Detik.com - Air mata Shinta Bachir seketika menetes. Ia tidak kuasa membendung air matanya mengingat kenangan dirinya bersama sang jenderal.
Kebetulan saat itu adalah hari ulang tahunya yang ke-26. Perempuan kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 7 Februari 1986, itu, memiliki kenangan yang tidak terlupakan di hari ulang tahunya saat masih bersama mantan Kapolda Metro Jaya, mantan suami sirinya yang juga meneror akan membunuhnya.
"Beliau sering memberi kejutan di malam hari ulang tahun saya. Bunga mawar putih selalu dia berikan di setiap ultah saya. Tapi sekarang tidak ada lagi orang yang memberi perhatian itu, " ucap Shinta sambil menyeka air matanya saat berbincang dengan majalah detik.
Shinta mengaku menjalin hubungan cinta dengan sang jenderal sejak 2 tahun lalu. Ia kali pertama berkenalan dengan pria beristri itu di Plaza Indonesia saat makan siang bersama temannya. Saat itu Shinta baru memasuki dunia entertainment. Baru dua sinetron yang dia ikuti, itu pun hanya sebagai figuran.
Saat pertama bertemu sang jenderal, Shinta mengaku tidak menggubrisnya. Bahkan saat sang jenderal minta nomor handphone Shinta pun sempat memberi nomor palsu. Tapi rupanya pria itu benar-benar penasaran dan meminta kembali nomor asli Shinta.
"Awalnya saya juga malas berhubungan dengannya. Karena usianya kan sudah tua. Tapi karena dia terus berbuat baik ke saya dan banyak membimbing saya, lama-lama muncul juga perasaan itu," terang Shinta.
Sang jenderal yang hingga kini tidak disebutkan namanya oleh Shinta, secara terus terang menyatakan cinta dua minggu setelah perkenalan itu. Saat itu pensiunan jenderal bintang tiga itu mengajak Shinta ke XKTV, yang terletak di Senayan City. Usai berkaraoke bersama-sama teman-teman sang jenderal, bintang film horor itu kemudian diajak jalan-jalan keliling Jakarta.
Begitu mobil Mercy yang membawa Shinta melintas di kawasan Menteng, jenderal itu menyatakan cintanya. Shinta menerima pernyataan cinta itu. Nah, sejak itulah hubungan mereka semakin dekat dan bahkan kerap tinggal bersama.
Kencan Shinta dan sang jenderal lebih banyak diisi dengan nonton film di bioskop. Jenderal bintang tiga itu kebetulan sangat menyukai film action Hollywood. Selain nonton di bioskop, mereka juga sering jalan-jalan ke Singapura, Malaysia dan Hong Kong.
"Kalau jalan-jalan ke luar negeri memang saya yang sering minta. Supaya kami berdua bisa leluasa jalan berdua," jelasnya.
Tapi Shinta menampik hubungan cintanya dengan sang jenderal dilakukan secara diam-diam. Shinta mengaku sering diajak mengikuti kegiatan sang jenderal. Salah satunya, diajak nonton bareng final kedua Piala AFF, 28 Desember 2010, antara Indonesia dan Malaysia. Padahal dalam event itu hadir pula Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
“Ya di situ ada Pak SBY, ada Bu Ani. Saya lihatlah Bu Ani. Tapi ndak salaman, saya kan saat itu bingung,” kata Shinta.
Bukan itu saja, Shinta juga sempat dikenalkan dengan anak kandung sang jenderal. Bahkan anak sang jenderal sempat saling tukar nomor telepon dengan Shinta. Saat pertemuan dengan anak kekasihnya itu tidak banyak pembicaraan yang terjadi. Pria yang usianya tidak terpaut jauh dengan Shinta itu hanya mengatakan "titip Bapak ya Mbak Shinta".
