Pendapat calon pemilik mobil beberapa tahun lalu, transmisi matik bukan pilihan utama. Transmisi manual pun masih jadi idola. Tetapi belakangan, kaki kiri pegal mulai merambah pengendara di kota besar, karena sering bermacet ria.
Tak heran Daihatsu pun meluncurkan Daihatsu Terios TS A/T sebagai varian termurahnya di jajaran Terios yang bertransmisi matik. Semua pun bisa tak pegal lagi kaki kirinya.
ENGINE BRAKE
Mau berkata jujur? Tentunya tiap orang pasti ingin santai bahkan kalau bisa tidak mengerjakan apapun walau ingin hasil yang maksimal. Ya, kan? Makanya, semua dibuat serbaotomatis, termasuk transmisi tunggangan. Pengemudinya hanya perlu mengemudi dan injak pedal gas dan rem saja.
Begitu pun Daihatsu Terios, yang kini di jajaran terendahnya, TS sudah mengusung transmisi otomatis. Dibandingkan manual, tentu ada kemudahan soal pengoperasiannya, kaki tinggal injak gas saja lalu tunggangan meluncur. Mau posisi D atau R, tak perlu kordinasi antara pedal kopling dan gas, terutama saat setelah berhenti di jalan menanjak.
Eh, eh coba yuk, di jalan datar sih relatif enggak menemui masalah. Hanya pada saat akselserasi tarikan Terios TS matik ini tak segahar yang manualnya. Injak poll!!! Mesin pun meraung dan mobil pun berlari, perpindahannya memang tak terlalu halus, meski hentakannya pun tak tergolong mengganggu.
Bejek santai? Hmm, lumayan enak buat jalan-jalan. Sepertinya mobil 7 seater ini pas juga untuk ibu-ibu mengantar anaknya ke sekolah atau sekadar mengunjungi pusat perbelanjaan.
Apalagi saat mengantre di tanjakan kala akan keluar dari basement, tentunya mobil matik sangat membantu sang nyonya mengemudi. Bapaknya ingin pelesir ke luar kota? Buat melaju di tol masih terasa nyaman, hanya untuk jalan bumpy seperti tol Cipularang, buritan masih terasa berayun-ayun.
Walau di jalan jelek suspensinya masih oke juga, apalagi postur jangkung membuat pengemudinya lebih pede melewati jalan berlubang atau aspal rusak seperti rute Jakarta-Anyer, misalnya.
Perpindahan transmisi pun masih baik di jalan datar, hanya di tanjakan, pilihan untuk memindahkan tuas dari D ke 3 atau 2 saat menanjak lebih enak dibandingkan mengandalkan menginjak pedal gas lebih dalam agar terjadi efek kick down.
Sementara pada jalan menurun, ada efek engine brake dari transmisi Terios TS ini yang sangat membantu pengereman di turunan. Namun, jika terlalu curam sebaiknya lakukan downshift dengan memindahkan ke posisi 2 atau bahkan lebih rendah lagi.
Namun memang sih, pengemudi mobil seharga Rp 166,6 Juta (on the road, Jakarta) nya bakal lebih segar dibanding supir mobil manual kalau rute luar kota atau kelamaan nyetir di jalanan yang sangat padat.
Tak heran Daihatsu pun meluncurkan Daihatsu Terios TS A/T sebagai varian termurahnya di jajaran Terios yang bertransmisi matik. Semua pun bisa tak pegal lagi kaki kirinya.
ENGINE BRAKE
Mau berkata jujur? Tentunya tiap orang pasti ingin santai bahkan kalau bisa tidak mengerjakan apapun walau ingin hasil yang maksimal. Ya, kan? Makanya, semua dibuat serbaotomatis, termasuk transmisi tunggangan. Pengemudinya hanya perlu mengemudi dan injak pedal gas dan rem saja.
Begitu pun Daihatsu Terios, yang kini di jajaran terendahnya, TS sudah mengusung transmisi otomatis. Dibandingkan manual, tentu ada kemudahan soal pengoperasiannya, kaki tinggal injak gas saja lalu tunggangan meluncur. Mau posisi D atau R, tak perlu kordinasi antara pedal kopling dan gas, terutama saat setelah berhenti di jalan menanjak.
Eh, eh coba yuk, di jalan datar sih relatif enggak menemui masalah. Hanya pada saat akselserasi tarikan Terios TS matik ini tak segahar yang manualnya. Injak poll!!! Mesin pun meraung dan mobil pun berlari, perpindahannya memang tak terlalu halus, meski hentakannya pun tak tergolong mengganggu.
Bejek santai? Hmm, lumayan enak buat jalan-jalan. Sepertinya mobil 7 seater ini pas juga untuk ibu-ibu mengantar anaknya ke sekolah atau sekadar mengunjungi pusat perbelanjaan.
Apalagi saat mengantre di tanjakan kala akan keluar dari basement, tentunya mobil matik sangat membantu sang nyonya mengemudi. Bapaknya ingin pelesir ke luar kota? Buat melaju di tol masih terasa nyaman, hanya untuk jalan bumpy seperti tol Cipularang, buritan masih terasa berayun-ayun.
Walau di jalan jelek suspensinya masih oke juga, apalagi postur jangkung membuat pengemudinya lebih pede melewati jalan berlubang atau aspal rusak seperti rute Jakarta-Anyer, misalnya.
Perpindahan transmisi pun masih baik di jalan datar, hanya di tanjakan, pilihan untuk memindahkan tuas dari D ke 3 atau 2 saat menanjak lebih enak dibandingkan mengandalkan menginjak pedal gas lebih dalam agar terjadi efek kick down.
Sementara pada jalan menurun, ada efek engine brake dari transmisi Terios TS ini yang sangat membantu pengereman di turunan. Namun, jika terlalu curam sebaiknya lakukan downshift dengan memindahkan ke posisi 2 atau bahkan lebih rendah lagi.
Namun memang sih, pengemudi mobil seharga Rp 166,6 Juta (on the road, Jakarta) nya bakal lebih segar dibanding supir mobil manual kalau rute luar kota atau kelamaan nyetir di jalanan yang sangat padat.
No comments:
Post a Comment