Kompas.com - Para aktvis konservasi Kamboja, Rabu (6/4/2016), untuk pertama kalinya menyatakan harimau di negeri itu telah punah.
Hutan belantara Kamboja pernah menjadi rumah bagi harimau indochina, organisasi konservasi WWF mengatakan, perburuan liar baik terhadap harimau dan hewan mangsanya membuat jumlah kucing besar ini menyusut dengan cepat.
Harimau Kamboja terakhir yang terekam kamera adalah provinsi Mondulkiri, wilayah timur negeri itu pada 2007.
"Hari ini, tak ada lagi populasi harimau di Kamboja, sehingga hewan ini dinyatakan secara teknis sudah punah," demikian pernyataan WWF.
Dalam upaya untuk mengembalikan populasi hewan ini, bulan lalu pemerintah Kamboja menyetujui rencana untuk memasukkan kembali kucing besar itu ke hutan lindung Mondulkiri.
"Kami merencanakan dua ekor harimau jantan dan lima atau enam ekor harimau betina sebagai awak," kata Direktur Departemen Lingkungan dan Keberagaman Hayati Kamboja, Keo Omaliss.
Omaliss menambahkan, pemerintah Kamboja membutuhkan dana sebesar 20-50 juta dollar AS untuk menjalankan proyek ini.
Untuk masalah ini, pemerintah Kamboja sudah memulai pembicaraan dengan beberapa negara seperti India, Thailand dan Malaysia untuk mendapatkan beberapa ekor harimau liar.
"Harimau diburu hingga punah karena lemahnya penegakan hukum dan pemerintah kini bereaksi," kata Suwanna Gauntlett, dari Aliansi Alam Liar.
Kerusakan hutan dan perburuan liar menjadi penyebab utama menyusutnya jumlah harimau di seluruh Asia.
Saat ini Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (ICNU) memperkirakan jumlah harimau di seluruh dunia hanya tersisa 2.154 ekor.
Negara-negara yang masih memiliki populasi harimau seperti Banglades, Bhutan, China, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Rusia, Thailand dan Vietnam pada 2010 meluncurkan rencana untuk menggandakan jumlah harimau pada 2022.
Para pejabat ke-13 negara pemilik harimau ini akan bertemu di New Delhi, India pada 12-14 April mendatang untuk mendiskusikan masalah harimau ini.
No comments:
Post a Comment