Dec 27, 2010

Durian dalam Sepotong Muffin

Kompas.com - Durian biasanya amat dicinta atau justru amat dibenci. Padahal, banyak alternatif untuk menikmati durian tanpa langsung dari buahnya. Salah satunya melalui berbagai penganan dari bahan durian.

Dahulu, mungkin penganan olahan dari durian yang kita kenal sebatas lempok atau dodol. Selain itu, si raja buah ini sebenarnya juga dapat diolah menjadi aneka macam penganan lezat. Memang belum banyak toko kue yang fokus mengolah durian menjadi aneka penganan. Namun, ada satu tempat representatif yang bisa kita tengok, yaitu Toko Kue Ulliko di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Yohannes, pendiri Ulliko sejak tahun 1999, bercerita, awalnya dirinya hanya membuat kue-kue tradisional berbasis durian, seperti talam, dadar gulung, serabi, ketan, lempok, dan bolu kukus. Namun, karena tuntutan untuk terus berkreasi , Yohannes akhirnya mengolah durian menjadi beberapa aneka penganan lain, seperti muffin, pancake, dan kue sus.

Meski jenis camilannya cukup banyak, Ulliko sebenarnya mengandalkan dua olahan dasar untuk menjadi berbagai camilan berbasis durian, yaitu vla dan kinca. Vla dibuat dari bahan telur, gula, susu, tepung maizena, dan tentu saja durian.

Penganan yang memakai vla adalah pancake, dadar gulung, dan kue sus yang terdiri atas tiga varian, yaitu kue sus biasa serta kue sus dengan lapisan krim cokelat dan keju di atasnya. Sus berlapis krim keju, yang menjadi salah satu favorit konsumen, punya rasa cukup unik. Saat gigitan kue ini masuk ke mulut, rasa asin dari krim keju akan terasa di langit-langit mulut, berpadu dengan rasa manis yang muncul dari vla.

Muffin durian juga berisi vla durian. Muffin ini paling cocok dinikmati bersama kopi hitam panas. Ketika tergigit bagian tengah muffin yang berisi vla durian, lalu menyeruput kopi hitam panas, kenikmatan pun menggelontor di kerongkongan.

Keinginan Yohanes mempertahankan rasa asli durian di antaranya ada pada kinca. Kuah durian yang terbuat dari gula merah dan santan ini ditambah durian yang dipotong kasar hingga daging buahnya bisa kita nikmati saat menyantap serabi dan ketan.

Keaslian durian juga bisa dilihat pada seratnya yang terdapat dalam talam. Ini karena duriannya tidak diblender saat diolah dengan bahan lain, seperti terigu, gula, santan, dan singkong. Singkong ini dipakai untuk mendapat tekstur yang elastis pada lapisan luar talam.

”Perlu percobaan tiga kali untuk membuat talam seperti itu. Untuk dadar gulung, saya bahkan sampai mengulangnya tujuh kali untuk mendapat kulit yang lembut dan elastis,” kata Yohanes.

Dari kaki Lima

Jajanan dari kaki lima yang mengolah durian juga bisa kita nikmati dalam bentuk martabak. Di Jakarta sendiri, martabak durian belum begitu mewabah, seperti martabak cokelat, keju, dan telur. Namun, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, kita bisa menemukan martabak durian dengan variasi beragam. Lokasi tepatnya berada di samping Kentucky Fried Chicken (KFC) Cikini. Martabak ini baru mulai beroperasi sekitar pukul 17.00 hingga larut malam.

Uniknya, martabak durian yang dibuatnya amat variatif. Mulai dari martabak durian polos, dengan keju, cokelat, kacang tanah, kacang mede, wijen, hingga stroberi.

”Kami lebih sering pakai durian montong karena dagingnya lebih banyak,” kata Imam, pengelola martabak durian yang dimiliki oleh Slamet (40) asal Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah.

Pembuatan martabak durian pada dasarnya sama dengan martabak manis lainnya. Ketika daging martabak telah matang, daging durian tanpa campuran dioles di permukaan dalam martabak. Lalu ditaburkan kacang atau variasi lain, seperti wijen, cokelat beras, keju, atau selai stroberi.

Jika menyukai sentuhan legit dan gurih, martabak durian kacang tanah atau kacang mede bisa menjadi pilihan pas. Kacang mede yang ditaburkan adalah kacang mede goreng yang utuh. Sensasi rasanya cukup memabukkan. ”Hm, yummy!” seru Isyana (27), seorang pembeli yang langsung melahap sepotong martabak durian yang baru dipotong-potong.

No comments:

Post a Comment