Jangan pernah beli oli di tempat yang tidak jelas atau tidak dipercaya," ucap seorang pedagang oli di salah satu sentra onderdil di
Fauzan, pemilik Ozan Oil Mart di Bekasi bilang kalau sampai saat ini pemalsuan terhadap oli masih banyak terjadi. "Bukan olinya yang jelek, tapi antara kemasan dan isi sangat berbeda," ucapnya.
Untuk mencermati tindak tipu-tipu tersebut, pria berkacamata ini dengan senang hati menceritakan trik-triknya. Tentu kemasan luar jadi salah satu objek yang bisa langsung dilihat.
Pastikan kemasan dalam keadaan bersih, tak ada bercak noda seperti oli dan stiker merek dagang masih dalam keadaan baik. Setelah pengecekan tersebut cukup meyakinkan, jangan keburu puas dulu.
Cek juga pantat kemasan. Kalau terlihat baret-baret panjang atau terkelupas lebih baik ambil kemasan lain. Karena kemungkinan, itu botol bekas. Baret menunjukkan kalau botol pernah disimpan di sembarang tempat atau tergeser-geser.
Langkah berikutnya deteksi tutup kemasan. "Ini sebenarnya agak sulit bagi yang awam," ungkapnya. Pada kemasan yang masih asli, ketika tutup kemasan dibuka bunyinya cukup keras dan putarannya juga masih keras.
Di kemasan daur ulang, bunyi saat buka sudah lemah dan proses membukanya juga sangat mudah. Sebab, pada kemasan asli, antara tutup kemasan dengan cincin dibawah tutup tersolder dengan menggunakan mesin dari pabrik sedang pada kemasan non asli disolder manual.
Jika sudah telanjur buka tutup kemasan, sebelum menuang oli ke mesin masih ada yang bisa dicermati, yakni segelnya. Pada kemasan oli asli, segel ini akan terlihat rapi. Maklum penutupan segel menggunakan mesin yang sudah diprogram. Sedang pada oli ‘aspal’ (asli tapi palsu), segel ini tidak rapi, sehingga penutupan mulut kemasan justru tak sempurna.
Masih ada komponen lain yang bisa dijadikan pembeda. Yakni pada aroma dan warna dari oli itu sendiri. Untuk tahu pembedanya memang harus jeli dan tahu benar kualitas yang asli.
No comments:
Post a Comment