Mar 8, 2011

Ini Dia, Viagra dari Racun Laba-laba

Kompas.com - Siapa pun tentu akan takut bila seekor laba-laba tiba-tiba menghampiri tempat tidur Anda. Namun, di masa mendatang, laba-laba bisa jadi penolong Anda, khususnya para pria, untuk tetap "beringas" memuaskan pasangan di atas ranjang.


Ya, menurut suatu penelitian yang dipublikasikan Journal of Sexual Medicine, sengatan laba-laba ternyata berpotensi membuat pria tetap "ereksi" selama berjam-jam.  Kini, para ilmuwan tengah berupaya menciptakan obat bagi pria yang mengalami problem disfungsi ereksi.

Laba-laba yang digunakan para ilmuwan tersebut adalah laba-laba dari Brasil dari spesies Phoneutria nigriventer atau juga dikenal sebagai laba-laba tentara, laba-laba pisang.

"Racun dari Phoneutria nigriventer sangatlah kaya akan beragam campuran molekul. Molekul ini disebut toksin, dan kami sudah meneliti beragam toksin dalam racun ini  dengan beragam aktivitas. Oleh karena itu pula, ketika manusia digigit laba-laba, kami dapat meneliti bermacam gejala termasuk priapism, sebuah kondisi di mana penis bisa terus-menerus ereksi," kata Dr Kania Nunes, fisiolog dari Medical College of Georgia.

Efek samping lain yang dapat muncul adalah kehilangan kendali otot, rasa sakit yang sangat, kesulitan bernapas. Jika korban tidak segera ditolong dengan antiracun, mereka bisa meninggal akibat kekurangan oksigen.

"Tetapi, efek-efek yang tidak biasa juga dapat digunakan untuk mengatasi disfungsi seksual baik pada pria maupun wanita," kata Nunes.

Dalam risetnya, Nunes berhasil memisahkan senyawa penyebab ereksi dari racun. Toksin peptida yang disebut  PnTx2-6 itu kemudian diberikan kepada tikus di laboratorium.  Hewan pengerat ini sebelumnya telah dikondisikan mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Pemberian "viagra baru" ini membuat tikus ternyata dapat membuat tikus ereksi dengan normal.

Menurut Nunes, setelah menyelidiki racun lebih lanjut, ia dan timnya mendapati cara kerja racun  laba-laba dalam membuat ereksi berbeda dengan cara kerja obat disfungsi ereksi yang saat ini sudah ada.

"Boleh dibilang kabar baik karena beberapa pasien tidak berhasil ditangani dengan terapi yang ada sekarang. Racun ini bisa menjadi pilihan lain untuk mereka," kata Nunes.

Laba-laba P nigriventer biasa didapati di dekat tanaman pisang di daerah tropis. Laba-laba, yang kakinya bisa memanjang hingga 10 hingga 12 sentimeter ini, sering  berkeluyuran dan menggigit ketika merasa terancam.

Tidak banyak kematian terlaporkan akibat gigitan laba-laba ini. Dari sekitar 7.000 kasus, hanya 10 yang diketahui meninggal.

No comments:

Post a Comment