Sep 9, 2009

Test Drive Toyota Fortuner A/T Diesel

Cukup lama memang PT Toyota Astra Motor meluncurkan varian peminum solar bertransmisi otomatik ini. Tentu dengan adanya peranti girboks pintar ini, pengemudinya akan mendapatkan kenyamanan lebih baik dibandingkan versi manual. Namun seperti apa performanya? OTOMOTIF pun mencobanya dengan rute cukup panjang.

LEGA

Jalur Selatan Jakarta-Yogyakarta dilalui Fortuner Diesel bertransmisi otomatik ini. Dari penampilan luar, tentu beberapa perubahan pun sudah dilakukan, seperti halnya versi terdahulu yaitu dengan model gril dan lampu depan baru, lantas lampu belakang yang menggunakan LED.

Memasuki kabin, udara sejuk sudah tersebar merata, melalui outlet AC dari dasbor maupun untuk bagian belakang terdapat outlet empat buah dari plafon dengan kontrol terpisah. Sungguh kesejukan yang merata.

Tak berapa lama lampu sinar yang cukup terang sudah menyinari permukaan jalan tol menuju Cipularang. Wah ini saatnya mengetahui berapa top speednya, ternyata kecepatan 140 km/jam hingga 145 km/jam saja yang bisa dicapai, berbeda dibanding manual yang mampu hingga 160 km/jam lebih.

Tetapi mesin diesel dengan torsi besar membuatnya tetap stabil melaju kencang, walau ada sedikit tanjakan kecepatan pun tak berkurang. Namun kalau terlalu terjal, tentunya pasti akan menjadi hambatan kecepatan. Di sini, fungsi D-3 bisa digunakan untuk menaikkan kembali putaran mesin sehingga torsi puncak mesin membuat lajunya kembali cepat.

Torsi mesinnya ini masih terasa cukup untuk bodi besar dengan diameter luar roda yang besar pula. Tanjakan terjal seperti Nagrek cukup mudah dilalui, perpindahan transmisi pun bisa berlangsung halus. Hanya saja, efek engine brake tidak terasa, jadi andalkan saja remnya!

Soal rem, tergolong baik bekerja, namun perlu kesadaran dari pengemudinya bahwa yang dikendarai adalah tunggangan berukuran agak bongsor sehingga menjaga jarak aman tak boleh dilupakan saat mengemudikan Fortuner ini.

Tetapi, tak perlu khawatir soal peranti pengurang laju ini. Sudah dilengkapi dengan ABS, EBD yang membuatnya tetap terkendali, seperti ketika tiba-tiba ada pengendara motor berhenti mendadak sehingga Fortuner pun perlu bermanuver sembari mengerem kuat! Tak ada masalah, si penunggang masih bisa nyengir, padahal beberapa detik lalu nyawanya bisa saja terancam.

Ketika melaju kencang pengendaliannya mantap, tentu tak lepas dari peran suspensi, yang mengayun tak terlalu empuk juga tak berasa keras bantingannya. Nyaman untuk perjalanan jauh.

Hanya, toleransi dengan tekanan angin ban sangat sedikit. Seperti ketika berjalan di permukaan bumpy yang kecil-kecil, guncangan cukup terasa di kabin.

Ternyata tekanan angin ban terlalu kencang 42 psi! Setelah diset normal 32 psi, jalanan seperti itu tak sampai mengguncangkan tubuh orang dalam kabin.

Sejauh jalan di depan, sebanyak itu pula solar sudah dihabiskan. Memang sedikit lebih boros dibanding versi manual, namun masih tergolong irit untuk mobil yang dilego dengan harga Rp 369,6 juta (on the road, Jakarta) itu.

Pada lalu lintas ibu kota, konsumsi bahan bakarnya, 9 km per liternya, sementara perjalanan luar kota 10 km per liter, yang pada versi manual sekitar 12,5 km per liternya. Tetapi, kenyamanan transmisi otomatik memang diperlukan, terutama di kemacetan ibu kota, bukan?

No comments:

Post a Comment