Kompas.com - Untuk pertama kali sejak 1970, Jepang bebas pasokan listrik dari tenaga nuklir. Hari Sabtu (5/5/2012), Jepang memulai proses pemadaman reaktor nuklir pembangkit listrik terakhir yang masih aktif di negara itu.
Perusahaan energi listrik Hokkaido Electric Power Co, memulai proses pemadaman reaktor sebagai prosedur perawatan rutin di PLTN Tomari di bagian utara Jepang pada pukul 17.00 (15.00 WIB) hari ini. Batang-batang kendali mulai dimasukkan ke bagian inti reaktor, untuk mulai menghentikan reaksi berantai nuklir.
Pada Minggu pagi, seluruh proses "pemadaman dingin" di reaktor berkapasitas 912 megawatt itu diharapkan sudah selesai. Dengan pemadaman PLTN Tomari ini, maka seluruh reaktor nuklir pembangkit listrik di Jepang telah dipadamkan, menyusul bencana yang melanda PLTN Fukushima Daiichi, tahun lalu.
Kebocoran radiasi yang terjadi di PLTN Fukushima Daiichi, akibat terjangan tsunami 11 Maret 2011 telah membuat rakyat Jepang kehilangan kepercayaan terhadap keselamatan PLTN. Sejak peristiwa itu, reaktor-reaktor di seluruh Jepang yang sudah dipadamkan sebelumnya untuk menjalani perawatan rutin, belum diizinkan diaktifkan kembali.
Padahal, sekitar 30 persen pasokan listrik di Jepang berasal dari PLTN.
Hilangnya pasokan listrik PLTN ini memicu kekhawatiran kekurangan daya pada musim panas nanti, saat semua bangunan akan menyalakan mesin pendingin ruangan yang membutuhkan daya listrik besar.
Menteri Perdagangan Jepang Yukio Edano dan tiga menteri lain telah berusaha mencari dukungan publik, untuk mengaktifkan kembali dua reaktor nuklir di PLTN Ohi milik Kansai Electric Power guna menghindari kekurangan pasokan listrik pada musim panas. Namun, publik Jepang masih menentang rencana itu.
Jepang adalah negara yang miskin sumber daya alam untuk pembangkitan listrik, tetapi memiliki kebutuhan yang sangat besar akan listrik untuk menggerakkan ekonomi dan kehidupan sehari-hari rakyatnya.
Perusahaan energi listrik Hokkaido Electric Power Co, memulai proses pemadaman reaktor sebagai prosedur perawatan rutin di PLTN Tomari di bagian utara Jepang pada pukul 17.00 (15.00 WIB) hari ini. Batang-batang kendali mulai dimasukkan ke bagian inti reaktor, untuk mulai menghentikan reaksi berantai nuklir.
Pada Minggu pagi, seluruh proses "pemadaman dingin" di reaktor berkapasitas 912 megawatt itu diharapkan sudah selesai. Dengan pemadaman PLTN Tomari ini, maka seluruh reaktor nuklir pembangkit listrik di Jepang telah dipadamkan, menyusul bencana yang melanda PLTN Fukushima Daiichi, tahun lalu.
Kebocoran radiasi yang terjadi di PLTN Fukushima Daiichi, akibat terjangan tsunami 11 Maret 2011 telah membuat rakyat Jepang kehilangan kepercayaan terhadap keselamatan PLTN. Sejak peristiwa itu, reaktor-reaktor di seluruh Jepang yang sudah dipadamkan sebelumnya untuk menjalani perawatan rutin, belum diizinkan diaktifkan kembali.
Padahal, sekitar 30 persen pasokan listrik di Jepang berasal dari PLTN.
Hilangnya pasokan listrik PLTN ini memicu kekhawatiran kekurangan daya pada musim panas nanti, saat semua bangunan akan menyalakan mesin pendingin ruangan yang membutuhkan daya listrik besar.
Menteri Perdagangan Jepang Yukio Edano dan tiga menteri lain telah berusaha mencari dukungan publik, untuk mengaktifkan kembali dua reaktor nuklir di PLTN Ohi milik Kansai Electric Power guna menghindari kekurangan pasokan listrik pada musim panas. Namun, publik Jepang masih menentang rencana itu.
Jepang adalah negara yang miskin sumber daya alam untuk pembangkitan listrik, tetapi memiliki kebutuhan yang sangat besar akan listrik untuk menggerakkan ekonomi dan kehidupan sehari-hari rakyatnya.
No comments:
Post a Comment