Otomotifnet.com - Setelah mencuri-curi mencoba motor ini sebelum launching, lalu ikut city turing bersama Yamaha di Bandung, kini saatnya free ride..!! Berkendara suka-suka bersama Yamaha New V-Ixion Lightning. Pada sesi test ride ini, bisa mencoba macet-macetan hingga riding di malam hari untuk merasakan performa putaran atasnya.
Fitur
Mulai dari fitur, saatnya mengevaluasi beberapa fitur yang dibanggakan Yamaha. Seperti panel indikator digitalnya. Nyala lampunya terang dan mudah terlihat di malam hari. Pada bagian kiri, indikator lampu sein hingga engine check meski kecil tapi tetap memiliki visibilitas baik.
Ketika geser motor di parkiran, tentu menggunakan behel yang kini didesain seirama bodi. Secara tampilan memang menarik, tapi aplikasinya jadi sedikit merepotkan karena genggaman jari hanya sedikit saja. Menggeser motor jadi terasa lebih berat,
Masih dari behel yang disediakan Yamaha, di bagian dalamnya ternyata ada sangkutan untuk menyimpan helm. Sayangnya, posisinya terlalu dalam jadi cukup sulit dijangkau, posisi tali helm harus dikendurkan biar tetap bisa masuk dan jok tertutup rapat.
Tapi ada satu fitur yang sangat fungsional, di balik jok ada empat tali yang bisa fungsinya sebagai kaitan ketika mengikat barang. Misalnya ketika menggunakan tali jaring untuk membawa barang, enggak perlu bingung mencari cantolannya. Simpel tapi fungsional.
Fitur
Mulai dari fitur, saatnya mengevaluasi beberapa fitur yang dibanggakan Yamaha. Seperti panel indikator digitalnya. Nyala lampunya terang dan mudah terlihat di malam hari. Pada bagian kiri, indikator lampu sein hingga engine check meski kecil tapi tetap memiliki visibilitas baik.
Ketika geser motor di parkiran, tentu menggunakan behel yang kini didesain seirama bodi. Secara tampilan memang menarik, tapi aplikasinya jadi sedikit merepotkan karena genggaman jari hanya sedikit saja. Menggeser motor jadi terasa lebih berat,
Masih dari behel yang disediakan Yamaha, di bagian dalamnya ternyata ada sangkutan untuk menyimpan helm. Sayangnya, posisinya terlalu dalam jadi cukup sulit dijangkau, posisi tali helm harus dikendurkan biar tetap bisa masuk dan jok tertutup rapat.
Tapi ada satu fitur yang sangat fungsional, di balik jok ada empat tali yang bisa fungsinya sebagai kaitan ketika mengikat barang. Misalnya ketika menggunakan tali jaring untuk membawa barang, enggak perlu bingung mencari cantolannya. Simpel tapi fungsional.
Satu lagi yang mengganjal adalah posisi plat nomor yang diletakan di atas head lamp, secara estetika menjadi kurang enak dilihat. Jadi kaya orang demam pakai kompres di jidat hehee.. Tapi ternyata, pihak Yamaha sengaja tidak memposisikannya di bawah lampu utama agar tidak menghalangin hembusan angin dari depan ke radiator. Kalau tujuannya fungsi, oke deh..
Dan yang paling kami suka adalah tuas transmisinya. Bukan cuma satu tuas di depan, tapi ada tuas di belakang. Pindah gigi jadi bisa dilakukan tanpa mencongkel, cukup injak belakang ketika mau masuk gigi 2 sampai 5. Sepatu jadi enggak cepat rusak karena dipaksa mencongkel berkali-kali.
Handling
Beberapa hari jalan bersama motor ini, tidak merasakan pegal di bagian paha. Bentuk tangki yang mengerucut di bagian belakang membuat posisi duduk tidak perlu ngangkang dan membuat posisi duduk jauh lebih nyaman.
Posisi setangnya memang tidak setinggi V-Ixion lama, pertama kali nyemplak pasti terasa menunduk, tapi coba jalan 15 menit saja. Langsung terasa pas, padahal tinggi tester hanya 165 cm. Jalan jauh juga enggak cepat capek. Artinya punggung tidak dipaksa terlalu menekuk.
