Kompas.com - Subaru terancam menghadapi tuntutan hukum melalui Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action) dari konsumen di Amerika Serikat (AS). Para konsumen merasa dirugikan karena mobilnya mengonsumsi oli mesin lebih banyak dari normal.
Tuntutan dilayangkan Keith Yaeger, konsumen di California yang memiliki Forester lansiran 2014 dan Michael Schuler, dari Florida, pemilik Outback 2013. Kedua mobil ini menggunakan mesin 2.0 liter Boxer, yang juga dimiliki oleh Legacy.
Dalam tuntutan, kedua konsumen menganggap penggunaan oli mesin di mobilnya cenderung lebih banyak dan di luar kebiasaan. Mereka juga menyatakan, Subaru menolak memperbaiki masalah ini, justru membebani konsumen dengan biaya perbaikan yang mahal.
Konsumen penuntut juga menyatakan akan mengurungkan niat untuk membeli Subaru, atau rela membayar lebih murah dari harga semestinya jika mengetahui permasalahan ini. Mereka harus dibebani dengan siklus pembelian oli yang cepat. Bahkan, mengaku harus merogoh kocek sampai 8.000 dollar AS (Rp 91,9 juta) untuk biaya perbaikan atas masalah ini.
Komponen lain
Mereka juga harus memperbaiki komponen lain yang terkait, seperti sensor oksigen, catalytic converter, dan busi. Tuntutan ini menganggap permasalahan ini terkait masalah keselamatan, karena mesin bisa beropotensi tiba-tiba mati seketika dalam kondisi berkendara atau kecepataan tertentu. Class Action ini diajukan di Pengadilan Tinggi di Camden, New Jersey, AS.
Michael McHale, juru bicara Subaru mengatakan sudah mengetahui permasalahan ini. "Kami percaya kalau konsumsi oli dari kendaraan kami masih dalam batas wajar. Kami terus berupaya mengurangi konsumsi komponen, seperti oli, yang dibutuhkan kendaraan untuk beroperasi. Kami juga sudah bekerja sama dengan konsumen terkait masalah ini," jelas McHale.
Tuntutan dilayangkan Keith Yaeger, konsumen di California yang memiliki Forester lansiran 2014 dan Michael Schuler, dari Florida, pemilik Outback 2013. Kedua mobil ini menggunakan mesin 2.0 liter Boxer, yang juga dimiliki oleh Legacy.
Dalam tuntutan, kedua konsumen menganggap penggunaan oli mesin di mobilnya cenderung lebih banyak dan di luar kebiasaan. Mereka juga menyatakan, Subaru menolak memperbaiki masalah ini, justru membebani konsumen dengan biaya perbaikan yang mahal.
Konsumen penuntut juga menyatakan akan mengurungkan niat untuk membeli Subaru, atau rela membayar lebih murah dari harga semestinya jika mengetahui permasalahan ini. Mereka harus dibebani dengan siklus pembelian oli yang cepat. Bahkan, mengaku harus merogoh kocek sampai 8.000 dollar AS (Rp 91,9 juta) untuk biaya perbaikan atas masalah ini.
Komponen lain
Mereka juga harus memperbaiki komponen lain yang terkait, seperti sensor oksigen, catalytic converter, dan busi. Tuntutan ini menganggap permasalahan ini terkait masalah keselamatan, karena mesin bisa beropotensi tiba-tiba mati seketika dalam kondisi berkendara atau kecepataan tertentu. Class Action ini diajukan di Pengadilan Tinggi di Camden, New Jersey, AS.
Michael McHale, juru bicara Subaru mengatakan sudah mengetahui permasalahan ini. "Kami percaya kalau konsumsi oli dari kendaraan kami masih dalam batas wajar. Kami terus berupaya mengurangi konsumsi komponen, seperti oli, yang dibutuhkan kendaraan untuk beroperasi. Kami juga sudah bekerja sama dengan konsumen terkait masalah ini," jelas McHale.
No comments:
Post a Comment