Nov 18, 2009

Harimau Langka Itu Mati di Kandang Ayam

Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati di kandang ayam milik M Rajab (45), warga Desa Silolo Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan.

"Harimau berjenis kelamin betina itu ditemukan mati di dalam kandang ayam sekitar pukul 08.00 WIB. Warga menguburkan satwa dilindungi itu," kata Camat Pasie Raja H Rustam di Tapak Tuan, Senin (16/11).

Sebelum dikubur, satwa langka ini lebih dulu dibungkus kain putih. Penguburan tersebut juga disaksikan Kepala Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Safwan, petugas Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), dan Kepala Polsek Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan.

Diperkirakan, harimau yang memiliki panjang sekitar 99 cm, tinggi 62 cm, dan panjang ekor 52 cm itu masuk ke kandang ayam yang berada di belakang rumah M Rajab sekitar pukul 20.00.

Hewan yang hampir punah tersebut diduga tewas akibat kehabisan napas karena terlilit tali yang terdapat di dalam kandang ayam milik warga yang sehari-hari berprofesi sebagai petani itu.

"Untuk mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan, harimau yang masih berusia muda itu dikubur di halaman rumah M Rajab," katanya.

Kepala KSDA Aceh Selatan Safwan mengatakan bahwa harimau itu tewas akibat kehabisan napas. Pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke BKSDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

"Kami sudah melaporkan kejadian ini ke BKSDA provinsi dan diperkirakan masih ada satu harimau lagi yang berkeliaran di pinggiran Desa Silolo itu," katanya.

Selama dua bulan terakhir, gangguan harimau di daerah penghasil pala itu meningkat. Puluhan ternak telah dimangsa raja hutan.

Selain Desa Silolo, Kecamatan Pasie Raja, sejumlah desa lainnya, seperti Jambo Apha, Kecamatan Tapak Tuan, dan Desa Jambo Papeun, Kecamatan Meukek, harimau juga sempat turun ke permukiman.

Kepala Desa Jamboe Papeun Sasmin (44) mengatakan bahwa harimau telah memangsa lima kambing milik Tgk Syahabuddin, Tgk Anshari, dan M Nasir Nas, serta 39 ayam dan itik milik masyarakat lainnya.

"Warga melihat harimau di ladang ubi yang berada di dusun Kuta Batee yang berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman penduduk. Sebenarnya warga sangat takut dan cemas untuk berkebun. Namum, aktivitas itu harus tetap dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Sasmin.

No comments:

Post a Comment