Sang jenderal juga tidak merasa risau dengan pertemuan Shinta dengan anak kandungnya itu. Kepada Shinta sang jenderal hanya bilang, keluarganya hanya makmum sedangkan dirinya sebagai imam. "Jadi keputusan apa pun ada di saya," jelas Shinta menirukan ucapan sang jenderal itu.
Karena dianggap tidak ada masalah dengan keluarga kekasihnya, Shinta merasa tenang menjalani hidup bersama pria yang usianya jauh di atasnya. Bahkan Shinta pernah mengajaknya ke kampungnya di Wonosobo, Jawa Tengah, untuk diperkenalkan dengan kedua orang tuanya.
Keluarga Shinta merestui hubungan itu. Dan keduanya akhirnya sepakat menikah secara siri. Sayangnya, Shinta enggan mengatakan soal pernikahan dirinya. "Soal pernikahan hanya saya, beliau, dan Tuhan yang tahu," begitu kata Shinta.
Namun yang pasti, usai kedatangan pria itu ke kampung halaman Shinta, keduanya memilih tinggal berdua dalam satu rumah. Awalnya Shinta dibelikan rumah di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Di rumah cluster yang bernilai ratusan juta rupiah itu Shinta tinggal selama 3 bulan.
Namun Shinta terpaksa pindah dari rumah yang tergolong mewah itu. Pasalnya, tetangga rumahnya yang kebetulan seorang perwira polisi di Polres Jakarta Selatan mulai merasa curiga. Istri perwira polisi itu sering bertanya tentang sosok pria yang sering bermalam di rumahnya.
Karena merasa khawatir identitas suami sirinya terbongkar, Shinta kemudian menjual rumah itu dan memilih mengontrak rumah di kawasan Tebet Utara, Jakarta Selatan. "Uang hasil penjualan rumah sebagian saya gunakan untuk modal. Sisanya untuk biaya mengontrak rumah," ujar Shinta.
Di rumah bercat putih dan berlantai dua di Tebet itu, Shinta membayar sewa Rp 45 juta per tahun. Beberapa warga yang ditemui majalah detik membenarkan pria yang sering menginap di rumah itu adalah pensiunan polisi. Tapi mereka tidak tahu kalau pria itu mantan Kapolda Metro Jaya.
"Yang kami tahu dia seorang pensiunan polisi. Tapi kami tidak terlalu mengenalnya. Kalau Shinta kami kenal karena dia sering menyapa warga. Shinta ngontrak di sini selama sekitar 2 tahun," ujar salah seorang warga.
Shinta terpaksa hengkang dari rumah kontrakan setelah ada teror dari pria yang disebut-sebut sebagai suami sirinya itu. Karena ketakutan, Shinta lebih memilih tinggal di daerah pinggiran kota Jakarta.
Setelah heboh soal ancaman dan teror itu hubungan Shinta dengan sang jenderal kemudian ramai diperbincangkan. Publik pun mulai bertanya-tanya siapa mantan kapolda yang berpangkat Komisaris Jenderal Purnawirawan polisi tersebut. Namun berulangkali, Shinta dan pengacaranya, Ahmad Rifai selalu bungkam saat ditanyakan.
Shinta hanya mengaku, hubungan cintanya dengan sang jenderal sudah putus sejak Desember 2011. Putusnya hubungan cinta keduanya, kata Shinta, dengan cara baik-baik. Tapi entah kenapa tiba-tiba pesan ancaman itu muncul dari mantan kekasihnya itu.
Shinta juga merasa heran dengan perubahan sikap mantan kekasihnya. Padahal, kata Shinta, sebelumnya perangai kekasihnya itu sangat baik. Bahkan seringkali ia mengajarkan ilmu agama kepada Shinta.
"Saya nggak tahu kenapa belakangan sikapnya jadi kasar. Saya dibilang orang kampung yang tidak tahu diri. Dan bakal tidak bisa hidup setelah lepas darinya. Padahal masalah hidup dan harta adalah urusan Tuhan," ujarnya.
