Jan 15, 2010

Nikmatnya Bakmi BBT

Kawasan Matraman disebutkan dimiliki oleh tuan tanah David Johannes Smith pada tahun 1789 dan orang saat itu sudah menyebut kawasan ini Matraman. Peninggalan Belanda di kawasan ini tak lain adalah bangunan sekolah yang dimiliki Yayasan Marsudirini.

Bagi alumni sekolah dasar hingga sekolah menengah atas Marsudirini, termasuk para orangtua murid dan mereka yang tinggal tak jauh dari kawasan Matraman, ada hal lain yang membuat mereka kangen untuk datang lagi ke seputaran Marsudirini.

Pasalnya, di mulut Jalan KH Ahmad Dahlan (masih di Jalan Matraman) tak jauh dari sekolah dan gereja, ada warung yang sudah ada sejak zaman Belanda.

Jika semula warung kelontong itu dikelola oleh Babah Tong, maka sejak nyaris 40 tahun lalu warung itu berubah menjadi warung bakmi yang dijalankan oleh putrinya, Tjhauw Toeng Jin, bersama sang suami, Tjhien Liong Ken. Warung bakmi itu disebut BBT atau Babah Tong.

”Karena dulu ini kan sejak zaman Belanda, memang warung punya Babah Tong, terkenalnya ya warung Babah Tong. Ketika sampai menjadi warung bakmi kita enggak kasih nama, yang kasih nama ya orang-orang,” kata Tjhien Liong Ken yang didampingi putri bungsunya Fanny Tjhien. Mereka mengisahkan hal itu kepada Warta Kota.

Lokasi warung memang mojok nyempil dan sering kali tertutup deretan mobil yang parkir di depan warung. Jika Anda ngeh, ada plang mungil di atas atap warung bagian depan yang bertuliskan ‘RM BBT’. Warga sekitar pasti bisa menunjukkan posisi warung ini.

Fresh

Masuk ke warung ini, pilih tempat duduk dan pesan makanan yang ingin disantap, bakmi pangsit rebus dan bakso. Menu ini adalah menu yang sudah jadi andalan sejak awal tahun1970-an.

Dengan resep Tjhauw Toeng Jin, bakmi pangsit rebus terus dicari pelanggan yang kini sudah beranak cucu dan tinggal di luar Jakarta.

Makanan tiba tak lama setelah dipesan. Semangkuk bakmi yang tertutup potongan ayam dan ayam cincang yang bercampur potongan jamur, kemudian semangkuk kecil berisi pangsit rebus dan bakso. Rasanya gurih dan ‘sensasional.

Yang pasti aroma bakmi ini seperti membawa kita pada masa lalu di mana Matraman masih memiliki trem, di saat warung masih ada di tengah jalan (karena kini sudah banyak mengalami pemotongan lahan untuk pelebaran jalan), ketika bemo masih berkeliaran di depan warung, atau ketika rumah-rumah di kawasan itu dibatasi oleh pagar bambu, bukan tembok.

Pangsit berisi udang kering yang dimakan bersama mi segar cukup bikin kenyang. Kalau tak cukup, bisa ngemil pangsit goreng yang ukurannya jumbo.

”Ini juga dari dulu seperti begini, pangsit goreng, ukurannya besar dan kita tarok aja di meja makan, kayak kerupuk, siapa yang mau, tinggal ambil,” tandas Fanny.

Tjhauw Toeng Jin menambahkan, sejak pertama kali dia berdagang mi, bahan yang digunakan masih sama. ”Mi yang kita pakai fresh, jadi kita ambil tiap hari dari pabriknya. Enggak pake plastik, enggak bisa tahan sampai dua hari, harus langsung habis. Ayamnya juga kita pakai ayam kampung, dari dulu,” paparnya.

Dengan Rp 17.000 untuk semangkuk mi bakso pangsit ditambah Rp 2.500 untuk selembar pangsit, perut tak hanya kenyang tapi juga puas. Warung ini buka setiap hari pukul 07.00-19.00.

Selepas makan mi bakso pangsit, bisa dicoba es duren yang ada di depan warung ini. Es duren di sini sudah ada sejak tahun 1978. Resep Amih dipakai hingga sekarang. Semangkuk es duren berisi duren, es serut, dan susu. Tak pakai susu pun jadilah. Harganya dibanderol Rp 11.000.

Daging duren yang tebal mengelupas bercampur es serut, rasa manis memang asli dari manisnya duren itu sendiri. Segar dan bikin ingin kembali lagi. Warung ini, seperti juga warung bakmi BBT, buka pukul 07.00 hingga sekitar 19.00. (Pradaningrum Mijarto)

Bakmi Mataraman/ Bakmi Babah Tong

Lokasi: Jalan Matraman Raya, dekat sekolah Marsudirini

Waktu operasi: setiap hari pukul 07.00-19.00

Menu andalan: Bakmi Pangsit

Harga: mulai Rp 17.000

No comments:

Post a Comment