Stabilitas dirasa baik, cengkraman ban depan juga mengigit berkat titik berat motor yang dibuat sedikit lebih maju. Wheel base yang lebih panjang 18 mm juga menambah stabilitas. Paling gampang rasakan ketika menikung, tidak usah terlalu cepat tapi rasakan kalau bodinya lebih anteng saat menikung. Pasti pengaruh juga dari bannya yang kini lebih lebar. Ban belakangnya aja pakai ukuran 120/70-17.
Suspensinya juga empuk, pas banget buat yang doyan naik motor nyaman. Depan enggak ada masalah, justru yang belakang ketika menikung dalam kecepatan tinggi ayunannya jadi berlebih. Mungkin ini yang harus diterima karena Yamaha lebih mengutamakan kenyaman dalam perjalanan harian yang tidak menuntut kecepatan terlalu tinggi.
Sedang pengeremannya, sedikit lebih pakem dari versi teromol meski sudah disk brake dengan single piston. Tapi secara tampilan memang lebih keren dan nampak modern.
Oiya, sempat juga melakukan rolling stoppie. Mengangkat roda belakang sambil melaju hehee.. Tapi jangan ditiru ya! Adegan ini dilakukan dengan skill khusus. Meski roda depan masih standar, tetap bisa dilakukan dengan stabil, bahkan ketika mencoba mengubah arah motor sebelum ban belakang mendarat pun bisa dilakukan dengan percaya diri tanpa takut selip. Sasis dan kaki-kakinya memang istimewa!
Dan yang paling kami suka adalah tuas transmisinya. Bukan cuma satu tuas di depan, tapi ada tuas di belakang. Pindah gigi jadi bisa dilakukan tanpa mencongkel, cukup injak belakang ketika mau masuk gigi 2 sampai 5. Sepatu jadi enggak cepat rusak karena dipaksa mencongkel berkali-kali.
Handling
Beberapa hari jalan bersama motor ini, tidak merasakan pegal di bagian paha. Bentuk tangki yang mengerucut di bagian belakang membuat posisi duduk tidak perlu ngangkang dan membuat posisi duduk jauh lebih nyaman.
Posisi setangnya memang tidak setinggi V-Ixion lama, pertama kali nyemplak pasti terasa menunduk, tapi coba jalan 15 menit saja. Langsung terasa pas, padahal tinggi tester hanya 165 cm. Jalan jauh juga enggak cepat capek. Artinya punggung tidak dipaksa terlalu menekuk.
Stabilitas dirasa baik, cengkraman ban depan juga mengigit berkat titik berat motor yang dibuat sedikit lebih maju. Wheel base yang lebih panjang 18 mm juga menambah stabilitas. Paling gampang rasakan ketika menikung, tidak usah terlalu cepat tapi rasakan kalau bodinya lebih anteng saat menikung. Pasti pengaruh juga dari bannya yang kini lebih lebar. Ban belakangnya aja pakai ukuran 120/70-17.
Suspensinya juga empuk, pas banget buat yang doyan naik motor nyaman. Depan enggak ada masalah, justru yang belakang ketika menikung dalam kecepatan tinggi ayunannya jadi berlebih. Mungkin ini yang harus diterima karena Yamaha lebih mengutamakan kenyaman dalam perjalanan harian yang tidak menuntut kecepatan terlalu tinggi.
Sedang pengeremannya, sedikit lebih pakem dari versi teromol meski sudah disk brake dengan single piston. Tapi secara tampilan memang lebih keren dan nampak modern.
Oiya, sempat juga melakukan rolling stoppie. Mengangkat roda belakang sambil melaju hehee.. Tapi jangan ditiru ya! Adegan ini dilakukan dengan skill khusus. Meski roda depan masih standar, tetap bisa dilakukan dengan stabil, bahkan ketika mencoba mengubah arah motor sebelum ban belakang mendarat pun bisa dilakukan dengan percaya diri tanpa takut selip. Sasis dan kaki-kakinya memang istimewa!
Performa
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), ATPM Yamaha di Indonesia punya kuncian soal performa motor ini. Yaitu angka 7.500 rpm! Yamaha tetap mempertahankan titik puncak torsinya di 7.500 rpm.
