Detik.com - Memiliki mobil bertransmisi otomatis atau matik merupakan pilihan bagi masyarakat perkotaan di Indonesia terutama di Jakarta dan sekitarnya. Dengan kondisi jalanan yang macet, berkendara menggunakan mobil matik akan jauh lebih praktis ketimbang mobil bertransmisi manual sebab pengemudi hanya menginjak pedal gas dan rem saja.
Muncul pendapat dari masyarakat kalau mobil matik perawatannya jauh lebih mahal ketimbang mobil dengan transmisi manual. Tapi kenyataannya tidak seperti itu, perawatan mobil matik tidak jauh mudahnya dengan mobil manual.
Nah, buat Otolovers semua yang memiliki mobil matik hal yang harus diperhatikan yakni oli transmisi otomatis. Oli matik harus sering dicek agar mobil matik Anda tetap nyaman untuk dikendarai.
"Kalau mobil matik sebenarnya rutin periksa oli transmisi otomatisnya saja. Kalau warnanya masih merah itu masih bagus, tapi kalau sudah hitam dan bau kebakar itu berarti ada masalah dan segera untuk diganti," tutur Ismail Kepala Bengkel Hyundai di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan kepada detikOto, Kamis (27/12/2012).
Ismail menganjurkan, pemeriksaan oli transmisi otomatis juga tidak hanya berlaku untuk mobil matik yang sudah memiliki umur tapi juga untuk mobil matik baru. Takutnya volume olinya berkurang dan menimbulkan bau seperti terbakar.
Sementara itu, Adi Kurniawan, kepala mekanik bengkel Dua Barokah di kawasan Jakarta Barat juga mengatakan pengecekan oli transmisi otomatis sangatlah penting pada mobil matik.
Cara memeriksanya bisa kita lakukan sendiri dengan cara melihat tongkat pengukur (dipstick) yang berada di ruang mesin di atas perseneling (gearbox).
Pria yang akrab disapa Adi ini menyarankan kepada setiap pemilik mobil matik agar selalu mengecek oli transmisi setiap menempuh jarak 5.000 km. "Penggantiannya kalau bisa sama seperti mengganti oli mesin. Dan setiap 20.000 km dianjurkan untuk mengganti filter oli transmisi," cetusnya.
Tidak hanya itu, untuk pengguna mobil matik juga harus mengetahui tanda-tanda mulai terjadi kerusakan transmisi matik. Biasanya seperti gejala kopling selip, yang biasanya tak berimbang putaran mesin dengan mobil yang melaju.
"Biasanya mesin sudah berada di putaran tinggi tapi mobil tidak berjalan dengan laju yang seimbang," cetusnya.
Gejala lainnya seperti perpindahan gigi perseneling yang sering menghentak dan tidak halus seperti biasanya.
"Ini gampang kita coba, caranya coba masukan perseneling ke posisi D atau R, lalu rem kita lepas. Kalau mobil matik yang normal akan langsung bergerak. Tapi kalau tidak bergerak ada masalah pada transmisi otomatisnya," tutupnya.
Muncul pendapat dari masyarakat kalau mobil matik perawatannya jauh lebih mahal ketimbang mobil dengan transmisi manual. Tapi kenyataannya tidak seperti itu, perawatan mobil matik tidak jauh mudahnya dengan mobil manual.
Nah, buat Otolovers semua yang memiliki mobil matik hal yang harus diperhatikan yakni oli transmisi otomatis. Oli matik harus sering dicek agar mobil matik Anda tetap nyaman untuk dikendarai.
"Kalau mobil matik sebenarnya rutin periksa oli transmisi otomatisnya saja. Kalau warnanya masih merah itu masih bagus, tapi kalau sudah hitam dan bau kebakar itu berarti ada masalah dan segera untuk diganti," tutur Ismail Kepala Bengkel Hyundai di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan kepada detikOto, Kamis (27/12/2012).
Ismail menganjurkan, pemeriksaan oli transmisi otomatis juga tidak hanya berlaku untuk mobil matik yang sudah memiliki umur tapi juga untuk mobil matik baru. Takutnya volume olinya berkurang dan menimbulkan bau seperti terbakar.
Sementara itu, Adi Kurniawan, kepala mekanik bengkel Dua Barokah di kawasan Jakarta Barat juga mengatakan pengecekan oli transmisi otomatis sangatlah penting pada mobil matik.
Cara memeriksanya bisa kita lakukan sendiri dengan cara melihat tongkat pengukur (dipstick) yang berada di ruang mesin di atas perseneling (gearbox).
Pria yang akrab disapa Adi ini menyarankan kepada setiap pemilik mobil matik agar selalu mengecek oli transmisi setiap menempuh jarak 5.000 km. "Penggantiannya kalau bisa sama seperti mengganti oli mesin. Dan setiap 20.000 km dianjurkan untuk mengganti filter oli transmisi," cetusnya.
Tidak hanya itu, untuk pengguna mobil matik juga harus mengetahui tanda-tanda mulai terjadi kerusakan transmisi matik. Biasanya seperti gejala kopling selip, yang biasanya tak berimbang putaran mesin dengan mobil yang melaju.
"Biasanya mesin sudah berada di putaran tinggi tapi mobil tidak berjalan dengan laju yang seimbang," cetusnya.
Gejala lainnya seperti perpindahan gigi perseneling yang sering menghentak dan tidak halus seperti biasanya.
"Ini gampang kita coba, caranya coba masukan perseneling ke posisi D atau R, lalu rem kita lepas. Kalau mobil matik yang normal akan langsung bergerak. Tapi kalau tidak bergerak ada masalah pada transmisi otomatisnya," tutupnya.
No comments:
Post a Comment