Kompas.com - Organisasi lingkungan hidup Genesis Bengkulu menyebutkan hasil investigasi yang mereka lakukan di Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) menunjukkan bahwa tak ada lagi badak sumatera di wilayah itu.
"Kami melakukan pengamatan dan wawancara, termasuk terhadap para pemburu. Mereka katakan, sejak lima tahun terakhir badak sumatera tak ditemukan lagi di TNKS," kata Berlian, Ketua Yayasan Genesis Bengkulu, Senin (9/2/2015).
Berlian mengatakan, berdasarkan keterangan para pemburu, lima tahun lalu, seekor badak terlihat di wilayah TNKS. Namun, saat ini mereka tak pernah menjumpainya lagi. Investigasi dengan memantau jejak, kubangan, dan tempat tinggal pun menunjukkan bahwa badak tersebut kini tak lagi terlihat.
"Wilayah TNKS di Provinsi Bengkulu ini hanya 30 persen, artinya sangat mudah untuk mengidentifikasi jika keberadaan badak sumatera itu masih ada," tambah dia.
Info dari masyarakat pinggiran hutan juga menyatakan hal yang serupa. Menurut Berlian, warga yang tinggal di tepian hutan saat ini tak lagi menemukan jejak badak dan kubangan. "Sudah lama warga tak menemukan jejaknya. Kalau dulu, kubangan, jejaknya, ada. Sekarang tak ada lagi. Perburuan pun secara otomatis hilang," kata Berlian.
"Kami melakukan pengamatan dan wawancara, termasuk terhadap para pemburu. Mereka katakan, sejak lima tahun terakhir badak sumatera tak ditemukan lagi di TNKS," kata Berlian, Ketua Yayasan Genesis Bengkulu, Senin (9/2/2015).
Berlian mengatakan, berdasarkan keterangan para pemburu, lima tahun lalu, seekor badak terlihat di wilayah TNKS. Namun, saat ini mereka tak pernah menjumpainya lagi. Investigasi dengan memantau jejak, kubangan, dan tempat tinggal pun menunjukkan bahwa badak tersebut kini tak lagi terlihat.
"Wilayah TNKS di Provinsi Bengkulu ini hanya 30 persen, artinya sangat mudah untuk mengidentifikasi jika keberadaan badak sumatera itu masih ada," tambah dia.
Info dari masyarakat pinggiran hutan juga menyatakan hal yang serupa. Menurut Berlian, warga yang tinggal di tepian hutan saat ini tak lagi menemukan jejak badak dan kubangan. "Sudah lama warga tak menemukan jejaknya. Kalau dulu, kubangan, jejaknya, ada. Sekarang tak ada lagi. Perburuan pun secara otomatis hilang," kata Berlian.
No comments:
Post a Comment