Oct 23, 2010

Kuliner Kantong Pelajar

Kompas.com - MuDAers, kalian pasti suka jajan atau makan-makan bareng teman. Sayangnya, uang saku kalian kadang terbatas. Gimana caranya tetap bisa makan enak meski uang saku terbatas? Yuuk, simak ke mana kalian bisa makan kenyang, murah, dan ”hangout” bareng teman-teman....

Warung E’Mak Boedoet

Warung E’Mak Boedoet ini ada di Jalan Wahidin II, Jakarta Pusat. Warung E’Mak Boedoet ini memang jadi langganan tempat makan siswa SMA Negeri 1 Jakarta dan SMK Negeri 1 Jakarta. Dulu, tahun 1980, letak warung ini persis di depan SMAN 1 di Jalan Boedi Oetomo, tetapi sejak tahun 1987 pindah ke Jalan Wahidin II.

Warung E’Mak Boedoet ini dikelola oleh Ibu Suhaenah. Buka setiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu yang ngikutin jadwal libur pegawai dan murid sekolah. Bu Suhaenah menjual macem-macem makanan, mulai dari nasi, telur, sop iga sapi, tempe, tahu, ayam goreng, ati ayam, hingga gulai ikan mas.

Anggi dan Annisa, siswa SMKN 1 Jakarta, biasanya makan siang sepulang sekolah di Warung E’Mak Boedoet. ”Makanannya enak dan murah. Seporsi nasi atau bihun sama sambal goreng kentang cuma Rp 4.000,” kata Anggi.

Asyiknya nongkrong di Warung E’Mak Boedoet ini, kamu bisa dapat harga pelajar lho. Contohnya, makanan andalan, sop iga sapi dan gulai ikan mas, bisa kamu dapatkan dengan harga pelajar Rp 10.000.

Kalo untuk umum, misalnya pegawai negeri dan swasta yang kantornya di sekitar Warung E’Mak Boedoet, harga untuk mereka Rp 12.000. Teh manis untuk pelajar Rp 2.000, untuk pegawai Rp 3.000.

Harga untuk pelajar lebih murah karena disesuaikan dengan kantong pelajar. Harga murah itu bisa diberikan karena ada subsidi silang dari para pembeli yang notabene pegawai kantoran tadi. ”Enggak apa-apa harga makanan dimurahin buat anak sekolah, yang penting saya enggak rugi,” kata bu Suhaenah.

Menurut bu Suhaenah, dulu tahun 1980-an, siswa-siswa yang suka mampir ke Warung E’Mak Boedoet suka mengemplang. Maksudnya: makan tempe tiga, tetapi ngakunya makan satu. ”Ha-ha-ha, anak-anak itu lucu, tetapi, ya, sudahlah, namanya juga anak-anak,” kenang bu Suhaenah. Kalau anak Bandung soal begitu bilangnya ”darmaji” (dahar lima, ngaku hiji, makan lima, ngaku satu).

Lucunya, setiap kali ada reuni akbar SMAN 1, mereka yang dulu suka nongkrong di tempat Bu Suhaenah pasti menyempatkan diri bernostalgia dengan nongkrong di warung Bu Suhaenah. Bahkan, sampai bikin tenda tambahan.

Untuk ”menebus dosa” zaman dulu, mereka bahkan memberi hadiah kepada Bu Suhaenah. Bahkan, ada alumnus yang lulus tahun 1984 saat reuni memberi hadiah panci presto kepada Bu Suhaenah. Ada yang memberi uang Rp 600.000 dan Rp 250.000, ada yang mentransfer ke rekening tabungan ibu Suhaenah Rp 2 juta.

”Katanya buat bayar utang mereka yang dulu saat ngemplang ha-ha-ha. Sekarang kalau mereka makan di sini, cuma makan habis Rp 15.000, mereka bayar Rp 50.000. Enggak mau terima kembalian. Katanya buat bayar utang zaman dulu,” kata Bu Suhaenah.

Moshi-Moshi
Mau gaya makan menu-menu asing, tetapi harganya terjangkau isi kantongmu? Moshi-Moshi Waroong Kitho di Jalan Panglima Polim V, Jakarta, adalah salah satu tempat untuk memenuhi keinginanmu.

Moshi-Moshi menjual masakan Indonesia juga, kayak nasi gila, nasi goreng gila, mi goreng yang harganya Rp 9.000-Rp 10.000.

Kalo menu asing, ada beefburger, cheesburger, chilidogs, fetuccini alfredo, spaghetti vegetables yang harganya Rp 10.000- Rp 14.000. Enggak terlalu mahal untuk kantongmu, kan. Coba kalo kamu masuk ke restoran Italia, waaaah pasti puluhan ribu harganya.

Masakan Jepang juga ada, seperti chicken cordon blue, Chicken katsu ori, chicken teriyaki. Harganya juga enggak mahal.

Uniknya, selain masakan Barat, masakan Jepang, juga ada masakan dari Turki, seperti kebab. Moshi-Moshi menjual kebab Turki ukuran kecil Rp 9.000, yang besar Rp 11.000.

