Kompas.com - Berpindah pekerjaaan itu biasa, tetapi alasannya harus tepat. Berikut ini delapan alasan Anda harus segera pindah dari pekerjaan yang digeluti saat ini. Apakah ada di antara alasan berikut yang tengah Anda rasakan?
* Passion hilang
Saat Anda tak lagi memiliki semangat pada pekerjaan, ini berarti Anda telah kehilangan passion. Padahal, passion sangat berpengaruh terhadap karier. Sama halnya dengan bentuk hubungan lain, saat tujuan bekerja lenyap, karier pun tak lagi berarti dalam hidup Anda.
Tanpa passion, bangun pukul 05.00 pagi dan berangkat ke kantor pukul 06.00 pagi, lalu berjibaku dengan kemacetan akan terasa sangat menyiksa. Padahal, kebahagiaan merupakan kunci supaya Anda mampu bekerja maksimal. Jika passion tak muncul lagi, barangkali inilah saatnya Anda memilih pindah kerja.
* Beda tujuan
Banyak karyawan yang mengaku betah dan bahagia bekerja, kini malah merasakan yang sebaliknya. Alasannya, selain penghasilan atau gaji, yang dirasa kurang adalah kebijakan manajemen yang tak sesuai. Akibatnya, beberapa di antara mereka ada yang tetap bertahan sambil mencoba mencari penghasilan tambahan. Tak sedikit pula karyawan yang mencari aktivitas atau pekerjaan lain yang mampu mengakomodasi tujuan mereka.
* Tak dianggap
Bagaimana Anda bisa tetap termotivasi jika kemampuan tak lagi dihargai? Saat atasan tak lagi memercayai potensi Anda dan tidak memberi kesempatan peningkatan karier, rasanya tak ada satu pun karyawan yang bakal loyal pada pekerjaannya.
Andaikan Anda tak punya pilihan lain selain bertahan, berikan penghargaan kepada diri sendiri dengan mengukur potensi dan kemampuan Anda. Ingat, sesulit apa pun kondisinya, Anda harus lebih menghargai diri sendiri!
* Tidak berkembang
Jika Anda merasa bosan, tidak puas, dan merasa tak bisa menyalurkan kemampuan di kantor, ada baiknya Anda menilai kembali karier Anda. Misalnya, apakah Anda berada di zona nyaman yang malah menghalangi Anda berkembang? Apakah Anda membutuhkan tantangan yang lebih sulit? Jika ya, sudah saatnya Anda menyebarkan kembali curriculum vitae.
* Buntu solusi
Jika Anda merasa tak mampu menghadapi tantangan kerja, apakah atasan serta manajemen menawarkan beragam solusi untuk mendongkrak kinerja Anda? Bila mereka malah lebih berkutat pada kinerja Anda yang turun, tanpa melihat alasan yang mendasarinya, sebaiknya segera berkemas dan pindah kantor saja. Jika tidak, jangan berharap karier bakal berkembang.
* Tak profesional
Para atasan atau manajer yang tidak transparan dan menjalankan bisnis dengan tidak profesional akan sulit dipercaya bawahannya. Misalnya, dalam hal promosi dan penempatan orang.
Budaya perusahaan semacam ini lama-kelamaan akan memengaruhi performa dan kemampuan karyawan. Pasalnya, para pekerja menjadi resah dan bertanya-tanya tentang masa depan karier mereka di perusahaan tersebut. Jadi, jika Anda menjadi bagian dari sebuah organisasi yang penuh dengan permasalahan seperti di atas, rasanya tak salah untuk berpikir ulang tentang masa depan di perusahaan tersebut.
* Tak obyektif
Penghargaan atau reward semestinya bersifat kualitatif dan kuantitatif. Artinya, terukur sesuai standar, bukan semata emosional atau berdasarkan, “Kamu kayaknya enggak oke semester ini.” Jika Anda mengalami hal ini berulang kali, saatnya Anda angkat kaki dan pindah ke perusahaan atau bidang kerja yang lain.
* Tidak sesuai panggilan
Tak sedikit perusahaan, dalam hal ini manajemen perusahaan, yang tidak membiarkan karyawannya bekerja sesuai kemampuan. Padahal, bekerja sesuai panggilan jiwa ini menyumbang penuh kinerja maksimal karyawan. “Pengebirian” semacam ini akhirnya akan membuat karyawan tak lagi berpikir, bertindak, dan berinovasi sesuai kemampuan dan panggilan jiwa mereka.
Akibatnya, perusahaan terancam kehilangan para karyawan berbakat yang bekerja penuh passion dan semangat. Bagaimana tidak kabur jika seorang karyawan marketing yang sangat kreatif dan menikmati pekerjaannya mendadak dipindahkan ke bagian administrasi yang kaku? Nah, bila Anda merasa tugas tidak sesuai “panggilan jiwa” dan tak ada solusi dari manajemen, saatnya bepikir untuk pindah pekerjaan.
