Otomotifnet.com - Mendengar kata Low MPV, sebagian dari anda mungkin akan memikirkan sosok kendaraan dengan fitur dan kenyamanan yang ala kadarnya. Namun stereotip tersebut sanggup terhapus kala kami mencicipi kemampuan Chevrolet Spin 1.5 LTZ pada pekan ini.
Bukan sekedar pengujian dalam kota, melainkan pengujian luar kota dengan rute Solo-Jogja-Solo dengan beragam kondisi jalan. Bagaimana impresinya? Yuk, lanjut.
Dari sisi eksterior, Spin 1.5 LTZ hadir dengan desain mewah dan segar. Terlihat dari aplikasi split gril khas Chevrolet. Serta bentuk bumper depan yang memiliki efek aerokit, seolah mobil 7-seater ini sudah mengaplikasi bodi kit.
Bukan sekedar pengujian dalam kota, melainkan pengujian luar kota dengan rute Solo-Jogja-Solo dengan beragam kondisi jalan. Bagaimana impresinya? Yuk, lanjut.
Dari sisi eksterior, Spin 1.5 LTZ hadir dengan desain mewah dan segar. Terlihat dari aplikasi split gril khas Chevrolet. Serta bentuk bumper depan yang memiliki efek aerokit, seolah mobil 7-seater ini sudah mengaplikasi bodi kit.
Garis bodi Spin 1.5 LTZ terlihat tegas dan minimalis, sehingga kesan kokoh dapat terlihat jelas. Apalagi tipe ini telah mengandalkan roof rail dengan aksen silver yang cukup terlihat sporty. Masih kurang? Lihat desain pelek 15-incinya, dengan delapan palang model kipas menjadikannya lebih elok dilihat.
Tak sabar untuk mengujinya, kami langsung masuk ke kabin. Di dalam, terlihat jelas nuansa modern berkat aplikasi dual cockpit design khas Chevrolet pada baris depan. Sayangnya, setir palang tiganya masih belum terintegrasi dengan tombol audio, atau sistem Bluetooth yang sudah tertanam di headunit-nya.
Oiya, buat yang baru mencoba, posisi pedal pada Spin 1.5 LTZ terbilang cukup rapat. Tapi setelah beberapa menit adaptasi, pasti sudah terbiasa. Sementara tombol spion elektrik tertanam di pilar A, bukan di sisi pintu layaknya para kompetitor.
Tak sabar untuk mengujinya, kami langsung masuk ke kabin. Di dalam, terlihat jelas nuansa modern berkat aplikasi dual cockpit design khas Chevrolet pada baris depan. Sayangnya, setir palang tiganya masih belum terintegrasi dengan tombol audio, atau sistem Bluetooth yang sudah tertanam di headunit-nya.
Oiya, buat yang baru mencoba, posisi pedal pada Spin 1.5 LTZ terbilang cukup rapat. Tapi setelah beberapa menit adaptasi, pasti sudah terbiasa. Sementara tombol spion elektrik tertanam di pilar A, bukan di sisi pintu layaknya para kompetitor.
Mulai nyalakan mesin, di sini keheningan kabin Spin 1.5 LTZ terbukti baik. Dimana suara mesin 1.5 liter DOHC Dual VVT-i di luar tidak masuk ke dalam, sehingga sistem audio dapat dinikmati secara optimal.
Masuk ke posisi gigi D, tarikan awal berat meski tak ada sentakan atau overpower. Namun, untuk kondisi jalanan kota besar, posisi gigi D sudah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan perjalanan sekeluarga.
Dalam kondisi macet, ukuran bodi Spin 1.5 LTZ yang kompak terbukti asyik diajak meliuk. Sedangkan ukuran radius putarnya cukup pendek. Sayangnya, ukuran pilar A masih cukup tebal, jadi mesti waspada kala belok secara patah, atau parkir.
Masuk ke posisi gigi D, tarikan awal berat meski tak ada sentakan atau overpower. Namun, untuk kondisi jalanan kota besar, posisi gigi D sudah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan perjalanan sekeluarga.
Dalam kondisi macet, ukuran bodi Spin 1.5 LTZ yang kompak terbukti asyik diajak meliuk. Sedangkan ukuran radius putarnya cukup pendek. Sayangnya, ukuran pilar A masih cukup tebal, jadi mesti waspada kala belok secara patah, atau parkir.
Masuk wilayah luar kota, inilah saat yang tepat untuk mencicipi transmisi Tiptronic 6-speed yang digadang-gadang sebagai pertama di kelasnya. Pindahkan tuas ke posisi M, dan mainkan posisi gear dengan tombol yang terdapat di sisi knob. Mirip milik saudara hatchback-nya, Aveo.
Sebagai pengusung mode manual, sensasi yang diberikan cukup menyenangkan. Namun masih lebih mengutamakan kenyamanan penumpang ketimbang gaharnya performa mesin bertenaga 106 dk dan torsi 141 Nm tersebut yang terbilang pas-pasan.
Setelah pengujian, kami rasa mobil dengan harga Rp 178,7 juta yang juga menawarkan fitur keselamatan SRS airbag, ABD dan EBD ini bisa dilirik sebagai alternatif Low MPV. Terutama buat keluarga yang menginginkan desain mewah dan fitur yang lengkap, namun dengan harga yang kompetitif.
Sebagai pengusung mode manual, sensasi yang diberikan cukup menyenangkan. Namun masih lebih mengutamakan kenyamanan penumpang ketimbang gaharnya performa mesin bertenaga 106 dk dan torsi 141 Nm tersebut yang terbilang pas-pasan.
Setelah pengujian, kami rasa mobil dengan harga Rp 178,7 juta yang juga menawarkan fitur keselamatan SRS airbag, ABD dan EBD ini bisa dilirik sebagai alternatif Low MPV. Terutama buat keluarga yang menginginkan desain mewah dan fitur yang lengkap, namun dengan harga yang kompetitif.
No comments:
Post a Comment