan daging babi.
Setelah ayam didapat, pelaku mencari bahan dasar lainnya seperti tepung dan mentega. Pembelian bahan baku selesai. Saatnya mengolah bahan yang dibeli menjadi roti. Tepung, telur, dan susu dicampur. Cuek saja, tanpa mencuci tangan. Pelaku mencampur semua bahan dengan santai.
Tahap berikutnya, daging ayam tiren dan daging kaki empat yang diduga tak halal dibersihkan. Kemudian, kedua daging dicacah menjadi potongan kecil dan diberi bumbu penyedap untuk menyamarkan rasa. Selanjutnya daging digoreng sampai matang.
Jika adonan tepung dan isi roti telah siap, pelaku memproses roti isi daging ayam tiren satu per satu. Proses terakhir, roti dimasukkan ke oven. "Awalnya pake daging sapi, tapi untungnya tipis. Sekarang pakai ayam tiren dan babi. Keuntungan lebih banyak," ujar pelaku.
Sebelum dikirim ke pelanggan, roti lebih dulu diberi nama sesuai dengan isinya, agar tak tertukar antara daging ayam, daging "sapi" dan roti isi coklat. Dagangan pun siap dijajakan. Roti daging aspal laris manis. Semua pembeli tertipu. Video
No comments:
Post a Comment