Kompas.com - Beberapa hari lalu, tersiar berita yang menyatakan bahwa Departemen Pertahanan Amerika Serikat akan segera menjalankan sistem manajemen baru berbasiskan mobile, termasuk smartphone dan tablet.
Untuk mendukung sistem tersebut, pihak Pentagon telah menyiapkan sekitar 100.000 perangkat mobile, dengan 80.000 di antaranya adalah produk buatan BlackBerry.
Para pengamat dan media asing pada awalnya berasumsi bahwa pihak Departemen Pertahanan AS membeli 80.000 ponsel baru dari pihak BlackBerry.
Pertanyaannya, apakah Pentagon benar-benar membeli perangkat BlackBerry sebanyak itu? Ternyata, seperti dikutip dari The Verge, Jumat (24/1/2014), jawabannya adalah tidak.
Menurut pengakuan pihak Departemen Keamanan, perangkat BlackBerry tersebut ternyata sudah dimiliki sejak lama. Hingga saat ini, Pentagon belum memutuskan untuk membeli perangkat baru.
"Sama sekali tidak ada pesanan untuk perangkat BlackBerry baru. Dalam siaran pers sebelumnya, tidak disebutkan ada perangkat (BlackBerry) yang dibeli. Sekitar 80.000 BlackBerry dan 1.800 perangkat non-BlackBerry yang disebutkan sebelumnya merupakan perangkat warisan di dalam inventoris Departemen Keamanan," ungkap pihak Pentagon.
Asumsi yang salah itu sebenarnya sempat membuat saham milik perusahaan asal Kanada tersebut melambung. Di awal minggu, saham mereka dijual dengan harga 9 dollar AS per lembarnya.
Berkat ada asumsi tersebut, harganya mulai melambung ke level 11 dollar AS. Namun, menurut pengamatan KompasTekno, harga saham BlackBerry mulai menunjukkan level penurunan ke angka 10,2 dollar AS per Jumat (24/1/2014).
Untuk mendukung sistem tersebut, pihak Pentagon telah menyiapkan sekitar 100.000 perangkat mobile, dengan 80.000 di antaranya adalah produk buatan BlackBerry.
Para pengamat dan media asing pada awalnya berasumsi bahwa pihak Departemen Pertahanan AS membeli 80.000 ponsel baru dari pihak BlackBerry.
Pertanyaannya, apakah Pentagon benar-benar membeli perangkat BlackBerry sebanyak itu? Ternyata, seperti dikutip dari The Verge, Jumat (24/1/2014), jawabannya adalah tidak.
Menurut pengakuan pihak Departemen Keamanan, perangkat BlackBerry tersebut ternyata sudah dimiliki sejak lama. Hingga saat ini, Pentagon belum memutuskan untuk membeli perangkat baru.
"Sama sekali tidak ada pesanan untuk perangkat BlackBerry baru. Dalam siaran pers sebelumnya, tidak disebutkan ada perangkat (BlackBerry) yang dibeli. Sekitar 80.000 BlackBerry dan 1.800 perangkat non-BlackBerry yang disebutkan sebelumnya merupakan perangkat warisan di dalam inventoris Departemen Keamanan," ungkap pihak Pentagon.
Asumsi yang salah itu sebenarnya sempat membuat saham milik perusahaan asal Kanada tersebut melambung. Di awal minggu, saham mereka dijual dengan harga 9 dollar AS per lembarnya.
Berkat ada asumsi tersebut, harganya mulai melambung ke level 11 dollar AS. Namun, menurut pengamatan KompasTekno, harga saham BlackBerry mulai menunjukkan level penurunan ke angka 10,2 dollar AS per Jumat (24/1/2014).
No comments:
Post a Comment