Kompas.com - Lynette Rowe (50 tahun) lahir tanpa tangan dan kaki. Dia yakin kondisi fisik yang tak normal ini, karena ibunya menenggak obat thalidomide untuk penghilang mual dan pusing, saat mengandung dirinya.
Lynette menggugat perusahaan obat Jerman, Grunenthal, yang memproduksi obat ini, dan berhasil memenangkan ganti rugi multi jutaan dollar AS.
Kantor berita AFP melaporkan, gugatan Lynette ini diterima hari Rabu (18/7/2012). Lynette mengajukan gugatan massal mewakili mereka yang lahir di Australia dan Selandia Baru yang mengalami catat akibat obat ini, antara tahun 1958-1970. Ibu mereka dipastikan menenggak obat ini selama kehamilannya.
Lynette mengklaim, kondisi fisiknya ini disebabkan ibunya mengonsumsi thalidomide yang diproduksi Grunenthal. Obat itu diedarkan distributor obat yang berbasis di Inggris, Distillers dan Diageo, yang mengambil alih Distillers pada tahun 1997.
Pengacara Lynette kepada Mahkamah Agung Negara Bagian Victoria, menegaskan, Lynette sudah mencapai kesepakatan rahasia menyangkut kasusnya ini dengan Diageo pada hari Rabu.
"Nilainya mencapai jutaan dollar AS. Jumlahnya cukup untuk memberikan kehidupan yang baik bagi Lynette, di sisa hidupnya," ujar Peter Gordon, penasihat hukum Lynette.
Dilaporkan, Diageo juga sepakat dengan sejumlah penggugat lainnya. Sejauh ini ada "100 korban" sebagaimana Lynette yang menggugat Diageo dan Grunenthal. Gugatan ini akan berlangsung dan dijadwalkan sampai Agustus 2013.
Tim Lynnete mengklaim, Grunenthal melihat Australia sebagai pasar prioritas bagi thalidomide. Sekitar 8 juta tablet digelontorkan ke Australia, dan penyelidikan akhirnya memastikan obat ini penyebab kelahiran yang cacat sebagaimana Lynette.
Perusahaan farmasi Grunenthal dilaporkan tidak pernah mencoba obat ini pada hewan yang bunting, guna membuktikan bahwa obat ini membahayakan bagi perempuan yang hamil. Kondisi ini membuat para dokter memastikan obat ini aman bagi perempuan hamil.
"Anda tak perlu tangan dan kaki untuk mengubah dunia," ujar Lynette, soal kemenangannya menggugat perusahaan farmasi ini.
Orang tuanya, Ian dan Wendy, mengaku bangga dengan upaya putrinya yang pantang menyerah menggugat perusahaan farmasi Jerman ini. Diduga, ada ribuan perempuan hamil juga mengongsumsi obat ini selama 50 tahun terakhir.
Obat Thalidomide diedarkan akhir tahun 1959 di hampir 50 negara, sebelum ditarik lagi setelah sejumlah bayi yang lahir mengalami keluhan kesehatan, termasuk lahir cacat tanpa tangan dan kaki. Diperkirakan ada 10.000 anak-anak di seluruh dunia lahir cacat, sebagai akibat ibu mereka menenggak obat ini selama hamil.
Lynette menggugat perusahaan obat Jerman, Grunenthal, yang memproduksi obat ini, dan berhasil memenangkan ganti rugi multi jutaan dollar AS.
Kantor berita AFP melaporkan, gugatan Lynette ini diterima hari Rabu (18/7/2012). Lynette mengajukan gugatan massal mewakili mereka yang lahir di Australia dan Selandia Baru yang mengalami catat akibat obat ini, antara tahun 1958-1970. Ibu mereka dipastikan menenggak obat ini selama kehamilannya.
Lynette mengklaim, kondisi fisiknya ini disebabkan ibunya mengonsumsi thalidomide yang diproduksi Grunenthal. Obat itu diedarkan distributor obat yang berbasis di Inggris, Distillers dan Diageo, yang mengambil alih Distillers pada tahun 1997.
Pengacara Lynette kepada Mahkamah Agung Negara Bagian Victoria, menegaskan, Lynette sudah mencapai kesepakatan rahasia menyangkut kasusnya ini dengan Diageo pada hari Rabu.
"Nilainya mencapai jutaan dollar AS. Jumlahnya cukup untuk memberikan kehidupan yang baik bagi Lynette, di sisa hidupnya," ujar Peter Gordon, penasihat hukum Lynette.
Dilaporkan, Diageo juga sepakat dengan sejumlah penggugat lainnya. Sejauh ini ada "100 korban" sebagaimana Lynette yang menggugat Diageo dan Grunenthal. Gugatan ini akan berlangsung dan dijadwalkan sampai Agustus 2013.
Tim Lynnete mengklaim, Grunenthal melihat Australia sebagai pasar prioritas bagi thalidomide. Sekitar 8 juta tablet digelontorkan ke Australia, dan penyelidikan akhirnya memastikan obat ini penyebab kelahiran yang cacat sebagaimana Lynette.
Perusahaan farmasi Grunenthal dilaporkan tidak pernah mencoba obat ini pada hewan yang bunting, guna membuktikan bahwa obat ini membahayakan bagi perempuan yang hamil. Kondisi ini membuat para dokter memastikan obat ini aman bagi perempuan hamil.
"Anda tak perlu tangan dan kaki untuk mengubah dunia," ujar Lynette, soal kemenangannya menggugat perusahaan farmasi ini.
Orang tuanya, Ian dan Wendy, mengaku bangga dengan upaya putrinya yang pantang menyerah menggugat perusahaan farmasi Jerman ini. Diduga, ada ribuan perempuan hamil juga mengongsumsi obat ini selama 50 tahun terakhir.
Obat Thalidomide diedarkan akhir tahun 1959 di hampir 50 negara, sebelum ditarik lagi setelah sejumlah bayi yang lahir mengalami keluhan kesehatan, termasuk lahir cacat tanpa tangan dan kaki. Diperkirakan ada 10.000 anak-anak di seluruh dunia lahir cacat, sebagai akibat ibu mereka menenggak obat ini selama hamil.
No comments:
Post a Comment