Feb 24, 2012

Galau Jenderal Karena Shinta (02)

Detik.com - "Saya menyatakan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada Shinta dan saya berjanji tidak akan mengancam atau menteror Shinta, baik melalui SMS maupun BBM."

Demikian salah satu butir isi permintaan maaf yang dilayangkan ke kantor pengacara Shinta Bachir, Ahmad Rifai.

Surat tersebut sempat ditunjukkan Rifai kepada majalah detik yang datang ke kantornya beberapa waktu lalu. Surat itu dilipat di kedua ujungnya sehingga tidak terlihat nama pengirim surat dan kop suratnya.

Surat itu mengakhiri perseteruan Shinta Bachir dengan mantan Kapolda Metro Jaya. Shinta yang awalnya akan melaporkan ke polisi, setelah adanya surat permintaan maaf itu pun akhirnya memilih jalan damai.

Informasi yang diperoleh majalah detik, surat permohonan maaf terhadap Shinta ditulis oleh Henry Yosodiningrat, pengacara yang dikenal punya hubungan dekat dengan para petinggi polisi.

Namun ketika dikonfirmasi, Henry dengan tegas membantahnya. Saat ditanya siapa jenderal yang menikah siri dan meneror Shinta, Henry juga mengaku tidak tahu. "Nggak ada itu,” kata Henry.

Skandal cinta Shinta dan jenderal polisi ini tidak hanya ramai di lingkungan Polri. Di lingkungan DPR, terutama di Komisi III DPR cerita soal hubungan cinta Shinta dan mantan Kapolda tersebut juga sempat menjadi perbincangan. Bahkan dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III dan Kapolri, kasus Shinta sempat ditanyakan salah seorang anggota dewan ke Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

Dalam RDP itu juga sempat tersebut nama Makbul Padmanegara. Tapi setelah diklarifikasi ternyata bukan Makbul orang yang dimaksud Shinta.

Anggota Komisi III dari Partai Golkar Bambang Soesatyo mendapat informasi dari Mabes Polri bahwa mantan Kapolda yang punya hubungan dengan Shinta saat ini masih menjabat anggota Dewan Pembina salah satu partai dan pernah mengikuti seleksi menjadi duta besar. "Sekarang malah sudah menjadi duta besar. Nah tapi saya tidak sebutkan nama loh,” ungkap Bambang.

Sumber majalah detik di Mabes Polri juga mengatakan demikian. Menurut sumber itu, mantan jenderal bintang tiga yang dimaksud Shinta saat ini menjadi dubes. "Sebagian besar pensiunan jenderal sudah tahu itu. Kita memang sengaja mencari tahu karena banyak teman-teman yang saling bertanya satu sama lain. Kasihan keluarga teman-teman pada resah gara-gara Shinta," ujar sumber majalah detik yang juga purnawirawan polisi berpangkat jenderal bintang tiga.

Belakangan banyak keluarga pensiunan jenderal bintang tiga yang merasa resah dengan berita soal Shinta. Apalagi Shinta maupun pengacaranya tidak kunjung membuka mulut siapa sebenarnya jenderal bintang tiga yang telah melakukan teror dan ancaman terhadapnya.

Makbul Padmanegara pun mendesak Shinta agar tidak takut menyebut nama jenderal yang menerornya itu. “Harus berani bertanggung jawab untuk menyebutkannya, supaya tidak ada keresahan di kalangan para mantan itu,” kata Makbul.

Namun pengacara Shinta, Ahmad Rifai, ketika didesak untuk menyebutkan nama, tetap enggan memberi jawaban. Ia malah mengatakan akan membeberkan nama jika diminta Komisi III DPR. "Saya hanya mau mengungkap nama itu jika memang diminta oleh Komisi III dalam rapat resmi," kata Rifai.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane sangat menyesalkan Shinta cuma mengungkapkan kasus itu kepada pers tanpa melapor kepada polisi. Kalau lapor ke polisi, identitas yang mengancam dapat diketahui dan bisa diproses sehingga kasus dapat segera selesai, dan tidak muncul dugaan di masyarakat dan keluarga besar Polri.

Jika Shinta Bachir tidak segera melapor, imbuh Neta, persatuan purnawirawan polisi atau korps Bhayangkara dapat mendesak sehingga tidak muncul praduga-praduga di tengah masyarakat. Ia juga meminta mantan Kapolda yang memiliki skandal dengan Shinta muncul dan memberikan keterangan.”Jika dia jantan, berjiwa besar, dia dapat muncul. Karena kan katanya sudah nikah siri,” kata Neta.

Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene tidak mau berkomentar tentang dubes yang diduga terlibat skandal dengan Shinta. “Kalau soal itu saya tidak mau berkomentar. Kalau masalah hukum silakan tanyakan ke penegak hukum,” kata Michael.

No comments:

Post a Comment