Kompas.com - Anda penikmat kuliner bakso? Jika sedang bepergian ke Kabupaten Jember, Jawa Timur, cobalah bakso yang satu ini, Bakso Kabut. Di Jember, hanya satu warung saja yang menjual bakso ini yaitu milik Juhairiyah.
Warung ini berada di Jalan Rasamala Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Jember. Mendengar nama Bakso Kabut saja pasti agak aneh. Nama itu sebenarnya merupakan hasil kreasi Juhairiyah, sang pemilik warung.
“Saya sebenarnya sudah memulai usaha jual bakso sejak tahun 1996 silam, namun saat itu saya berjualan dengan gerobak. Tapi ya itu, setiap hari pasti tidak habis,” kenang dia, Sabtu (31/5/2014).
Bahkan di tahun 2010 lalu, Juhairiyah sempat berhenti berjualan bakso karena hampir setiap hari selalu rugi. Sebab baksonya selalu masih tersisa.
“Saya sempat berhenti enam bulan waktu itu, karena saya rugi. Saya kemudian menemukan inspirasi untuk membuat bakso dengan konsep yang berbeda, yakni Bakso Kabut,” terangnya.
Bakso pada umumnya berisi daging dan telur. Namun Bakso Kabut milik Juhairiyah berbeda. Justru campuran telur tersebut berada di luar kulit bakso dan di dalamnya diisi daging sapi. Sehingga tampilan dan rasanya pun berbeda.
“Inilah yang disebut dengan Bakso Kabut. Karena baksonya tidak terlihat, tertutup lapisan telur di luarnya. Kalau kita keluar di pagi hari, pasti diselimuti oleh kabut sehingga kondisi di sekeliling kita pasti tidak akan terlihat. Inilah yang menginsipirasi saya,” ungkap Juhairiyah.
Sejak membuka bakso kabut itu, kini usaha Juhairiyah semakin berkembang. Bahkan, dia berhasil memberdayakan saudara-saudaranya untuk menjadi karyawan di warungnya itu.
“Alhamdulillah, saya bisa bantu saudara-saudara saya meskipun hanya begini yang bisa lakukan. Total ada 14 belas saudara saya yang ikut bekerja di warung ini,” ucap dia.
Bagaimana dengan omset setiap harinya? Anda jangan kaget, karena setiap harinya Juhairiyah mampu meraup keuntungan hingga Rp 8 juta.
“Alhamdulillah, saya juga bisa bantu biaya sekolah keponakan saya. Saya sekarang lagi nabung untuk naik haji,” imbuhnya.
Salah satu pengunjung yang ditemui Kompas Travel, Nur Anggraini, mengaku ketagihan dengan bakso kabut tersebut. Ia mengaku awalnya mau mencoba Bakso Kabut karena penasaran saja.
"Namun setelah pertama kali datang, ternyata memang unik, rasanya juga luar biasa lezat. Kalau bakso pada umumnya, dalamnya pasti isi telur atau daging, sehingga terkadang saya agak eneg,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan pengunjung lainnya dari Kabupaten Lumajang bernama Nurul. “Saya penasaran karena hanya mendengar dari teman- teman saya dan sekarang saya datang untuk beli bakso kabut ini. Ternyata tidak mengecewakan,” katanya.
Untuk harga, Anda tidak perlu kawatir. Sebab harga satu porsi bakso kabut sangat terjangkau, tergantung dari ukurannya. Mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15.000.
Warung ini berada di Jalan Rasamala Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Jember. Mendengar nama Bakso Kabut saja pasti agak aneh. Nama itu sebenarnya merupakan hasil kreasi Juhairiyah, sang pemilik warung.
“Saya sebenarnya sudah memulai usaha jual bakso sejak tahun 1996 silam, namun saat itu saya berjualan dengan gerobak. Tapi ya itu, setiap hari pasti tidak habis,” kenang dia, Sabtu (31/5/2014).
Bahkan di tahun 2010 lalu, Juhairiyah sempat berhenti berjualan bakso karena hampir setiap hari selalu rugi. Sebab baksonya selalu masih tersisa.
“Saya sempat berhenti enam bulan waktu itu, karena saya rugi. Saya kemudian menemukan inspirasi untuk membuat bakso dengan konsep yang berbeda, yakni Bakso Kabut,” terangnya.
Bakso pada umumnya berisi daging dan telur. Namun Bakso Kabut milik Juhairiyah berbeda. Justru campuran telur tersebut berada di luar kulit bakso dan di dalamnya diisi daging sapi. Sehingga tampilan dan rasanya pun berbeda.
“Inilah yang disebut dengan Bakso Kabut. Karena baksonya tidak terlihat, tertutup lapisan telur di luarnya. Kalau kita keluar di pagi hari, pasti diselimuti oleh kabut sehingga kondisi di sekeliling kita pasti tidak akan terlihat. Inilah yang menginsipirasi saya,” ungkap Juhairiyah.
Sejak membuka bakso kabut itu, kini usaha Juhairiyah semakin berkembang. Bahkan, dia berhasil memberdayakan saudara-saudaranya untuk menjadi karyawan di warungnya itu.
“Alhamdulillah, saya bisa bantu saudara-saudara saya meskipun hanya begini yang bisa lakukan. Total ada 14 belas saudara saya yang ikut bekerja di warung ini,” ucap dia.
Bagaimana dengan omset setiap harinya? Anda jangan kaget, karena setiap harinya Juhairiyah mampu meraup keuntungan hingga Rp 8 juta.
“Alhamdulillah, saya juga bisa bantu biaya sekolah keponakan saya. Saya sekarang lagi nabung untuk naik haji,” imbuhnya.
Salah satu pengunjung yang ditemui Kompas Travel, Nur Anggraini, mengaku ketagihan dengan bakso kabut tersebut. Ia mengaku awalnya mau mencoba Bakso Kabut karena penasaran saja.
"Namun setelah pertama kali datang, ternyata memang unik, rasanya juga luar biasa lezat. Kalau bakso pada umumnya, dalamnya pasti isi telur atau daging, sehingga terkadang saya agak eneg,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan pengunjung lainnya dari Kabupaten Lumajang bernama Nurul. “Saya penasaran karena hanya mendengar dari teman- teman saya dan sekarang saya datang untuk beli bakso kabut ini. Ternyata tidak mengecewakan,” katanya.
Untuk harga, Anda tidak perlu kawatir. Sebab harga satu porsi bakso kabut sangat terjangkau, tergantung dari ukurannya. Mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15.000.
No comments:
Post a Comment