Kaca spion Toyota Harrier milik Rizal Gudiarto, warga Pondok Indah, dicongkel bandit di tengah kemacetan. Kedua spion mobil mewah nopol B 1455 RFN itu lepas dari posisinya meski pelaku tertangkap.
Guna menghindari pencongkelan ini, hendaknya pemilik kendaraan men-sandblast kaca spionnya. Karena, kawanan pencoleng enggan menggasak kaca spion yang bertuliskan nopol kendaraan.
"Susah menjualnya," kata Toni, 33, di balik sel Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan kepada wartawan, Kamis (7/5/2009). Toni adalah tersangka pencongkel mobil Rizal yang tertangkap
Men-sandblast cukup murah. Di kawasan ITC Fatmawati, Jakarta Selatan, cuma Rp 50 ribu untuk satu pasang. Bisa nama pemilik atau nomor polisi kendaraan pemilik yang terpampang di kaca spion. Tulisan ini tak bisa dihapus kecuali dengan mengganti kacanya. "Kalau ada sandblast-nya saya lewati, penadah enggan beli," tambahnya yang terus memegangi kakinya yang patah karena nekat meloncat dari flyover Kebayoran Lama.
Selain dengan sandblast, pemilik juga bisa menempelkan isolasi ke kaca spion. Cara ini guna mengelabui penjahat karena dikira kaca spion pecah. "Kami tak mau ambil risiko, yang masih mulus saja. Kalau sudah ada isolasinya kan sudah pecah. Jadi susah jualnya," tambah pelaku lainnya, Rio, 28, dengan tangan terborgol.
Jika enggan mengotori kaca spion mobil mewah Anda, jalan terakhir adalah ekstra waspada ketika jalanan macet. Pencet klakson sekeras-kerasnya guna mengundang pengendara lain. Karena ada kecenderungan pencongkel spion mobil hanya menargetkan mendapatkan spion.
"Kalau kami cuma ngincer spion. Kalau ketahuan mending kabur. Kami tak membawa senjata tajam dalam beraksi. Kami bukan kawanan kapak merah," pungkas keduanya membela diri.
No comments:
Post a Comment