Kompas.com - Eric Olsen, CEO LafargeHolcim, perusahan semen berjaringan luas di dunia yang berbasis di Swiss, Senin (24/4/2017), mengumumkan pengunduran diri karena membiayai kelompok teror Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS) dan ekstremis lainnya.
Hasil penyelidikan internal, menyusul tundingan keterlibatan perusahaan itu, menunjukkan, bahwa benar LafargeHolcim telah membiayai kelompok ISIS dan sayap Al Qaeda di Suriah.
Harian Inggris, The Morning Star, Selasa (25/4/2017), melaporkan, Olsen mengumumkan pengunduran dirinya karena terlibat dalam pembiayaan terhadap kelompok teror di Suriah.
“Keputusan saya didorong oleh keyakinan saya bahwa ini akan membantu untuk mengatasi ketegangan yang baru-baru ini muncul seputar kasus Suriah," kata Olsen, Senin.
Harian Inggris, The Morning Star, Selasa (25/4/2017), melaporkan, Olsen mengumumkan pengunduran dirinya karena terlibat dalam pembiayaan terhadap kelompok teror di Suriah.
“Keputusan saya didorong oleh keyakinan saya bahwa ini akan membantu untuk mengatasi ketegangan yang baru-baru ini muncul seputar kasus Suriah," kata Olsen, Senin.
Sedangkan LafargeHolcim mengatakan, dewan perusahaan telah mengamanatkan Olsen dan timnya untuk "menerapkan langkah-langkah perbaikan" sebelum dia resmi keluar pada 15 Juli.
Penyelidikan awal tahun ini menegaskan, produsen semen terbesar di dunia itu telah membayar kelompok ekstremis agar pabrik semen LafargeHolcim di Aleppo, Suriah utara, bisa terus beroperasi.
Perusahaan tersebut menolak untuk menentukan "kelompok bersenjata lokal" yang didanainya, kecuali dengan mengatakan bahwa "sanksi" telah diberikan.
Namun, lembaga swadaya masyarakat di Jerman, Sherpa, telah mengajukan tuduhan yang kuat bawah perusahaan semen LafargeHolcim telah berbisnis dengan ISIS.
Penyelidikan awal tahun ini menegaskan, produsen semen terbesar di dunia itu telah membayar kelompok ekstremis agar pabrik semen LafargeHolcim di Aleppo, Suriah utara, bisa terus beroperasi.
Perusahaan tersebut menolak untuk menentukan "kelompok bersenjata lokal" yang didanainya, kecuali dengan mengatakan bahwa "sanksi" telah diberikan.
Namun, lembaga swadaya masyarakat di Jerman, Sherpa, telah mengajukan tuduhan yang kuat bawah perusahaan semen LafargeHolcim telah berbisnis dengan ISIS.
PBB telah menyatakan ISIS dan Front Al-Nusra, kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan telah berganti nama menjadi Hetesh, harus dikecualikan dari gencatan senjata apapun.
Perusahaan yang berbasis di Swiss tersebut mengatakan, sebuah penyelidikan internal telah menemukan bahwa Olsen bertanggung jawab atas atau menyadari adanya kesalahan yang terkait dengan kegiatan pabrik di Suriah yang sementara ini telah dihentikan.
LafargeHolcim mengklaim bahwa pihaknya hanya berusaha untuk menyelamatkan pabrik di Aleppo. Pabrik semen di Suriah utara itu adalah “satu-satunya sumber kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya”.
Menurut manajemen LafargeHolcim, pembangunan pabrik selama tiga tahun di Aleppo telah menyedot biaya 530 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,016 triliun.
Penyuapan atau pembiayaan kepada kelompok pemberontak telah dikeluarkan oleh Lafarge Perancis sebelum bergabung dengan Holchim Swiss pada tahun 2015.
Perusahaan yang berbasis di Swiss tersebut mengatakan, sebuah penyelidikan internal telah menemukan bahwa Olsen bertanggung jawab atas atau menyadari adanya kesalahan yang terkait dengan kegiatan pabrik di Suriah yang sementara ini telah dihentikan.
LafargeHolcim mengklaim bahwa pihaknya hanya berusaha untuk menyelamatkan pabrik di Aleppo. Pabrik semen di Suriah utara itu adalah “satu-satunya sumber kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya”.
Menurut manajemen LafargeHolcim, pembangunan pabrik selama tiga tahun di Aleppo telah menyedot biaya 530 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,016 triliun.
Penyuapan atau pembiayaan kepada kelompok pemberontak telah dikeluarkan oleh Lafarge Perancis sebelum bergabung dengan Holchim Swiss pada tahun 2015.
Setelah semua staf internasional ditarik keluar pada tahun 2012, pabrik tersebut dievakuasi sepenuhnya dan berhenti beroperasi pada September 2014.
No comments:
Post a Comment