Ilustrasi |
Detik.com - Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae ) mati saat hendak dipindahkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dengan pesawat Garuda Indonesia ke Surabaya. Pesawat yang membawa harimau malang itu sempat transit ke Medan sebelum akhirnya harimau itu dibawa lagi ke Aceh.
"(Ditemukan mati) pukul 12-an, Selasa (2/10/12) kemarin di Medan pas transit," jelas Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Sumarto Suharno di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/12).
Kematian harimau yang berkategori langka ini sangat disayangkan berbagai pihak. Sumarto menjelaskan ada ketidakwajaran dalam kematian harimau itu.
"Pada waktu ganti pesawat petugas yang dari bandara Aceh tidak tahu kalau hewan itu dikembalikan lagi," terangnya.
Sumarto mengaku petugasnya sudah menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) pemindahan satwa dengan benar. Kini pihak Kemenhut sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab matinya harimau tersebut.
"Nanti kita lihat (penjelasan) dari Dirut Garuda, kan (kita) sudah sesuai prosedur. Tapi nanti kan ada penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh penyidik PNS Kemenhut," jelasnya.
Apakah ada salah mekanisme di pihak pengangkut?
"Yang jelas ada yang salah mekanisme. Karena kasus ini bukan yang pertama kali, kebetulan sebelumnya ada yang mati tahun 2008 yaitu primata dari Indonesia ke Jepang. Pada tahun 2010 harimau dari Yogya ke Sumatera Barat (mati)," jawab Sumarto. Harimau itu sejatinya hendak ditempatkan di area konservasi Jatim Park II di Kota Batu, Jawa Timur.
Harimau sumatera termasuk jenis yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No 7/1999. Status konservasi harimau sumatera berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) dikategorikan terancam punah.
"(Ditemukan mati) pukul 12-an, Selasa (2/10/12) kemarin di Medan pas transit," jelas Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Sumarto Suharno di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/12).
Kematian harimau yang berkategori langka ini sangat disayangkan berbagai pihak. Sumarto menjelaskan ada ketidakwajaran dalam kematian harimau itu.
"Pada waktu ganti pesawat petugas yang dari bandara Aceh tidak tahu kalau hewan itu dikembalikan lagi," terangnya.
Sumarto mengaku petugasnya sudah menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) pemindahan satwa dengan benar. Kini pihak Kemenhut sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab matinya harimau tersebut.
"Nanti kita lihat (penjelasan) dari Dirut Garuda, kan (kita) sudah sesuai prosedur. Tapi nanti kan ada penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh penyidik PNS Kemenhut," jelasnya.
Apakah ada salah mekanisme di pihak pengangkut?
"Yang jelas ada yang salah mekanisme. Karena kasus ini bukan yang pertama kali, kebetulan sebelumnya ada yang mati tahun 2008 yaitu primata dari Indonesia ke Jepang. Pada tahun 2010 harimau dari Yogya ke Sumatera Barat (mati)," jawab Sumarto. Harimau itu sejatinya hendak ditempatkan di area konservasi Jatim Park II di Kota Batu, Jawa Timur.
Harimau sumatera termasuk jenis yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No 7/1999. Status konservasi harimau sumatera berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) dikategorikan terancam punah.
No comments:
Post a Comment