Solopos.com - Pernyataan Politisi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf menuai banyak kecaman dari publik. Setelah mengkritisi kinerja Gubernur Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), Nurhayati langsung diberondong cacian.
Dilansir detikcom, Sabtu (19/10/2013), Nurhayati menyebut Jokowi harus berterimakasih pada Fauzi Bowo (Foke) karena kerjanya saat ini hanya meneruskan konsep yang telah dirancang Foke.
“Apakah bisa dibikin dalam setahun itu. Hasil siapa itu? Hasil sebelumnya Pak Fauzi Bowo. Jangan melupakan jasa-jasa pendahulunya. Semua itu hasil dari pendahulunya,” katanya.
Nurhayati juga tidak luput mengkritisi soal kemacetan dan kebakaran 1.000 rumah yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Belum pernah lho 1.000 rumah terbakar. Setahun Jokowi ada 1.000 rumah terbakar,” cetusnya.
Sesaat setelah pernyataannya muncul di media, komentar Nurhayati ini langsung disambar publik. Publik geram menanggapi komentar sinis Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu. Tidak sedikit yang menggunakan kata-kata kasar.
Sejumlah kalangan menilai, komentar Nurhayati pada Jokowi salah alamat dan cenderung menunjukkan preseden yang buruk untuk politisi.
“Rumah kebakar kok nyalahin gubernur,” ungkap Nugroho Aji melalui situs microblogging, Twitter.
“Nurhayati assegaf komentarnya gak bermutu,cenderung menunjukkan ketidakmampuan seorang politis mengkritisi/menilai kinerja kepala daerah,” Kata Sigit Leyono.
“Omongan bu nurhayati assegaf menunjukkan kalau dia kesulitan menemukan prestasi Foke dibandingkan Jokowi, next time mending diem aja bu :)” ungkap akun Tia Rosalia.
Komentar Nurhayati juga menarik perhatian salah satu tokoh pers Indonesia, Iwan Piliang. Melalui akunnya, @IwanPiliang mengatakan komentar Nurhayati ngawur. Iwan juga menyebut Nurhayati penjilat.
“Sy pernah wwcr Nurhayati Assegaf. Sy tangkap orgnya penjilat, Terutama menjilat Bu Ani. Mentah. Jd kalau Omong soal kebakaran ya ngawur” katanya.
Aksi Nurhayati juga dinilai akan memberburuk citra Partai Demokrat yang belakangan ambruk karena dirundung berbagai kasus korupsi.
“Nurhayati Fraksi PD nekad ngenyek setahunnya @jokowi_do2 soal kebakaran.Pengen ya dijembrengin lagi dosa & busuknya 9 tahun bos lu, SBY?” kata Erwin Arnanda
“Baca komentar beritanya Nurhayati ngomentarin Jokowi, lucu-lucu. Eh ya Kok Demokrat milih dia jd ketua fraksi yah. Ampun deh” kata Bonni Wicaksono.
Tak mau ketinggalan, sejumlah pihak juga menyebut komentar Nurhayati ini merusak citra wanita berjilbab.
“Wanita muslimah itu seharusnya bicara dengan tutur kata yang baik, tidak menyakiti hati orang lain,” kicau akun @Marishtarani
“wow, ada pulak yang bilang merusak imej wanita berjilbab. Wkwkwkwkwk” kata Billy Khaerudin.
Nurhayati bukan orang pertama yang di-bully gara-gara mengomentari kinerja eks Walikota Solo itu. Beberapa waktu lalu, Anggota Komisi C DPRD Jakarta, Ahmad Husein Alaydrus mendapat perlakuan hampir serupa.
Saat melakukan dialog interaktif dalam pembahasan perihal kartu Jakarta sehat di salah satu stasiun televisi lokal, Alaydrus dimaki-maki oleh seluruh penelpon yang masuk.
Dilansir detikcom, Sabtu (19/10/2013), Nurhayati menyebut Jokowi harus berterimakasih pada Fauzi Bowo (Foke) karena kerjanya saat ini hanya meneruskan konsep yang telah dirancang Foke.
“Apakah bisa dibikin dalam setahun itu. Hasil siapa itu? Hasil sebelumnya Pak Fauzi Bowo. Jangan melupakan jasa-jasa pendahulunya. Semua itu hasil dari pendahulunya,” katanya.
Nurhayati juga tidak luput mengkritisi soal kemacetan dan kebakaran 1.000 rumah yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Belum pernah lho 1.000 rumah terbakar. Setahun Jokowi ada 1.000 rumah terbakar,” cetusnya.
Sesaat setelah pernyataannya muncul di media, komentar Nurhayati ini langsung disambar publik. Publik geram menanggapi komentar sinis Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu. Tidak sedikit yang menggunakan kata-kata kasar.
Sejumlah kalangan menilai, komentar Nurhayati pada Jokowi salah alamat dan cenderung menunjukkan preseden yang buruk untuk politisi.
“Rumah kebakar kok nyalahin gubernur,” ungkap Nugroho Aji melalui situs microblogging, Twitter.
“Nurhayati assegaf komentarnya gak bermutu,cenderung menunjukkan ketidakmampuan seorang politis mengkritisi/menilai kinerja kepala daerah,” Kata Sigit Leyono.
“Omongan bu nurhayati assegaf menunjukkan kalau dia kesulitan menemukan prestasi Foke dibandingkan Jokowi, next time mending diem aja bu :)” ungkap akun Tia Rosalia.
Komentar Nurhayati juga menarik perhatian salah satu tokoh pers Indonesia, Iwan Piliang. Melalui akunnya, @IwanPiliang mengatakan komentar Nurhayati ngawur. Iwan juga menyebut Nurhayati penjilat.
“Sy pernah wwcr Nurhayati Assegaf. Sy tangkap orgnya penjilat, Terutama menjilat Bu Ani. Mentah. Jd kalau Omong soal kebakaran ya ngawur” katanya.
Aksi Nurhayati juga dinilai akan memberburuk citra Partai Demokrat yang belakangan ambruk karena dirundung berbagai kasus korupsi.
“Nurhayati Fraksi PD nekad ngenyek setahunnya @jokowi_do2 soal kebakaran.Pengen ya dijembrengin lagi dosa & busuknya 9 tahun bos lu, SBY?” kata Erwin Arnanda
“Baca komentar beritanya Nurhayati ngomentarin Jokowi, lucu-lucu. Eh ya Kok Demokrat milih dia jd ketua fraksi yah. Ampun deh” kata Bonni Wicaksono.
Tak mau ketinggalan, sejumlah pihak juga menyebut komentar Nurhayati ini merusak citra wanita berjilbab.
“Wanita muslimah itu seharusnya bicara dengan tutur kata yang baik, tidak menyakiti hati orang lain,” kicau akun @Marishtarani
“wow, ada pulak yang bilang merusak imej wanita berjilbab. Wkwkwkwkwk” kata Billy Khaerudin.
Nurhayati bukan orang pertama yang di-bully gara-gara mengomentari kinerja eks Walikota Solo itu. Beberapa waktu lalu, Anggota Komisi C DPRD Jakarta, Ahmad Husein Alaydrus mendapat perlakuan hampir serupa.
Saat melakukan dialog interaktif dalam pembahasan perihal kartu Jakarta sehat di salah satu stasiun televisi lokal, Alaydrus dimaki-maki oleh seluruh penelpon yang masuk.
No comments:
Post a Comment