Kompas.com - Keluarga korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh pada Selasa (30/6/2015) sempat dibuat panik. Mereka yang sedang berada di Lanud Soewondo, Medan, terkejut akibat munculnya percikan api dari pesawat pembawa jenazah. Pesawat Hercules C-130 dengan nomor registrasi A-1321 yang akan membawa delapan jenazah ke Pekanbaru itu akhirnya gagal terbang.
Keluarga korban yang rencananya ikut mengantar sempat melihat ada percikan api di bawah bangku pilot. Dengan panik dan ketakutan, mereka keluar dari pesawat.
Saksi mata, Vanesya Romina Sembiring, mengatakan, saat pesawat mulai dihidupkan terdengar suara mesin yang tidak biasa dan terlihat percikan api dari tangga menuju ruang kemudi pilot. Melihat adanya percikan api, petugas yang berada di dalam pesawat langsung menyuruh para keluarga yang ada di dalam pesawat untuk segera keluar dari pesawat.
"Tadi kami sudah di dalam pesawat, pas pesawat mulai dihidupkan, tiba-tiba kami rasa ada yang aneh. Terus salah satu dari kami melihat di dekat ruang kemudi ada seperti percikan api. Karena kaget serta panik, petugas TNI AU yang ada di dalam pesawat langsung menyuruh kami keluar," kata Romina.
Akibat peristiwa ini, pesawat gagal terbang dan diganti dengan pesawat CN 295 yang berangkat pukul 09.30 WIB tadi. Rencananya, delapan jenazah yang sudah bersemayam satu malam di Hanggar Soewondo, Medan, tersebut akan diberangkatkan ke Pekanbaru Ranai dan Malang pada pukul 07.30 WIB. (Baca juga: Hercules Rusak, Pengiriman Jenazah Korban Sempat Tertunda)
Insiden biasa
Menanggapi peristiwa ini, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) I Marsekal Muda Agus Dwi Putranto mengakui memang ada insiden yang membuat keluarga korban sempat terkejut dan panik. Marsda Agus Dwi Putranto yang rencananya ikut terbang dengan pesawat Hercules itu pun menganggap itu sebagai peristiwa biasa.
"Ini kejadian biasa, tidak parah. Namanya hari-hari dalam misi pesawat apa pun bisa terjadi. Ada sistem yang mengalami kelainan. Kalau ada kelainan, lebih baik ditunda berangkat. Sudah dicek, tidak ada tanda-tanda. Namanya pesawat, ya begitulah sebelum start bisa terjadi," kata Agus, Jumat (3/7/2015).
Pesawat Hercules C-130 dengan nomor penerbangan A-1321 itu rencananya akan mengantarkan delapan korban pesawat ke Lanud Rusmin Nurjadin, Pekanbaru, Ranai Natuna, dan Lanud Abdurrahman Saleh, Malang.
Akibat insiden tersebut, keberangkatan jenazah dan keluarganya harus menunggu pesawat CN-294 yang tengah menuju Lanud Soewondo, Medan.
Hercules A-1321 ini adalah jenis pesawat yang sama dengan Hercules yang jatuh dan menimpa bangunan di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa siang lalu.
Berikut nama-nama korban yang diberangkatkan dengan pesawat pengganti Hercules CN-295:
1. Wahyu Rezqi Fitra, mahasiswa baru Universitas Riau yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
2. Robianto, mahasiswa baru Universitas Hang Tuah Pekanbaru yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
3. Roslina Wati, ibu Robianto yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
4. Indriana Br Sembiring yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
5. Anggi, mahasiswa di Pekanbaru yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
6. Reski Budi Perkasa, mahasiswa, Pekanbaru.
7. Rinaldi Wahyu, Pekanbaru.
8. Erni Br Sembiring, Malang.
Keluarga korban yang rencananya ikut mengantar sempat melihat ada percikan api di bawah bangku pilot. Dengan panik dan ketakutan, mereka keluar dari pesawat.
Saksi mata, Vanesya Romina Sembiring, mengatakan, saat pesawat mulai dihidupkan terdengar suara mesin yang tidak biasa dan terlihat percikan api dari tangga menuju ruang kemudi pilot. Melihat adanya percikan api, petugas yang berada di dalam pesawat langsung menyuruh para keluarga yang ada di dalam pesawat untuk segera keluar dari pesawat.
"Tadi kami sudah di dalam pesawat, pas pesawat mulai dihidupkan, tiba-tiba kami rasa ada yang aneh. Terus salah satu dari kami melihat di dekat ruang kemudi ada seperti percikan api. Karena kaget serta panik, petugas TNI AU yang ada di dalam pesawat langsung menyuruh kami keluar," kata Romina.
Akibat peristiwa ini, pesawat gagal terbang dan diganti dengan pesawat CN 295 yang berangkat pukul 09.30 WIB tadi. Rencananya, delapan jenazah yang sudah bersemayam satu malam di Hanggar Soewondo, Medan, tersebut akan diberangkatkan ke Pekanbaru Ranai dan Malang pada pukul 07.30 WIB. (Baca juga: Hercules Rusak, Pengiriman Jenazah Korban Sempat Tertunda)
Insiden biasa
Menanggapi peristiwa ini, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) I Marsekal Muda Agus Dwi Putranto mengakui memang ada insiden yang membuat keluarga korban sempat terkejut dan panik. Marsda Agus Dwi Putranto yang rencananya ikut terbang dengan pesawat Hercules itu pun menganggap itu sebagai peristiwa biasa.
"Ini kejadian biasa, tidak parah. Namanya hari-hari dalam misi pesawat apa pun bisa terjadi. Ada sistem yang mengalami kelainan. Kalau ada kelainan, lebih baik ditunda berangkat. Sudah dicek, tidak ada tanda-tanda. Namanya pesawat, ya begitulah sebelum start bisa terjadi," kata Agus, Jumat (3/7/2015).
Pesawat Hercules C-130 dengan nomor penerbangan A-1321 itu rencananya akan mengantarkan delapan korban pesawat ke Lanud Rusmin Nurjadin, Pekanbaru, Ranai Natuna, dan Lanud Abdurrahman Saleh, Malang.
Akibat insiden tersebut, keberangkatan jenazah dan keluarganya harus menunggu pesawat CN-294 yang tengah menuju Lanud Soewondo, Medan.
Hercules A-1321 ini adalah jenis pesawat yang sama dengan Hercules yang jatuh dan menimpa bangunan di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa siang lalu.
Berikut nama-nama korban yang diberangkatkan dengan pesawat pengganti Hercules CN-295:
1. Wahyu Rezqi Fitra, mahasiswa baru Universitas Riau yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
2. Robianto, mahasiswa baru Universitas Hang Tuah Pekanbaru yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
3. Roslina Wati, ibu Robianto yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
4. Indriana Br Sembiring yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
5. Anggi, mahasiswa di Pekanbaru yang akan dibawa ke Ranai, Natuna.
6. Reski Budi Perkasa, mahasiswa, Pekanbaru.
7. Rinaldi Wahyu, Pekanbaru.
8. Erni Br Sembiring, Malang.
No comments:
Post a Comment