Detik.com - Aksi kejahatan kini semakin tak terduga. Mereka tak lagi menggunakan cara kekerasan, namun dengan teknik tertentu yang membuat korban tak berdaya. Salah satunya adalah berpura-pura jadi tukang pijat.
Seperti yang dialami seorang pembaca detikcom, Asep (26), saat menaiki angkot 61 jurusan Pasar Minggu-Pondok Labu dari kawasan Cilandak, Jaksel. Di dalam angkot, ada tiga penumpang pria dan satu wanita.
Asep duduk di bangku belakang sopir. Sementara dua pria duduk di sampingnya, satu lagi berada di depannya.
Di perjalanan, pria yang di depan Asep tiba-tiba membagikan selebaran promosi sebuah klinik pengobatan. Pria berpeci itu meminta korban untuk melihat alamat klinik dengan jelas.
"Lalu dia memijit bapak di samping saya. Mulai tangan dan kaki, seperti orang yang sedang promosi gitulah," kata Asep dalam surat elektronik, kepada detikcom, Kamis (13/6/2013).
Tak lama kemudian, si pria pemijat itu beralih ke Asep. Dia mulai memijat tangan, lalu kaki. Lama kelamaan, pijatan di kaki semakin keras sambil sedikit diguncang. Diduga, itu untuk mengeluarkan ponsel yang berada di saku kiri Asep.
"Saya tak curiga, karena pria itu sambil senyum. Saya akhirnya minta pijatan dihentikan dengan sopan," jelasnya.
Lalu, pria pemijat itu turun di sekitar kawasan perempatan Ragunan. Sebelumnya, dia sempat meminta Asep untuk melihat kembali alamat di selebaran klinik. Tak hanya itu, bapak yang di samping Asep kemudian juga meminta untuk dibacakan alamat klinik di selebaran.
"Dia bilang, saya tidak bisa baca. Tolong dibacakan. Rupanya itu untuk mengalihkan perhatian saja," terangnya.
Tak lama kemudian, Asep sadar ponselnya hilang. Seorang pria lain di angkot pun memberi tahu bahwa pria berpeci tadi copet. Asep pun turun, namun tak berhasil mengejarnya.
"Saya curiga, tiga orang itu memang komplotan dan saling mengenal. Sebaiknya kita terus waspada," pesannya.
Seperti yang dialami seorang pembaca detikcom, Asep (26), saat menaiki angkot 61 jurusan Pasar Minggu-Pondok Labu dari kawasan Cilandak, Jaksel. Di dalam angkot, ada tiga penumpang pria dan satu wanita.
Asep duduk di bangku belakang sopir. Sementara dua pria duduk di sampingnya, satu lagi berada di depannya.
Di perjalanan, pria yang di depan Asep tiba-tiba membagikan selebaran promosi sebuah klinik pengobatan. Pria berpeci itu meminta korban untuk melihat alamat klinik dengan jelas.
"Lalu dia memijit bapak di samping saya. Mulai tangan dan kaki, seperti orang yang sedang promosi gitulah," kata Asep dalam surat elektronik, kepada detikcom, Kamis (13/6/2013).
Tak lama kemudian, si pria pemijat itu beralih ke Asep. Dia mulai memijat tangan, lalu kaki. Lama kelamaan, pijatan di kaki semakin keras sambil sedikit diguncang. Diduga, itu untuk mengeluarkan ponsel yang berada di saku kiri Asep.
"Saya tak curiga, karena pria itu sambil senyum. Saya akhirnya minta pijatan dihentikan dengan sopan," jelasnya.
Lalu, pria pemijat itu turun di sekitar kawasan perempatan Ragunan. Sebelumnya, dia sempat meminta Asep untuk melihat kembali alamat di selebaran klinik. Tak hanya itu, bapak yang di samping Asep kemudian juga meminta untuk dibacakan alamat klinik di selebaran.
"Dia bilang, saya tidak bisa baca. Tolong dibacakan. Rupanya itu untuk mengalihkan perhatian saja," terangnya.
Tak lama kemudian, Asep sadar ponselnya hilang. Seorang pria lain di angkot pun memberi tahu bahwa pria berpeci tadi copet. Asep pun turun, namun tak berhasil mengejarnya.
"Saya curiga, tiga orang itu memang komplotan dan saling mengenal. Sebaiknya kita terus waspada," pesannya.
No comments:
Post a Comment