Namun kekesalan Shinta kini sirna. Sang jenderal minta maaf dan mereka pun berdamai.
Kebetulan saat itu adalah hari ulang tahunya yang ke-26. Perempuan kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah, 7 Februari 1986, itu, memiliki kenangan yang tidak terlupakan di hari ulang tahunya saat masih bersama mantan Kapolda Metro Jaya, mantan suami sirinya yang juga meneror akan membunuhnya.
"Beliau sering memberi kejutan di malam hari ulang tahun saya. Bunga mawar putih selalu dia berikan di setiap ultah saya. Tapi sekarang tidak ada lagi orang yang memberi perhatian itu, " ucap Shinta sambil menyeka air matanya saat berbincang dengan majalah detik.
Shinta mengaku menjalin hubungan cinta dengan sang jenderal sejak 2 tahun lalu. Ia kali pertama berkenalan dengan pria beristri itu di Plaza Indonesia saat makan siang bersama temannya. Saat itu Shinta baru memasuki dunia entertainment. Baru dua sinetron yang dia ikuti, itu pun hanya sebagai figuran.
Saat pertama bertemu sang jenderal, Shinta mengaku tidak menggubrisnya. Bahkan saat sang jenderal minta nomor handphone Shinta pun sempat memberi nomor palsu. Tapi rupanya pria itu benar-benar penasaran dan meminta kembali nomor asli Shinta.
"Awalnya saya juga malas berhubungan dengannya. Karena usianya kan sudah tua. Tapi karena dia terus berbuat baik ke saya dan banyak membimbing saya, lama-lama muncul juga perasaan itu," terang Shinta.
Sang jenderal yang hingga kini tidak disebutkan namanya oleh Shinta, secara terus terang menyatakan cinta dua minggu setelah perkenalan itu. Saat itu pensiunan jenderal bintang tiga itu mengajak Shinta ke XKTV, yang terletak di Senayan City. Usai berkaraoke bersama-sama teman-teman sang jenderal, bintang film horor itu kemudian diajak jalan-jalan keliling Jakarta.
Begitu mobil Mercy yang membawa Shinta melintas di kawasan Menteng, jenderal itu menyatakan cintanya. Shinta menerima pernyataan cinta itu. Nah, sejak itulah hubungan mereka semakin dekat dan bahkan kerap tinggal bersama.
Kencan Shinta dan sang jenderal lebih banyak diisi dengan nonton film di bioskop. Jenderal bintang tiga itu kebetulan sangat menyukai film action Hollywood. Selain nonton di bioskop, mereka juga sering jalan-jalan ke Singapura, Malaysia dan Hong Kong.
"Kalau jalan-jalan ke luar negeri memang saya yang sering minta. Supaya kami berdua bisa leluasa jalan berdua," jelasnya.
Tapi Shinta menampik hubungan cintanya dengan sang jenderal dilakukan secara diam-diam. Shinta mengaku sering diajak mengikuti kegiatan sang jenderal. Salah satunya, diajak nonton bareng final kedua Piala AFF, 28 Desember 2010, antara Indonesia dan Malaysia. Padahal dalam event itu hadir pula Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
“Ya di situ ada Pak SBY, ada Bu Ani. Saya lihatlah Bu Ani. Tapi ndak salaman, saya kan saat itu bingung,” kata Shinta.
Bukan itu saja, Shinta juga sempat dikenalkan dengan anak kandung sang jenderal. Bahkan anak sang jenderal sempat saling tukar nomor telepon dengan Shinta. Saat pertemuan dengan anak kekasihnya itu tidak banyak pembicaraan yang terjadi. Pria yang usianya tidak terpaut jauh dengan Shinta itu hanya mengatakan "titip Bapak ya Mbak Shinta".
Sang jenderal juga tidak merasa risau dengan pertemuan Shinta dengan anak kandungnya itu. Kepada Shinta sang jenderal hanya bilang, keluarganya hanya makmum sedangkan dirinya sebagai imam. "Jadi keputusan apa pun ada di saya," jelas Shinta menirukan ucapan sang jenderal itu.