Moshi-Moshi Waroong Kitho ini biasanya jadi tempat nongkrong mahasiswa Kampus Interstudi. Menurut Bu Nelly, pemiliknya, nama Moshi-Moshi itu supaya gampang diingat, berasal dari kata Jepang yang berarti Haloooo?

Nah, buat kamu yang mau nyobain beberapa menu di sana, langsung aja datang ke sana.

Ayam Bakar Mas Mono

Warung makan yang dikelola PT Panen Raya Indonesia ini lokasinya ada di beberapa tempat. Soalnya, Ayam Bakar Mas Mono (ABMM) merupakan warung makan yang dikelola dengan model franchise. Salah satu yang MuDA kunjungi ada di Jalan Margonda Raya, Depok.

ABMM buka setiap hari Senin-Minggu pukul 09.00-23.00. Dilihat dari jam tutupnya, tempat ini cocok banget buat kalian yang doyan nongkrong sambil makan berat di malam hari.

Sesuai namanya, produk utama ABMM adalah ayam bakar. Meski dikelola dengan model franchise, kalian enggak perlu khawatir karena harga yang ditawarkan ABMM cukup bersaing, yaitu Rp 14.500 untuk satu paket ayam bakar ditambah nasi.

Harga itu bisa jadi kalian anggap mahal. Namun, dengan rasa yang enak dan pelayanan yang cepat, harga itu bisa jadi masuk kategori murah. Bandingkan dengan produk sejenis yang dijajakan di warung-warung tenda pinggir jalan.

Sebagaimana penuturan Asisten Leader ABMM di Jalan Margonda Raya Endang, standar pelayanan di ABMM ditetapkan selama 10 menit saja. Artinya, sejak pesan hingga hidangan tersaji di meja pelanggan, hanya perlu waktu 10 menit. Standar ini tidak hanya berlaku saat sepi, melainkan juga saat ramai. MuDA sudah membuktikan.

Rasa ayam bakarnya juga cukup nendang. Bumbunya merasuk sampai ke dalam, sementara daging ayamnya terasa empuk saat digigit. Kalian bisa memilih antara rasa pedas atau manis. Ditambah sambal colek yang pedasnya pas, rasa ABMM makin pas di lidah.

Sebagai pelengkap, kalian bisa memesan ca kangkung seharga Rp 7.500 per porsi. Untuk minumnya, ada banyak pilihan jus buah mulai Rp 9.000- Rp 10.000. Para ”pemangsa ayam” tentu tidak akan melewatkan waktu nongkrong di ABMM. Awas jangan sampai kehabisan tempat karena ABMM selalu dipenuhi pengunjung mulai pelajar, mahasiswa, hingga keluarga.

Pecel Lele Lela

Sejenis dengan ABMM, Pecel Lele Lela juga dikelola dengan model waralaba. Salah satu yang MuDA kunjungi berada di Taman Jajan Tamusa di Tanjung Barat.

  Sesuai namanya, produk utama Pecel Lele Lela sudah pasti lele. Uniknya, di sini kalian bisa menemukan lele dalam berbagai model olahan. Tidak melulu pecel lele seperti yang kerap kalian temui di warung-warung tenda pinggir jalan.

Di Pecel Lele Lela, lele diolah menjadi menu-menu yang aduhai dan merangsang selera. Mulai lele goreng tepung (Rp 12.000), lele saus padang (Rp 12.000), lele fillet goreng tepung (Rp 12.000), lele fillet lada hitam (Rp 15.000) dan lele fillet kuah tom yam (Rp 15.000).

Hmmm... benar-benar menantang untuk dicoba, kan? Salah satu menu favorit pengunjung, kata salah satu pelayan di Pecel Lele Lela, adalah lele saus padang.

Namun, ingat, harga di atas masih harus ditambah Rp 3.500 untuk setiap porsi nasi putih yang kalian pesan. Hati-hati, saking enaknya, kalian bisa saja menambah hingga berkali-kali.

Tersedia juga menu ayam bila salah satu teman yang kalian ajak kebetulan tidak suka lele. Pilihannya tetap asyik, ayam bakar madu (Rp 12.000) atau ayam saus padang (Rp 12.000). Hmm..., membayangkan saja sudah membuat air liur menetes.

Sebagai pelengkap, kalian bisa memesan ca kangkung atau tumis taoge, sedangkan untuk minumannya ada banyak pilihan mulai minuman bersoda, teh manis, es jeruk hingga jus.

Selain menu-menu yang mengundang selera, ada banyak promosi yang diberlakukan di Pecel Lele Lela. Salah satunya kalau kalian merayakan ulang tahun di sana karena khusus untuk yang sedang berulang tahun diberikan menu makan gratis.

Nah, kalau nama kalian adalah Lela, sudah pasti. Pecel Lele Lela akan memberi makan gratis buat kalian selama seumur hidup. Enggak percaya? Ayo Lela, buktikan di Pecel Lele Lela terdekat. Serbu....

No comments:

Post a Comment