* Passion hilang
Saat Anda tak lagi memiliki semangat pada pekerjaan, ini berarti Anda telah kehilangan passion. Padahal, passion sangat berpengaruh terhadap karier. Sama halnya dengan bentuk hubungan lain, saat tujuan bekerja lenyap, karier pun tak lagi berarti dalam hidup Anda.
Tanpa passion, bangun pukul 05.00 pagi dan berangkat ke kantor pukul 06.00 pagi, lalu berjibaku dengan kemacetan akan terasa sangat menyiksa. Padahal, kebahagiaan merupakan kunci supaya Anda mampu bekerja maksimal. Jika passion tak muncul lagi, barangkali inilah saatnya Anda memilih pindah kerja.
* Beda tujuan
Banyak karyawan yang mengaku betah dan bahagia bekerja, kini malah merasakan yang sebaliknya. Alasannya, selain penghasilan atau gaji, yang dirasa kurang adalah kebijakan manajemen yang tak sesuai. Akibatnya, beberapa di antara mereka ada yang tetap bertahan sambil mencoba mencari penghasilan tambahan. Tak sedikit pula karyawan yang mencari aktivitas atau pekerjaan lain yang mampu mengakomodasi tujuan mereka.
* Tak dianggap
Bagaimana Anda bisa tetap termotivasi jika kemampuan tak lagi dihargai? Saat atasan tak lagi memercayai potensi Anda dan tidak memberi kesempatan peningkatan karier, rasanya tak ada satu pun karyawan yang bakal loyal pada pekerjaannya.
Andaikan Anda tak punya pilihan lain selain bertahan, berikan penghargaan kepada diri sendiri dengan mengukur potensi dan kemampuan Anda. Ingat, sesulit apa pun kondisinya, Anda harus lebih menghargai diri sendiri!
* Tidak berkembang
Jika Anda merasa bosan, tidak puas, dan merasa tak bisa menyalurkan kemampuan di kantor, ada baiknya Anda menilai kembali karier Anda. Misalnya, apakah Anda berada di zona nyaman yang malah menghalangi Anda berkembang? Apakah Anda membutuhkan tantangan yang lebih sulit? Jika ya, sudah saatnya Anda menyebarkan kembali curriculum vitae.
* Buntu solusi
Jika Anda merasa tak mampu menghadapi tantangan kerja, apakah atasan serta manajemen menawarkan beragam solusi untuk mendongkrak kinerja Anda? Bila mereka malah lebih berkutat pada kinerja Anda yang turun, tanpa melihat alasan yang mendasarinya, sebaiknya segera berkemas dan pindah kantor saja. Jika tidak, jangan berharap karier bakal berkembang.
* Tak profesional
Para atasan atau manajer yang tidak transparan dan menjalankan bisnis dengan tidak profesional akan sulit dipercaya bawahannya. Misalnya, dalam hal promosi dan penempatan orang.
Budaya perusahaan semacam ini lama-kelamaan akan memengaruhi performa dan kemampuan karyawan. Pasalnya, para pekerja menjadi resah dan bertanya-tanya tentang masa depan karier mereka di perusahaan tersebut. Jadi, jika Anda menjadi bagian dari sebuah organisasi yang penuh dengan permasalahan seperti di atas, rasanya tak salah untuk berpikir ulang tentang masa depan di perusahaan tersebut.
* Tak obyektif
Penghargaan atau reward semestinya bersifat kualitatif dan kuantitatif. Artinya, terukur sesuai standar, bukan semata emosional atau berdasarkan, “Kamu kayaknya enggak oke semester ini.” Jika Anda mengalami hal ini berulang kali, saatnya Anda angkat kaki dan pindah ke perusahaan atau bidang kerja yang lain.
* Tidak sesuai panggilan
Tak sedikit perusahaan, dalam hal ini manajemen perusahaan, yang tidak membiarkan karyawannya bekerja sesuai kemampuan. Padahal, bekerja sesuai panggilan jiwa ini menyumbang penuh kinerja maksimal karyawan. “Pengebirian” semacam ini akhirnya akan membuat karyawan tak lagi berpikir, bertindak, dan berinovasi sesuai kemampuan dan panggilan jiwa mereka.
Akibatnya, perusahaan terancam kehilangan para karyawan berbakat yang bekerja penuh passion dan semangat. Bagaimana tidak kabur jika seorang karyawan marketing yang sangat kreatif dan menikmati pekerjaannya mendadak dipindahkan ke bagian administrasi yang kaku? Nah, bila Anda merasa tugas tidak sesuai “panggilan jiwa” dan tak ada solusi dari manajemen, saatnya bepikir untuk pindah pekerjaan.
No comments:
Post a Comment