Kompas.com - Toyota Motor Corporation mengumumkan kampanye perbaikan massal (recall) terhadap 1,9 juta unit Prius di seluruh dunia. Terindikasi adanya kerusakkan pada piranti lunak (software) yang digunakan untuk mengatur konverter tenaga, berpotensi mengakibatkan mobil berhenti seketika.
Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, Toyota memutuskan untuk memanggil semua pelanggan ke jaringan bengkel untuk melakukan pengecekkan. "Karena dalam skenario terburuk, mobil bisa berhenti ketika berjalan dan ini menyangkut masalah keselamatan, ini alasan mengapa kami segera mengumumkan recall," jelas juru bicara Toyota di Tokyo, dilansir Japan Today (12/2/2014).
Toyota mengaku belum ada kecelakaan yang terjadi karena masalah ini. Dari pantauan, masalah yang kerap timbul karena kerusakkan ini adalah menyalanya lampu peringatan dan mengaktifkan moda berkendara failsafe. Dalam situasi ini mobil tetap bisa jalan, tetapi tenaga yang dimiliki berkurang. "Gejala awal akan melambat laju, kemudian akhirnya berhenti total," lanjut juru bicara Toyota.
Sebelum dilakukan recall, sudah tercatat lebih dari 400 kejadian, termasuk 300 di Jepang dan 90 lainnya di Amerika Utara. Recall terbesar terjadi di Jepang, meliputi 997.000 unit, disusul Amerika Utara (713.000 unit), sisanya di Eropa, Timur Tengah, dan China.
Sebelumnya, mobil hibrida ini pernah direcall tahun lalu (2013) dan 2010 karena masalah lain. Tapi, pengumuman terbaru ini merupakan kasus yang terbesar karena dicurigai menjangkit ke seluruh Prius yang dijual di pasar global.
Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, Toyota memutuskan untuk memanggil semua pelanggan ke jaringan bengkel untuk melakukan pengecekkan. "Karena dalam skenario terburuk, mobil bisa berhenti ketika berjalan dan ini menyangkut masalah keselamatan, ini alasan mengapa kami segera mengumumkan recall," jelas juru bicara Toyota di Tokyo, dilansir Japan Today (12/2/2014).
Toyota mengaku belum ada kecelakaan yang terjadi karena masalah ini. Dari pantauan, masalah yang kerap timbul karena kerusakkan ini adalah menyalanya lampu peringatan dan mengaktifkan moda berkendara failsafe. Dalam situasi ini mobil tetap bisa jalan, tetapi tenaga yang dimiliki berkurang. "Gejala awal akan melambat laju, kemudian akhirnya berhenti total," lanjut juru bicara Toyota.
Sebelum dilakukan recall, sudah tercatat lebih dari 400 kejadian, termasuk 300 di Jepang dan 90 lainnya di Amerika Utara. Recall terbesar terjadi di Jepang, meliputi 997.000 unit, disusul Amerika Utara (713.000 unit), sisanya di Eropa, Timur Tengah, dan China.
Sebelumnya, mobil hibrida ini pernah direcall tahun lalu (2013) dan 2010 karena masalah lain. Tapi, pengumuman terbaru ini merupakan kasus yang terbesar karena dicurigai menjangkit ke seluruh Prius yang dijual di pasar global.
No comments:
Post a Comment