Karena dianggap tidak ada masalah dengan keluarga kekasihnya, Shinta merasa tenang menjalani hidup bersama pria yang usianya jauh di atasnya. Bahkan Shinta pernah mengajaknya ke kampungnya di Wonosobo, Jawa Tengah, untuk diperkenalkan dengan kedua orang tuanya.
Keluarga Shinta merestui hubungan itu. Dan keduanya akhirnya sepakat menikah secara siri. Sayangnya, Shinta enggan mengatakan soal pernikahan dirinya. "Soal pernikahan hanya saya, beliau, dan Tuhan yang tahu," begitu kata Shinta.
Namun yang pasti, usai kedatangan pria itu ke kampung halaman Shinta, keduanya memilih tinggal berdua dalam satu rumah. Awalnya Shinta dibelikan rumah di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Di rumah cluster yang bernilai ratusan juta rupiah itu Shinta tinggal selama 3 bulan.
Namun Shinta terpaksa pindah dari rumah yang tergolong mewah itu. Pasalnya, tetangga rumahnya yang kebetulan seorang perwira polisi di Polres Jakarta Selatan mulai merasa curiga. Istri perwira polisi itu sering bertanya tentang sosok pria yang sering bermalam di rumahnya.
Karena merasa khawatir identitas suami sirinya terbongkar, Shinta kemudian menjual rumah itu dan memilih mengontrak rumah di kawasan Tebet Utara, Jakarta Selatan. "Uang hasil penjualan rumah sebagian saya gunakan untuk modal. Sisanya untuk biaya mengontrak rumah," ujar Shinta.
Di rumah bercat putih dan berlantai dua di Tebet itu, Shinta membayar sewa Rp 45 juta per tahun. Beberapa warga yang ditemui majalah detik membenarkan pria yang sering menginap di rumah itu adalah pensiunan polisi. Tapi mereka tidak tahu kalau pria itu mantan Kapolda Metro Jaya.
"Yang kami tahu dia seorang pensiunan polisi. Tapi kami tidak terlalu mengenalnya. Kalau Shinta kami kenal karena dia sering menyapa warga. Shinta ngontrak di sini selama sekitar 2 tahun," ujar salah seorang warga.
Shinta terpaksa hengkang dari rumah kontrakan setelah ada teror dari pria yang disebut-sebut sebagai suami sirinya itu. Karena ketakutan, Shinta lebih memilih tinggal di daerah pinggiran kota Jakarta.
Setelah heboh soal ancaman dan teror itu hubungan Shinta dengan sang jenderal kemudian ramai diperbincangkan. Publik pun mulai bertanya-tanya siapa mantan kapolda yang berpangkat Komisaris Jenderal Purnawirawan polisi tersebut. Namun berulangkali, Shinta dan pengacaranya, Ahmad Rifai selalu bungkam saat ditanyakan.
Shinta hanya mengaku, hubungan cintanya dengan sang jenderal sudah putus sejak Desember 2011. Putusnya hubungan cinta keduanya, kata Shinta, dengan cara baik-baik. Tapi entah kenapa tiba-tiba pesan ancaman itu muncul dari mantan kekasihnya itu.
Shinta juga merasa heran dengan perubahan sikap mantan kekasihnya. Padahal, kata Shinta, sebelumnya perangai kekasihnya itu sangat baik. Bahkan seringkali ia mengajarkan ilmu agama kepada Shinta.
"Saya nggak tahu kenapa belakangan sikapnya jadi kasar. Saya dibilang orang kampung yang tidak tahu diri. Dan bakal tidak bisa hidup setelah lepas darinya. Padahal masalah hidup dan harta adalah urusan Tuhan," ujarnya.
Namun kekesalan Shinta kini sirna. Sang jenderal minta maaf dan mereka pun berdamai.
No comments:
Post a Comment