Detik.com - Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengirim surat protes ke Komisi V DPR soal musibah Sukhoi. Apa saja isi surat itu?
Surat tertanggal 18 Mei 2012 ini diteken oleh Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander A Ivanov. Seperti yang diperoleh detikcom, Senin (28/5/2012).
Berikut poin penting dalam surat tersebut:
Kedutaan Rusia menyebut Marwan Jafar membuat kesimpulan keliru mengenai industri penerbangan Rusia. Contohnya mengenai sebuah berita bahwa pesawat Sukhoi tidak recommended karena Rusia tak punya pengalaman dalam membuat pesawat jet komersial. Menurut kedutaan Rusia pendapat tersebut tidak profesional karena industri pesawat komersil Rusia telah dikembangkan sejak tahun 1920 dengan sejumlah perusahaan terkemuka seperti Ilyushin, Tupolev, Sukhoi, dan lainnya.
Kedutaan Rusia juga mempermasalahkan pernyataan Marwan bahwa terkait proses pengungkapan data Blackbox pesawat Sukhoi Superjet 100, Rusia hanya menunggu investigasi. Menurutnya, telah ada kesepakatan kerjasama antara Presiden Rusia Putin dengan Presiden SBY terkait penanganan musibah Sukhoi yang melibatkan tim SAR rusia, tim ahli forensik dan tim lain yang diabaikan Marwan.
Kedutaan Rusian kemudian meminta Komisi V DPR tidak memberikan penjelasan yang keliru lagi terkait persoalan yang merendahkan industri penerbangan Rusia dan kerjasama Rusia dalam penanganan musibah Sukhoi.
Kedubes Rusia menegaskan bahwa kerjasama Rusia-Indonesia dalam penanganan musibah Sukhoi masih berlanjut. Pimpinan Komisi V diminta mengingatkan agar masalah yang sama tak terulang lagi.
Surat tertanggal 18 Mei 2012 ini diteken oleh Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander A Ivanov. Seperti yang diperoleh detikcom, Senin (28/5/2012).
Berikut poin penting dalam surat tersebut:
Kedutaan Rusia menyebut Marwan Jafar membuat kesimpulan keliru mengenai industri penerbangan Rusia. Contohnya mengenai sebuah berita bahwa pesawat Sukhoi tidak recommended karena Rusia tak punya pengalaman dalam membuat pesawat jet komersial. Menurut kedutaan Rusia pendapat tersebut tidak profesional karena industri pesawat komersil Rusia telah dikembangkan sejak tahun 1920 dengan sejumlah perusahaan terkemuka seperti Ilyushin, Tupolev, Sukhoi, dan lainnya.
Kedutaan Rusia juga mempermasalahkan pernyataan Marwan bahwa terkait proses pengungkapan data Blackbox pesawat Sukhoi Superjet 100, Rusia hanya menunggu investigasi. Menurutnya, telah ada kesepakatan kerjasama antara Presiden Rusia Putin dengan Presiden SBY terkait penanganan musibah Sukhoi yang melibatkan tim SAR rusia, tim ahli forensik dan tim lain yang diabaikan Marwan.
Kedutaan Rusian kemudian meminta Komisi V DPR tidak memberikan penjelasan yang keliru lagi terkait persoalan yang merendahkan industri penerbangan Rusia dan kerjasama Rusia dalam penanganan musibah Sukhoi.
Kedubes Rusia menegaskan bahwa kerjasama Rusia-Indonesia dalam penanganan musibah Sukhoi masih berlanjut. Pimpinan Komisi V diminta mengingatkan agar masalah yang sama tak terulang lagi.
No comments:
Post a Comment