Otomotifnet.com - Untuk tipe 1.2 bensin dan 1.3 diesel, kebetulan sudah pernah di-test drive beberapa waktu lalu. Hasilnya cukup mengagumkan sob. Meski mengusung mesin berkapasitas kecil, namun performa akselerasinya mumpuni. Juga konsumsi bahan bakarnya lumayan irit.
Lantas bagaimana dengan yang versi 1.5 bensin? Apakah keiritannya juga bisa diandalkan seperti saudara-saudaranya? Terutama versi transmisi otomatisnya (A/T) . Penasaran kan? Yuk, langsung jajal saja. Kebetulan ada nih 1 unit Spin 1.5 LTZ A/T milik PT General Motor Indonesia (GMI) yang bermarkas di Jl. Raya Bekasi Km. 27 Pondok Ungu, Bekasi, Jabar.
Meski beda varian, dari segi model atau desain, hampir tak ada bedanya dengan saudaranya 1.2 bensin dan 1.3 diesel. Hanya beda di beberapa fitur saja. Antara lain untuk tipe ini dilengkapi dengan SRS airbag pada posisi driver. Lalu seat belt pada jok depan juga ditambahkan load limiter & pretensioner. Plus sistem remnya sudah ABS & EB.
Oh iya, Spin 1.5 LTZ A/T yang dibanderol Rp 178,7 juta OTR Jakarta ini merupakan satu-satunya MPV yang mengusung transmisi dengan jumlah gigi terbanyak saat ini di Tanah Air, yakni 6-percepatan ditambah 1 gigi reverse. Dan umumnya mobil bertransmisi matik yang jumlah giginya banyak, karakter akselerasinya lebih sip dan irit bahan bakar. Betul kah?
Lantas bagaimana dengan yang versi 1.5 bensin? Apakah keiritannya juga bisa diandalkan seperti saudara-saudaranya? Terutama versi transmisi otomatisnya (A/T) . Penasaran kan? Yuk, langsung jajal saja. Kebetulan ada nih 1 unit Spin 1.5 LTZ A/T milik PT General Motor Indonesia (GMI) yang bermarkas di Jl. Raya Bekasi Km. 27 Pondok Ungu, Bekasi, Jabar.
Meski beda varian, dari segi model atau desain, hampir tak ada bedanya dengan saudaranya 1.2 bensin dan 1.3 diesel. Hanya beda di beberapa fitur saja. Antara lain untuk tipe ini dilengkapi dengan SRS airbag pada posisi driver. Lalu seat belt pada jok depan juga ditambahkan load limiter & pretensioner. Plus sistem remnya sudah ABS & EB.
Oh iya, Spin 1.5 LTZ A/T yang dibanderol Rp 178,7 juta OTR Jakarta ini merupakan satu-satunya MPV yang mengusung transmisi dengan jumlah gigi terbanyak saat ini di Tanah Air, yakni 6-percepatan ditambah 1 gigi reverse. Dan umumnya mobil bertransmisi matik yang jumlah giginya banyak, karakter akselerasinya lebih sip dan irit bahan bakar. Betul kah?
Awal jajal akselerasinya, wuiih.. Sangat bisa diandalkan nih untuk pemakaian dalam kota maupun luar kota. Percepatan transmisi otomatisnya patut diacungi jempol. Enggak salah deh GMI menerapkan jumlah transmisi banyak (6 pecepatan Tiptronik).
Perpindahan giginya dirasakan sangat cepat dan halus, serta tidak didapati putaran mesin drop jauh seperti yang kerap dialami pada transmisi otomatis dengan jumlah gigi lebih sedikit. Baik itu saat pedal gas diinjak dalam secara tiba-tiba maupun diurut pelan-pelan.
Apalagi didukung performa mesin 1.5 liter 4 silinder DOHC 16 Valve dengan Dual VVT-i yang cukup powerfull. Mampu memuntahkan tenaga maksimum hingga 104,5 dk di 5.800 rpm dan torsi puncak di putaran rendah, 4.000 rpm. Gas ditekan sedikit saja, entakan akselerasinya langsung terasa.
Perpindahan giginya dirasakan sangat cepat dan halus, serta tidak didapati putaran mesin drop jauh seperti yang kerap dialami pada transmisi otomatis dengan jumlah gigi lebih sedikit. Baik itu saat pedal gas diinjak dalam secara tiba-tiba maupun diurut pelan-pelan.
Apalagi didukung performa mesin 1.5 liter 4 silinder DOHC 16 Valve dengan Dual VVT-i yang cukup powerfull. Mampu memuntahkan tenaga maksimum hingga 104,5 dk di 5.800 rpm dan torsi puncak di putaran rendah, 4.000 rpm. Gas ditekan sedikit saja, entakan akselerasinya langsung terasa.
Dari hasil uji akselerasi menggunakan Race Logic buatan Inggris yang berbasis GPS. Untuk menempuh kecepatan 0 – 60 km/jam saja hanya butuh 5,3 detik. Sementara dari 0 – 100 km/jam ditempuh hanya dalam waktu 12,1 detik. Lumayan cepat kan? Untuk lengkapnya, silahkan lihat tabel hasil test akselerasi.
Asyiknya lagi, transmisi otomatisnya juga dibekali mode manual (M) dengan tombol perpindahan gigi di shift knob. Jadi, ketika menghadapi medan yang berat seperti tanjakan curam. Jika ingin lari Spin tetap badak, bisa alihkan mode pengoperasian giginya ke ‘M’.
Nah, manfaat dari perpindahan gigi yang cepat dan pada torsi yang tepat, membuat konsumsi bahan bakarnya jadi lumayan irit. Buktinya untuk pemakaian dalam kota Jakarta pada jam-jam kantor yang lalu lintasnya terkenal pada dan sering macet, konsumsi BBM Spin 1.5 LTZ A/T masih mampu menembus angka 11,3 km/liter pada MID di panel indikatornya.
Sementara konsumsi BBM luar kota yang kondisi lalu lintasnya cenderung lancar, bisa sampai 12,4 km/liter. Itu pun dengan pengendaraan normal yang kadang gas pol dan berjalan santai. Sedang ketika diukur berlari konstan 100 km/jam, tercatat rata-rata mencapai 19,1 km/liter. Irit kan?
Asyiknya lagi, transmisi otomatisnya juga dibekali mode manual (M) dengan tombol perpindahan gigi di shift knob. Jadi, ketika menghadapi medan yang berat seperti tanjakan curam. Jika ingin lari Spin tetap badak, bisa alihkan mode pengoperasian giginya ke ‘M’.
Nah, manfaat dari perpindahan gigi yang cepat dan pada torsi yang tepat, membuat konsumsi bahan bakarnya jadi lumayan irit. Buktinya untuk pemakaian dalam kota Jakarta pada jam-jam kantor yang lalu lintasnya terkenal pada dan sering macet, konsumsi BBM Spin 1.5 LTZ A/T masih mampu menembus angka 11,3 km/liter pada MID di panel indikatornya.
Sementara konsumsi BBM luar kota yang kondisi lalu lintasnya cenderung lancar, bisa sampai 12,4 km/liter. Itu pun dengan pengendaraan normal yang kadang gas pol dan berjalan santai. Sedang ketika diukur berlari konstan 100 km/jam, tercatat rata-rata mencapai 19,1 km/liter. Irit kan?
No comments:
Post a Comment