Torsi V-Ixion lama hanya 13,1 N.m pada 7.500 rpm, sedang yang baru mencapai 14,5 N.m di 7.500 rpm. "Torsi 7.500 rpm terbukti sangat pas dipakai berkendara di jalanan Indonesia yang padat. Putaran mesin tidak perlu terlalu tinggi, motor sudah bisa berakselerasi cepat," beber M Abidin, GM Technical Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Untuk yang satu ini, kami juga setuju. Di jalanan Indonesia, karakter mesin over stroke-nya yang punya keunggulan enak diputaran rendah terbukti membuat berkendara lebih santai. Motor sudah enak sejak 3.000 rpm, jadi enggak perlu terlalu dalam memutar selongsong gas dan sering-sering pindah gigi.
Eits, ketika ketemu jalan sepi di tengah malam kota Jakarta selongsong gas langsung dipelintir hingga mentok, pindah gigi cepat membuat speedometer digitalnya menunjukan angka 126 km/jam. Sayangnya lintasan kurang panjang, jadi enggak tahu nih masih bisa naik atau hanya mentok segitu. Sekedar info, kecepatan segitu diraih dengan tester berbobot 70 kilogram.
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), ATPM Yamaha di Indonesia punya kuncian soal performa motor ini. Yaitu angka 7.500 rpm! Yamaha tetap mempertahankan titik puncak torsinya di 7.500 rpm.
Torsi V-Ixion lama hanya 13,1 N.m pada 7.500 rpm, sedang yang baru mencapai 14,5 N.m di 7.500 rpm. "Torsi 7.500 rpm terbukti sangat pas dipakai berkendara di jalanan Indonesia yang padat. Putaran mesin tidak perlu terlalu tinggi, motor sudah bisa berakselerasi cepat," beber M Abidin, GM Technical Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Untuk yang satu ini, kami juga setuju. Di jalanan Indonesia, karakter mesin over stroke-nya yang punya keunggulan enak diputaran rendah terbukti membuat berkendara lebih santai. Motor sudah enak sejak 3.000 rpm, jadi enggak perlu terlalu dalam memutar selongsong gas dan sering-sering pindah gigi.
Eits, ketika ketemu jalan sepi di tengah malam kota Jakarta selongsong gas langsung dipelintir hingga mentok, pindah gigi cepat membuat speedometer digitalnya menunjukan angka 126 km/jam. Sayangnya lintasan kurang panjang, jadi enggak tahu nih masih bisa naik atau hanya mentok segitu. Sekedar info, kecepatan segitu diraih dengan tester berbobot 70 kilogram.
Konsumsi BBM
Harap dicatat, pengetesan konsumsi bahan bakar ini dilakukan tanpa metode econo riding. Rutenya juga rute yang sama yang selalu dilakukan dalam hampir semua tes konsumsi BBM di OTOMOTIFNET.COM. Buka gasnya suka-suka, kadang betot abis, kadang juga langsam lama karena macet.
Hasilnya setelah dilakukan pengetesan sebanyak 2 kali dengan cara top up, hasilnya didapat satu liter bensin bisa menempuh jarak hingga 38 kilometer. Ups, masih lebih irit dari kompetitornya nih!
Data Akselerasi (Tabloid OTOMOTIF)
0-60 km/jam: 4,1 detik
0-80 km/jam: 7,1 detik
0-100 km/jam: 13,1 detik
0-100 meter: 7,1 detik
0-201 meter: 11,3 detik
0-402 meter: 18,4 detik
Harap dicatat, pengetesan konsumsi bahan bakar ini dilakukan tanpa metode econo riding. Rutenya juga rute yang sama yang selalu dilakukan dalam hampir semua tes konsumsi BBM di OTOMOTIFNET.COM. Buka gasnya suka-suka, kadang betot abis, kadang juga langsam lama karena macet.
Hasilnya setelah dilakukan pengetesan sebanyak 2 kali dengan cara top up, hasilnya didapat satu liter bensin bisa menempuh jarak hingga 38 kilometer. Ups, masih lebih irit dari kompetitornya nih!
Data Akselerasi (Tabloid OTOMOTIF)
0-60 km/jam: 4,1 detik
0-80 km/jam: 7,1 detik
0-100 km/jam: 13,1 detik
0-100 meter: 7,1 detik
0-201 meter: 11,3 detik
0-402 meter: 18,4 detik
No comments:
Post a Comment