Jul 2, 2008

Hak Prerogatif Laki-Laki


Lempar handuk sembarangan, minum air putih langsung dari botol, cuma sekian dari kebiasaan khas laki-laki. Tapi hal ini seringkali memicu pertengkaran. Perkara kecil, namun menjengkelkan. Anda perlu punya lebih banyak stok toleransi.

1. ANDA SERIUS, DIA MENGUAP
Anda pasti seringkali dibuat kesal oleh ulah pasangan yang tiba-tiba saja menguap saat Anda mendiskusikan sesuatu yang serius. Topiknya tidak menarik sehingga bikin bosan? Jangan salah sangka. Ia menguap bukan karena bosan pada pembicaraan Anda. John M. Gottman, penulis The Even Principle for Making Marriage Work, mengatakan bahwa kebanyakan lelaki menguap karena dia merasa santai. Jadi tidak ada hubungannya dengan Anda.

2. GAJAH DI SEBERANG LAUT TAMPAK
Mereka bisa mengantar Anda menemukan kafe yang jauh, namun sulit menemukan barang yang dicarinya di lemari dan kulkas. Ini lantaran jangkauan pandangannya lurus ke depan. Mereka harus menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan dan atas-bawah saat mencari obyek yang hilang. Pandangan lelaki terkonfigurasi untuk jarak jauh. Itu sebabnya, mereka kesulitan menemukan barang yang jaraknya dekat dengannya, apakah itu kunci, kaus kaki, sapu tangan, dan sebagainya.

3. SATU FOKUS
Lelaki tidak bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus. Otak lelaki terbagi-bagi dalam sejumlah kompartemen. Karena itu, mereka hanya bisa berkonsentrasi pada satu per satu pekerjaan. Jika ia sedang memakai baju dan Anda mengajaknya bicara, kemungkinan besar ia akan lupa meletakkan baju di tempatnya.

4. JELALATAN
Hampir semua lelaki dituduh suka melirikkan mata kepada lawan jenisnya, tapi hanya sedikit saja perempuan yang menerima tuduhan seperti itu dari mereka. Padahal, para pelaku riset seks menunjukkan bahwa perempuan juga suka melirik tubuh lelaki, seperti halnya laki-laki terhadap perempuan. Tapi, beruntungnya perempuan, Anda memiliki kelebihan daya pandang yang luas, sehingga aksi Anda jarang sekali ketahuan.

5. KOMENTATOR BURUK
"Coba perhatikan ada yang beda enggak, denganku hari ini?" tanya Anda antusias. "Uhmm apa ya, sama saja seperti kemarin," jawab dia. Mau marah enggak, sih? Masak sih, dia tidak bisa melihat perbedaan penampilan Anda? Mereka memang tidak melihatnya. Karena otak lelaki tidak seperti Anda. Otak mereka tidak diatur untuk menangkap sinyal nonverbal yang memungkinkan perempuan mengenali hal-hal detil dan perubahan penampilan orang lain.

6. MALAS BERTANYA
Sudah tahu tersesat, kok dia tidak bertanya pada orang lain. "Sabar dong, nanti juga ketemu jalan itu," katanya. Padahal, lebih mudah dan cepat kalau dia bertanya, bukan? Melalui tesisnya, Male Female Communication Styles, Marilyn A. Sachs menegaskan, bahwa lelaki cenderung ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Berbeda dengan perempuan yang senang bekerjasama, lelaki lebih memilih untuk berkompetisi.

7. GONTA-GANTI CHANNEL
Anda mungkin heran melihat perilaku dia di depan televisi. Duduk di depan televisi sambil memegang remote dan menggonta-ganti channel. Kebiasaan menonton televisi mereka dengan Anda jelas berbeda. Anda tidak mengubah-ubah saluran. Anda menonton satu acara tertentu dan larut di dalamnya. Sedangkan lelaki, seringkali tidak melihat apa yang terjadi dengan setiap acara yang ditayangkan. Ia hanya meencari inti cerita saja.

8. BAJU SAMPAI BELEL
Ia berjanji memuseumkan t-shirt dan jins bututnya itu, tapi lagi-lagi ia kenakan. Mengapa sih, mereka sulit melakukan itu? Hal yang wajar. Sama seperti perempuan, laki-laki juga punya benda kesayangan yang begitu lekat di hatinya dan menyimpan banyak memori, khususnya mengenang masa jayanya. Menurut Allan dan Barbara Pease dalam buku Why Men Lie and Women Cry, laki-laki paling benci dianggap alim saat mereka masih berjaya. Dan t-shirt dan jins bututnya itu mungkin menjadi saksi hidup kejayaan dia dulu.
9. SUKA BERBOHONG
Anda dan dia duduk di kelas yang sama dalam hal berbohong. Tapi kelebihan perempuan, Anda mempunyai kemampuan lebih untuk mendeteksi kebohongan lawan jenis. Allan dan Barbara Pease menyatakan, perempuan sangat awas soal perbedaan gesture dan volume suara.
10. ALERGI MAAF
Anda cuma butuh dia mengatakan "sorry", tapi sulit sekali kata itu keluar dari mulutnya. Bagi lelaki, mengucap maaf terhadap pasangannya sama saja dengan melemparkan diri ke tempat yang tidak nyaman. Dalam bukunya, Talking from 9 to 5, Deborah Tannen menekankan bahwa lelaki mengasosiasikan kata maaf sebagai posisi yang lemah. Pengakuan kata salah meruntuhkan ego mereka yang dominan. Biasanya, mereka akan mengganti kata maaf dengan sesuatu yang lain.