Kompas.com - Masa libur panjang menjadi saat orangtua mengajak putra-putri mereka berlibur di tempat rekreasi. Namun, kebiasaan itu tidak berlaku bagi Anissa Safitri dan banyak bocah lain di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Bocah perempuan berusia 10 tahun, siswi kelas III di Sekolah Dasar Negeri 198 Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, ini lebih memilih menghabiskan masa liburannya dengan menjual hasil kerajinan tangan di tepi pantai Tanjung Bira.
Nisa mencari uang dengan menjual barang dagangan bersama neneknya, Sitti Daeng Batu-Batu (60). Di atas meja kecil berukuran 50 x 40 cm, warga asal Kabupaten Kepulauan Selayar ini menyusun kerajinan tangan seperti kalung, rangkaian bunga, asbak, pin, dan jepitan rambut yang semuanya terbuat dari kerang laut.
"Bantu Nenek mencari uang, hasilnya untuk beli perlengkapan sekolah," ungkap Nisa yang duduk di depan meja jualannya sambil menunggu wisatawan.
Nisa adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan petani Satuaman dan Asniati. Nisa mengaku, jika hari sepi, ia hanya mendapatkan keuntungan Rp 20.000, bahkan tak jarang dagangannya tidak terjual sama sekali. Sementara pada hari libur seperti saat ini, Nisa bisa mendapat keuntungan Rp 70.000 atau Rp 100.000 setiap hari. Barang dagangan Nisa mulai dari harga terendah Rp 5.000 hingga harga tertinggi Rp 7.000.
"Awalnya sering lihat Nenek menjual sambil menawarkan barang dagangannya ke wisatawan yang sedang lewat di depan. Karena penasaran dan sudah pandai berhitung, akhirnya Nenek melepaskan saya berjualan dengan menggunakan meja sendiri, sementara nenek mencari lahan dengan meja sendiri pula," cerita Nisa, Selasa (17/5/2011) kemarin.
Biasanya, Nisa baru membantu neneknya mencari uang pada hari Sabtu dan Minggu. Menurut dia, pada dua hari itu pengunjung biasanya ramai datang ke pantai.
Cerita Nisa tidak jauh berbeda dari Ridwan yang masih berusia delapan tahun. Ridwan, yang masih duduk di kelas II Sekolah Dasar Kasimpureng, lebih memilih membantu orangtuanya dengan pergi menjaring ikan di tengah laut ketika liburan tiba.
Membantu orangtua di atas kapal nelayan merupakan tempat liburan yang mengasyikkan bagi Ridwan dan tiga rekan seusianya yang juga ikut membantu bapaknya ke laut.
Bermain sembari mencari uang, kata Ridwan. "Bapak tidak memperbolehkan saya ikut pada waktu sekolah, karena kalau pergi melaut biasanya satu hari satu malam," ujar Ridwan sambil memisahkan ikan hasil tangkapannya yang tersangkut di jaring.
Bocah perempuan berusia 10 tahun, siswi kelas III di Sekolah Dasar Negeri 198 Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, ini lebih memilih menghabiskan masa liburannya dengan menjual hasil kerajinan tangan di tepi pantai Tanjung Bira.
Nisa mencari uang dengan menjual barang dagangan bersama neneknya, Sitti Daeng Batu-Batu (60). Di atas meja kecil berukuran 50 x 40 cm, warga asal Kabupaten Kepulauan Selayar ini menyusun kerajinan tangan seperti kalung, rangkaian bunga, asbak, pin, dan jepitan rambut yang semuanya terbuat dari kerang laut.
"Bantu Nenek mencari uang, hasilnya untuk beli perlengkapan sekolah," ungkap Nisa yang duduk di depan meja jualannya sambil menunggu wisatawan.
Nisa adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan petani Satuaman dan Asniati. Nisa mengaku, jika hari sepi, ia hanya mendapatkan keuntungan Rp 20.000, bahkan tak jarang dagangannya tidak terjual sama sekali. Sementara pada hari libur seperti saat ini, Nisa bisa mendapat keuntungan Rp 70.000 atau Rp 100.000 setiap hari. Barang dagangan Nisa mulai dari harga terendah Rp 5.000 hingga harga tertinggi Rp 7.000.
"Awalnya sering lihat Nenek menjual sambil menawarkan barang dagangannya ke wisatawan yang sedang lewat di depan. Karena penasaran dan sudah pandai berhitung, akhirnya Nenek melepaskan saya berjualan dengan menggunakan meja sendiri, sementara nenek mencari lahan dengan meja sendiri pula," cerita Nisa, Selasa (17/5/2011) kemarin.
Biasanya, Nisa baru membantu neneknya mencari uang pada hari Sabtu dan Minggu. Menurut dia, pada dua hari itu pengunjung biasanya ramai datang ke pantai.
Cerita Nisa tidak jauh berbeda dari Ridwan yang masih berusia delapan tahun. Ridwan, yang masih duduk di kelas II Sekolah Dasar Kasimpureng, lebih memilih membantu orangtuanya dengan pergi menjaring ikan di tengah laut ketika liburan tiba.
Membantu orangtua di atas kapal nelayan merupakan tempat liburan yang mengasyikkan bagi Ridwan dan tiga rekan seusianya yang juga ikut membantu bapaknya ke laut.
Bermain sembari mencari uang, kata Ridwan. "Bapak tidak memperbolehkan saya ikut pada waktu sekolah, karena kalau pergi melaut biasanya satu hari satu malam," ujar Ridwan sambil memisahkan ikan hasil tangkapannya yang tersangkut di jaring.
No comments:
Post a Comment