Mar 4, 2016

Ini Bakso Gerobak Langganan Artis hingga Politisi

Kompas.com -Bakso jajanan semua kalangan, nampaknya benar terbukti pada bakso yang satu ini. Di daerah pecinan Bogor, tepatnya Jalan Suryakencana terdapat gerobak bakso yang mempunyai pelanggan artis ternama hingga politisi, bahkan pejabat setingkat menteri.



Bakso Kikil Pak Jaka, tepatnya sebelum perempatan Gang Aut, Jalan Suryakencana nomor 287, Bogor, Jawa Barat. Jalan satu arah tersebut bisa anda lewati mulai dari Pasar Bogor atau pintu utama Kebun Raya Bogor, tidak sampai 200 meter maka bakso ini berada di sebelah kiri jalan.

Sepintas tampilannya sangat sederhana, menggunakan gerobak kayu beroda dua yang parkir di depan toko olahraga. Di bagian atas gerobak tersebut terlihat kotak berisikan kikil dan potongan daging segar.

Walaupun tampilannya yang sederhana, cita rasa dari bakso ini sudah tidak diragukan. Terbukti dari banyaknya artis yang sering menyantap bakso urat dengan potongan kikil dan daging tersebut.

Hal ini diakui oleh para pedagang di sekitarnya yang sering bertemu artis pelanggan Bakso Kikil Pak Jaka.

Saiful anak kandung pak Jaka pencetus resep bakso kikil, yang setiap harinya menjual bakso tersebut.

Dia bersama para pedagang lain seolah berlomba menyebutkan nama-nama artis yang pernah berkunjung ke gerobak baksonya itu kepada KompasTravel saat disambangi, Selasa (16/2/2016) malam.

“Wah banyak mas, saya sudah lupa. Yang saya ingat itu Nabila Syakieb, Laudya Cynthia Bella pas masih sama Ananda Mikola, Bondan Winarno, Yulia Rachman, Vonny Cornelia sama keluarganya, terus Pasha Ungu, lainnya saya lupa,” ujar Sayful.

Asep, seorang penjual kripik dan para pedagang di sekitarnya menambahkan daftar orang terkenal yang pernah membeli Bakso Kikil tersebut.

Ada desainer ternama Adjie Notonegoro, pengacara Farhat Abbas, musisi gitaris band Riff Jikun, dan menteri asal Bogor. Namun, semua lupa ketika ditanya siapa nama menteri tersebut.

Buka pada pukul 10.00 pagi lapaknya kerap sudah ditunggu-tunggu oleh pembeli pada akhir pekan. Jangan kaget ketika jam-jam makan atau istirahat para pembeli rela antre bahkan makan sambil berdiri.

Itupun yang kerap dilakoni para artis ketika berkunjung ke Bakso Kikil Pak Joko ini.

Namun, tampaknya Anda harus datang sebelum malam, karena bakso ini tidak memiliki jam tutup yang tetap. Ketika enam sampai delapan kilo daging bakso ludes terjual, maka lapaknya pun akan tutup.

Untuk menebus rasa penasaran, KompasTravel sempat mencicipi semangkuk bakso yang tersohor ini. Bakso berukuran sedang bertabur potongan kikil dan daging di atasnya, membuat tampilannya menggugah selera.

Perpaduan yang pas ketika bakso bertekstur sangat lembut tapi padat, bercampur kikil yang renyah di mulut.

Mempertahankan berjualan dengan gerobak bukan tanpa alasan. Saiful mengaku pernah berpindah tempat dan membuka cabang dengan ruko besar, tapi malah sepi pengunjung.

"Dulu pernah pindah-pindah tempat sama buka cabang juga pake ruko di Pajajaran, Gadog, Merdeka, dan Jambu Dua, tapi malahan sepi pengunjung," ujar Saiful.

Dia menceritakan bahwa, usaha yang dirintis keluarganya tersebut merupakan korban krisis ekonomi 1998. Sejak tahun 1980an pada awalnya keluarganya merupakan turunan pedagang daging sapi.

Ketika krisis melanda, orang tuanya kehilangan dua kios daging, sehingga Saiful harus menambah penghasilan lewat berdagang bakso. Ilmu resep baksonya pun didapat dari pelanggan daging ayahnya, yang mayoritas penjual bakso dan soto di Bogor.

Hingga saat ini pasokan daging dan kikil yang digunakan, masih berasal dari pengusaha ternak pemasok daging orang tuanya. Kualitas yang terpercaya, membuatnya tidak mau berpindah tempat.

Saiful hanya menggunakan daging bagian penutup atau paha belakang pada sapi. Sedangkan kikilnya hanya mengambil dari bagian betis kaki sapi karena bagian ini bebas dari lemak.

Selanjutnya diproses melalui empat kali tahapan termasuk menggunakan presto dengan waktu yang pas, membuatnya renyah di mulut.

Daging dan kikil di sini sangat sedikit kadar lemaknya. Saiful membeberkan resepnya, bahwa daging yang tercampur dengan lemak di bakso akan tidak enak tekstur dan rasanya.

“Kebiasaan saya turun temurun resepnya pilih daging dan kikil yang terpisah dari lemak. Karena pengaruh ke tekstur bakso dan rasanya. Terlebih mengurangi risiko kolesterol,” ujarnya.

Alasan memilih daging dan kikil yang bebas lemak, juga karena pelanggannya sejak dulu banyak dari kalangan orang tua, yang sangat berhati-hati dengan kolesterol.

Oleh karena itu Saiful menjamin baksonya rendah kolesterol dibandingkan bakso lainnya.

No comments:

Post a Comment