Jun 26, 2008

Ya Allah, Berilah Saya Rezeki (02)


TUBUHNYA terbaring di atas ranjang. Sesekali bocah itu menggeliat berusaha menggoyangkan tubuhnya. Tak lama kemudian suara tangis meledak dari bibirnya nan mungil. "Oh.... Dia lagi beol," kata Ny Meti. Tak lama kemudian, kain yang dipakai dilapkan di bagian pantatnya. Suara tangis pun berhenti. Setelah bersih, bocah itu ditimang-timangnya. Sesaat kemudian, Tribun melihat kedua mata Ny Meti berkaca-kaca. Dalam hitungan detik, air mata itu menetes membasahi pipinya saat ia menatap wajah Khalif yang ketika itu berada di pangkuannya.

Bayi yang ada di dalam gendongan itu bernama Muhammad Khalif Akbar. Ia adalah anak semata wayang Ny Anita, pasien Klinik Al-Afiat Balikpapan yang belum bisa keluar dari klinik karena belum menyelesaikan masalah keuangan yang melilitnya sebesar Rp 25 juta. Khalif tinggal bersama neneknya, Ny Meti, dan Akbar di RT 03 Desa Labangka, Kecamatan Babulu. Menurut penuturan Ny Meti, Anita adalah anggota keluarganya dari Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sejak dirawat di Balikpapan, Anita menitipkan anaknya untuk dirawat.

Ia mengaku sejak Khalif dilahirkan baru sekali disentuh mamanya. Itu pun saat akan berangkat ke Balikpapan untuk berobat. "Mamanya hanya menyentuh anaknya pada saat ia akan dibawa ke Balikpapan. Karena kata dokter Anita nggak boleh dulu bersama anaknya, takut nanti penyakitnya menular. Saat dilahirkan pun anak ini belum sempat disentuh," kenang Meti. Kondisi kesehatan Khalif lumayan sehat, meski bocah itu kini jauh dari ibunya. Berat badannya yang semula hanya 2,6 Kg, malah naik menjadi 6 Kg. Meningkatnya berat badan Khalif, terjadi karena setiap hari ia disuplai susu formula. "Empat hari sekali ia menghabiskan satu kaleng susu ukuran 900 gram. Harganya itu sekitar Rp 75.000," ungkapnya.

Kendati kondisi tubuhnya sehat, suami Ny Meti, Akbar, mengaku bahwa bocah ini kerap menangis saat malam hari. Bahkan terkadang sampai pagi mereka tidak tidur karena terusik tangisan Khalif. "Mungkin kalau mamanya lagi pusing di Balikpapan, ia (Khalif) ikut merasakannya. Makanya sering nangis-nangis di tengah malam," ujarnya. Ayah kandung Ny Anita, Manaf, mengaku tidak mampu berbuat banyak untuk mengeluarkan anaknya dari Klinik Al-Afiat, Balikpapan. "Jangankan bayar uang perawatan, makan saja susah," jelas Manaf berkaca-kaca.

Tak lama kemudian, isak tangis meledak. Manaf sedih setiap kali memikirkan nasib anaknya yang masih berada di klinik. Sebagai buruh harian yang tidak memiliki penghasilan tetap, Manaf sering mendapat telepon dari Klinik Al-Afiat yang memintanya agar segera melunasi uang perawatan anaknya. "Saya sering dapat telepon dan diminta untuk membayar uang perawatan Anita. Tapi saya dapat uang dari mana? Makan saja susah," tuturnya terisak-isak. Manaf mengaku, setelah shalat magrib ia selalu menangis meminta kepada Allah SWT agar memberikan rezeki yang tak terduga untuk menebus biaya perawatan anaknya.

"Tengah malam pun kadang saya bangun dan langsung menangis. Saya berdoa, ya Allah berilah rezeki ya Allah agar saya bisa mengeluarkan anakku dari rumah sakit. Kasihanilah dia Yaa Allah," kata Manaf, sembari mengangkat kedua tangannya seperti orang berdoa. Ia pun tidak mampu menahan tangis dan langsung duduk. Suami Anita, Ardi, sehari-hari adalah penjual koran di Makassar. Beberapa hari lalu ia mengirim uang Rp 1,2 juta, namun uang itu hanya dipakai untuk membeli susu anaknya. Ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan supaya anaknya bisa dikeluarkan dari rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) dr Arnold Wayong menyatakan, dirinya belum bisa memutuskan apakah akan membantu Anita atau tidak karena persoalan ini harus dibicarakan dengan Sekkab Sutiman dan Asisten II Antung AR Sumagiri. "Senin (16/6) kami akan rapat dahulu" ujarnya. Menurut Wayong, Anita sempat dirawat di Puskesmas Babulu saat melahirkan. Ketika tengah dalam perawatan, ia tiba-tiba minta pulang. Setelah penyakitnya kambuh, ia lalu berangkat ke Balikpapan untuk berobat. "Tapi dia tidak dirujuk puskesmas. Tadi sudah saja cek juga melalui perawatnya. Dan dia tidak memiliki kartu surat keterangan tidak mampu (SKTM). Tapi saya akan tetap berusaha agar Ny Anita bisa kita Bantu. Mudah-mudahan Senin sudah ada hasilnya," janji Arnold.