Kompas.com - Tingginya jumlah merkuri dalam ikan tuna dikhawatirkan berdampak negatif pada tumbuh kembang janin. Oleh karenanya, ibu hamil disarankan untuk menghindari konsumsi ikan tuna.
"Kami terutama lebih khawatir dengan tuna kalengan. Karenanya, kami menyarankan ibu hamil untuk menghindari ikan tuna," kata Jean Halloran, Direktur Kebijakan Makanan untuk Consumers Union, divisi advokasi konsumen dalam pernyataannya.
Meski ibu hamil dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap paparan merkuri dari makanan laut, tetapi ikan tuna dengan kadar merkuri tinggi berbahaya untuk siapa saja.
Orang dewasa yang mengonsumsi sekitar 0,6 kilogram atau lebih seafood per minggu sebaiknya menghindari ikan tuna yang tercemar merkuri, termasuk sushi yang mengandung tuna.
Sebaliknya, ada lebih dari 20 jenis seafood yang bisa dikonsumsi, termasuk oleh ibu hamil dan anak, beberapa kali dalam seminggu tanpa perlu takut akan paparan merkuri.
Meski ikan dan hewan laut lain mengandung asam lemak omega-3 yang sehat, tetapi banyak orang takut mengonsumsi seafood karena alasan merkuri. Paparan merkuri sendiri diketahui menyebabkan kerusakan pada otak dan sistem saraf.
Dalam kajiannya, Consumers Report menganalisis data mengenai kadar merkuri pada berbagai jenis seafood. Data ini diambil dari Food and Drug Administration (FDA). Kelompok advokasi ini juga mengidentifikasi sekitar 20 jenis seafood yang aman.
Makanan laut dengan kadar merkuri terendah antara lain salmon, kerang, udang, dan nila merah. Seafood lain yang kadar merkurinya juga rendah adalah ikan lele, kepiting, ikan trout, ikan flounder, dan flatfish.
Sementara itu, rekomendasi terbaru dari FDA dan badan perlindungan lingkungan menyebutkan, ibu hamil dan anak-anak sebaiknya berpantang empat jenis ikan dengan kadar merkuri tinggi, yakni ikan todak, hiu, king mackerel, dan tilefish. Ikan lain yang juga dikhawatirkan berbahaya adalah marlin dan ikan orange roughy.
"Kami terutama lebih khawatir dengan tuna kalengan. Karenanya, kami menyarankan ibu hamil untuk menghindari ikan tuna," kata Jean Halloran, Direktur Kebijakan Makanan untuk Consumers Union, divisi advokasi konsumen dalam pernyataannya.
Meski ibu hamil dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap paparan merkuri dari makanan laut, tetapi ikan tuna dengan kadar merkuri tinggi berbahaya untuk siapa saja.
Orang dewasa yang mengonsumsi sekitar 0,6 kilogram atau lebih seafood per minggu sebaiknya menghindari ikan tuna yang tercemar merkuri, termasuk sushi yang mengandung tuna.
Sebaliknya, ada lebih dari 20 jenis seafood yang bisa dikonsumsi, termasuk oleh ibu hamil dan anak, beberapa kali dalam seminggu tanpa perlu takut akan paparan merkuri.
Meski ikan dan hewan laut lain mengandung asam lemak omega-3 yang sehat, tetapi banyak orang takut mengonsumsi seafood karena alasan merkuri. Paparan merkuri sendiri diketahui menyebabkan kerusakan pada otak dan sistem saraf.
Dalam kajiannya, Consumers Report menganalisis data mengenai kadar merkuri pada berbagai jenis seafood. Data ini diambil dari Food and Drug Administration (FDA). Kelompok advokasi ini juga mengidentifikasi sekitar 20 jenis seafood yang aman.
Makanan laut dengan kadar merkuri terendah antara lain salmon, kerang, udang, dan nila merah. Seafood lain yang kadar merkurinya juga rendah adalah ikan lele, kepiting, ikan trout, ikan flounder, dan flatfish.
Sementara itu, rekomendasi terbaru dari FDA dan badan perlindungan lingkungan menyebutkan, ibu hamil dan anak-anak sebaiknya berpantang empat jenis ikan dengan kadar merkuri tinggi, yakni ikan todak, hiu, king mackerel, dan tilefish. Ikan lain yang juga dikhawatirkan berbahaya adalah marlin dan ikan orange roughy.
No comments:
Post a Comment