Jul 13, 2014

Kami tidak menyasar warga sipil

Paul Hirschson
Merdeka - Untuk kesekian kalinya Israel mempertontonkan kebiadaban mereka terhadap penduduk Palestina, terutama di Jalur Gaza. Perang baru meletup - yang ketiga - sejak mereka mundur dari wilayah seluas 360 kilometer persegi itu.

Tentu saja konflik bersenjata ini mengakibatkan jatuhnya korban warga sipil. Tiga hari sejak operasi militer bersandi jaga Perbatasan dilangsungkan, Israel telah membunuh hampir seratus orang dan melukai lebih dari 700 lainnya.

Berulang kali pula, Israel membantah menyasar warga sipil. "Kami melakukan segala upaya untuk menghindari jatuhnya korban sipil," kata Paul Hirschson, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, saat dihubungi melalui telepon selulernya semalam.

Berikut penjelasan Hirschson kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com.

Apakah adil Israel membalas serangan roket Hamas dengan gempuran berlebihan karena kekuatan militer kedua pihak tidak berimbang?

Sejak awal tahun hingga sebelum tiga hari ini, 400 roket telah ditembakkan oleh Hamas dan kelompok lainnya di Gaza ke arah permukiman di Israel, tanpa pandang bulu berusaha melukai dan membunuh penduduk sipil. Sejak 12 Juni, selama tiga pekan sejak penculikan dan pembunuhan tiga warga kami oleh Hamas, ada peningkatan pesat atas jumlah peluru kendali dan roket ditembakkan dari Gaza ke Israel.

Selama itu pula kami menyampaikan secara terbuka dan melalui sejumlah saluran tertutup agar serangan dihentikan. Hamas menolak pesan itu dan memilih untuk meningkatkan serangan. Ini membuat kami berada dalam posisi sulit.

Perlu ditekankan, rakyat Palestina bukan musuh kami. Kami cuma ingin menyelesaikan pertikaian kami dengan bangsa Palestina dan seluruh negara Arab. Hamas membuat persenjataan yang sama dibuat ISIS di Irak, Boko Haram di Nigeria, dan kelompok lainnya. Tidak diragukan lagi Hamas ingin menghancurkan Israel dan mereka merupakan ancaman nyata bagi rakyat Palestina.

Setelah Hamas menolak pesan kami sampaikan dan memilih untuk memperkeruh konflik, kami mulai mengaktifkan kekuatan militer. Operasi militer kami lancarkan ini tidaklah mudah dan bertujuan untuk menghentikan serangan roket, menghancurkan mesin perang mereka.

Kami tidak jumlah pasti infrastruktur perang mereka tapi kami sudah menyerang 60 terowongan, 30-40 tempat peluncuran roket bawah tanah, lebih dari seratus peluncuran roket bergerak, dua gudang senjata berukuran besar, dan 18 pabrik senjata. Operasi militer ini memang tidak mudah, namun kami ingin menghancurkan infrastruktur teror mereka.

Dalam tiga hari sejak Operasi Jaga Perbatasan digelar, hampir seratus orang tewas dan lebih dari 700 lainnya luka. Apakah Israel memang menyasar warga sipil?

Tentu saja tidak. Kami melakukan segala upaya untuk menghindari jatuhnya korban sipil. Jika Anda lihat rekam jejak perang kami dengan Gaza dua tahun lalu dan lima tahun lalu.

Perbandingan antara militan dan orang sipil terbunuh oleh Israel di Gaza sangat rendah dibanding konflik militer serupa di zaman modern ini. Di Fallujah, Irak, ada sepuluh warga sipil bersama satu kombatan terbunuh, di Kosovo ada lima warga sipil meninggal untuk tiap militan tewas.

Saya tidak tahu berapa jumlah pasti warga sipil tewas saat ini di Gaza karena masih terlalu dini untuk menghitung. Saya tahu ada korban sipil. Kami melakukan semua usaha bisa dilakoni suapa tidak jatuh korban dari warga sipil.

Kami menyebarkan selebaran menggunakan pesawat. Kami memberitahu lokasi bakal kami serang dan meminta penduduk segera meninggalkan rumah mereka. Namun Hamas menggunakan perisai manusia dengan menawan mereka di sasaran bakal kami serang.

Situasi ini sangat sulit. Rakyat Palestina bukan musuh kami. Kami ingin mencegah ada korban sipil. Itulah kenapa selama tiga pekan kami meminta mereka menghentikan serangan roket. Itulah kenapa kami ingin menghancurkan infrastruktur militer mereka lantaran itu hambatan besar untuk berdamai dan menyelesaikan konflik.


Sejauh ini lebih dari 300 rumah rusak akibat gempuran udara Israel. Apakah Israel menjadikan rumah sebagai target serangan?

Tidak. Saya tidak tahu berapa jumlah rumah rusak. Tiga hari terakhir kami sudah melancarkan serangan atas sekitar 750 target. Sebanyak 100-150 target kami adalah tempat peluncuran roket bergerak, lebih dari 40 tempat peluncuran roket bawah tanah, 18 pabrik senjata, dua gudang senjata.

Kami menyasar target sah karena itu infrastruktur teror milik Hamas, Jihad Islam, dan kelompok lainnya di Gaza. Kami akan melakukan segala upaya agar tidak ada korban sipil. Tapi sekali lagi saya ingin tekankan. Ini adalah konflik militer. Hamas menggunakan penduduk sipil sebagai perisai.

Ini tidak mudah, tapi kami tidak pernah berniat menyerang warga sipil atau rumah-rumah mereka.


Maksud Anda Hamas memakai infrastruktur sipil, seperti rumah, sekolah, dan masjid sebagai tempat melancarkan serangan ke Israel?

Mereka sudah lama melakukan hal itu. Mereka menyimpan senjata di masjid, menembakkan roket dari sekolah. Ini bukan cerita baru. Karena itulah mereka tidak hanya mengancam Israel tapi juga berbahaya untuk Palestina.

Memang benar hidup tidaklah mudah di Gaza. Tapi sebagai negara berdaulat, kami wajib melindungi keamanan warga kami.

Jika Israel peduli dengan kemanusiaan, apakah negara Anda bakal membuka perbatasan agar korban luka bisa dirawat di Israel?

Perbatasan terbuka dan berfungsi kemarin. Lebih dari 180 truk berisi makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya dikirim masuk ke Gaza. Hari ini (Kamis) lebih dari 200 juga mengirim pasokan ke Gaza. Kami tidak membatasi hal itu. Kami bertanggung jawab untuk mengirim pasokan obat-obatan ke Gaza sejak kemarin.

Saya tidak yakin seratus persen apakah pihak kami bakal melakukan tindakan serupa Mesir, memberikan layanan kesehatan bagi korban cedera.

Kapan perang ini bakal berakhir dan apa syarat buat gencatan senjata?

(Menarik napas) Kami sudah mengatakan untuk menciptakan ketenangan sebelum perang ini terjadi, tapi mereka menolak. Sekarang ini perhatian utama kami adalah menghancurkan infrastruktur militer mereka. Itu tidak mudah dan tidak bakal terwujud dalam semalam.

Apakah invasi bakal dilakukan dalam dua atau tiga hari ke depan?

Kemungkinan itu ada namun belum ada keputusan. Pemerintah telah menyuruh militer bersiap untuk melancarkan serangan darat tapi keputusan belum dibuat.

No comments:

Post a Comment