Detik.com - Maraknya peredaran pornografi anak membuat tiga perusahaan penyedia layanan internet terbesar di Australia sukarela memblokir situs-situs yang 'bermasalah'. Perusahaan itu adalah Telstra, Optus dan Primus. Ketiganya telah sepakat untuk menutup akses ke situs yang telah disusun oleh Australian Communications and Media Authority, sebagai situs yang mengadung konten porno.
Namun sayang, pemerintah negeri Kangguru itu terpaksa harus menunda maksud baik mereka. Menteri Komunikasi Senator Stephen Conroy mengatakan akan menunda program penyaringan konten porno pada internet itu selama satu tahun.
Apa alasannya? Dikutip detikINET dari Radio Australia News, Sabtu (10/7/2010), Senator Conroy menjelaskan penundaan itu dimaksudkan agar ada pihak independen lainnya yang menguji materi apa saja yang tergolong konten pornografi.
"Saya yakin bahwa sekali kita melalui proses ini. Semua warga Australia yang tertarik akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi," tukas Conroy. "Saya yakin bahwa orang akan melihat ini bukan bentuk dari penyensoran apapun," tandasnya.
Conroy juga menjelaskan bahwa nantinya akan ada transparansi dari daftar situs-situs yang dianggap 'bermasalah'. Tak hanya itu, rencananya juga punya tim independen khusus yang akan meninjau daftar situs tersebut setiap tahunnya.
Namun sayang, pemerintah negeri Kangguru itu terpaksa harus menunda maksud baik mereka. Menteri Komunikasi Senator Stephen Conroy mengatakan akan menunda program penyaringan konten porno pada internet itu selama satu tahun.
Apa alasannya? Dikutip detikINET dari Radio Australia News, Sabtu (10/7/2010), Senator Conroy menjelaskan penundaan itu dimaksudkan agar ada pihak independen lainnya yang menguji materi apa saja yang tergolong konten pornografi.
"Saya yakin bahwa sekali kita melalui proses ini. Semua warga Australia yang tertarik akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi," tukas Conroy. "Saya yakin bahwa orang akan melihat ini bukan bentuk dari penyensoran apapun," tandasnya.
Conroy juga menjelaskan bahwa nantinya akan ada transparansi dari daftar situs-situs yang dianggap 'bermasalah'. Tak hanya itu, rencananya juga punya tim independen khusus yang akan meninjau daftar situs tersebut setiap tahunnya.
No comments:
Post a Comment