Kompas.com - Badan regulasi obat Eropa, European Medicines Agency, dan Amerika Serikat, the US Food and Drug Administration, Kamis (23/9), mengumumkan, penjualan obat diabetes Avandia akan dibatasi secara ketat di AS serta dihentikan di Eropa.
Dokter di AS diizinkan meresepkan obat itu dengan pembatasan ketat. Sedangkan badan pengawas obat Eropa menyatakan, peredaran obat dihentikan dan akan ditarik dari pasar dalam beberapa bulan mendatang.
Obat dengan nama generik Rosiglitazone produksi perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK) itu disetujui FDA pada 1999 dan menjadi obat pencegah diabetes paling laris di dunia. Namun, penggunaan obat itu anjlok pada 2007 setelah dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
Awal September, badan pengawas obat Inggris menyatakan, sebuah panel ahli independen menyimpulkan, Avandia meningkatkan risiko serangan jantung dan merekomendasikan obat ditarik dari peredaran.
Profesor Kent Woods, Direktur the Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency, menyatakan, keselamatan pasien merupakan prioritas utama.
FDA pertahankan
Sebaliknya, FDA masih mempertahankan obat itu di pasaran meski ada tekanan dari para ahli, peneliti, dan politisi secara internasional agar obat ditarik dari pasaran.
Juli lalu, pemungutan suara sebuah panel ahli yang beranggotakan 33 orang menunjukkan, 20 ahli memilih mempertahankan Avandia. ”FDA mengambil tindakan ini untuk melindungi pasien setelah menimbang secara hati-hati manfaat dan risikonya untuk mendukung perawatan klinis,” kata Komisioner FDA Margaret Hamburg.
Pasien bisa mendapat Avandia jika kadar gula darahnya tak bisa dikontrol dengan obat lain. Dokter harus membuktikan apakah pasien layak mendapatkan obat itu dan wajib memberitahukan risikonya.
Dokter di AS diizinkan meresepkan obat itu dengan pembatasan ketat. Sedangkan badan pengawas obat Eropa menyatakan, peredaran obat dihentikan dan akan ditarik dari pasar dalam beberapa bulan mendatang.
Obat dengan nama generik Rosiglitazone produksi perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK) itu disetujui FDA pada 1999 dan menjadi obat pencegah diabetes paling laris di dunia. Namun, penggunaan obat itu anjlok pada 2007 setelah dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
Awal September, badan pengawas obat Inggris menyatakan, sebuah panel ahli independen menyimpulkan, Avandia meningkatkan risiko serangan jantung dan merekomendasikan obat ditarik dari peredaran.
Profesor Kent Woods, Direktur the Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency, menyatakan, keselamatan pasien merupakan prioritas utama.
FDA pertahankan
Sebaliknya, FDA masih mempertahankan obat itu di pasaran meski ada tekanan dari para ahli, peneliti, dan politisi secara internasional agar obat ditarik dari pasaran.
Juli lalu, pemungutan suara sebuah panel ahli yang beranggotakan 33 orang menunjukkan, 20 ahli memilih mempertahankan Avandia. ”FDA mengambil tindakan ini untuk melindungi pasien setelah menimbang secara hati-hati manfaat dan risikonya untuk mendukung perawatan klinis,” kata Komisioner FDA Margaret Hamburg.
Pasien bisa mendapat Avandia jika kadar gula darahnya tak bisa dikontrol dengan obat lain. Dokter harus membuktikan apakah pasien layak mendapatkan obat itu dan wajib memberitahukan risikonya.
No comments:
Post a Comment