Jan 2, 2010

Inilah Makanan dan Minuman Kesukaan Gus Dur

Rupanya, kesederhanaan mantan Presiden Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, tecermin juga dari makanan kesukaannya. Saat Gus Dur masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, ia dan rombongannya hampir seminggu tiga kali makan hidangan khas Padang di Rumah Makan Sederhana.

Ia sering makan di sana karena lokasinya yang memang dekat dengan Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, hanya berjarak sekitar 500 meter, yakni di Jalan Raden Saleh Nomor 29. "Bapak Gus Dur enggak boleh dikasih makanan yang pedas-pedas, apalagi sambel," kata seorang pelayan yang sering menghidangkan makanan ke meja makan Gus Dur, Rusnadi, di Jakarta, Sabtu (2/1/2010).

Menurut Rusnadi (23), makanan kesukaan Gus Dur adalah dendeng batoko, otak sapi gulai, dan limpa gulai. "Kalau dia datang, kami sudah perkirakan makanan yang dipesan makanan-makanan itu. Kalau rendang, belum pernah," ungkapnya.

Rusnadi menambahkan, Gus Dur tidak makan sendirian. Ada sekitar tujuh orang yang mendampinginya, yakni dokter pribadi, beberapa ajudan dan stafnya. Terkadang adik Gus Dur, Sholahuddin Wahid atau Gus Solah, juga ikut bergabung. "Yang pesan makanan, itu dokternya. Pokoknya, dokter selalu bilang jangan bawa makanan selain kesukaannya," ujarnya.

Bagaimana dengan minuman kesukaan Gus Dur? Rusnadi katakan, Gus Dur suka minum jus alpukat. "Terkadang minum es teh tawar juga," tambahnya.

Rusnadi memandang pria asal Jombang dan Presiden ke-4 RI itu sebagai sosok pemimpin yang sederhana. "Buktinya, dia mau makan di tempat seperti ini meski pernah jadi presiden. Biasanya kan kalau presiden makannya di restoran yang mewah," tuturnya.

Jika Gus Dur datang makan di tempatnya, maka hampir semua tamu yang makan mendatanginya untuk sekadar salaman dan foto bersama. "Baru sampai di pintu saja, tamu-tamu sudah pada berebutan minta salaman dan foto bareng. Jadi ramai deh," ujarnya.

Rusnadi mengaku merasa kehilangan dan menyesal karena melewatkan momen itu. "Dia sering datang ke sini, tapi saya sama karyawan yang lain belum pernah foto bareng. Eh, malah tamu-tamu yang bisa foto bareng," gerutunya.

Sementara itu, petugas kasir, Ati Sri Wahyuni (25), mengungkapkan, jika Gus Dur membayar makanannya, maka ia selalu memberikan sisa pembayaran kepada para karyawan. "Paling bayarnya enggak sampai Rp 300.000 untuk 8 orang yah. Kadang sisa Rp 30.000, kadang Rp 50.000 dikasih ke kami," ungkapnya.

Ia menambahkan, terakhir Gus Dur datang ke restorannya beberapa hari setelah hari Lebaran lalu. Jika tidak salah, maka kala itu Gus Dur pun dalam keadaan sakit. Hal itu dibenarkan oleh Ati yang tahu dari dokter pribadi Gus Dur. Hal itu terlihat ketika Gus Dur langsung meminum obat-obatnya di restoran itu setiap kali selesai makan.

Kini setelah Gus Dur pergi untuk selamanya, para karyawan Rumah Makan Sederhana ini mengaku kehilangan salah satu pelanggan terbaiknya itu. "Enggak ada lagi deh kesempatan untuk foto bareng," ujar Rusnadi.

No comments:

Post a Comment